Konservasi Hutan Gunung Mutis oleh Masyarakat Mollo, Nusa Tenggara Timur
View/ Open
Date
2015Author
Anna, Dewi Jully
Sunkar, Arzyana
Amanah, Siti
Metadata
Show full item recordAbstract
Ketergantungan masyarakat terhadap hutan akan menciptakan pola adaptasi lokal dalam mengelola hutan, sebagaimana banyak dijumpai pada suku-suku di Indonesia termasuk masyarakat Mollo di Provinsi Nusa Tenggara Timur. Masyarakat Mollo menggantungkan hidupnya pada hutan Gunung Mutis yang merupakan hutan homogen Ampupu (Eucalyptus urophylla) terbesar di Indonesia yang sebagian wilayahnya berstatus sebagai kawasan cagar alam. Sebagai kawasan hutan negara yang paling ketat pengelolaannya, cagar alam hanya diperuntukkan untuk penelitian, pendidikan, penyerapan karbon dan pemanfaatan plasma nutfah dalam rangka perlindungan dan pengawetan keanekaragaman hayati. Sedangkan sebagian aktifitas pemanfaatan sumberdaya alam oleh masyarakat Mollo dilakukan dalam hutan ini. Penelitian ini mengkaji sistem pengelolaan hutan Gunung Mutis oleh masyarakat Mollo dan upaya konservasinya. Data diperoleh dari studi literatur, wawancara dengan amaf sebagai informan kunci dan observasi lapang serta dianalisis secara kualitatif berdasarkan pendangan, nilai lokal, aturan adat serta aktivitas masyarakat didalam hutan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa walaupun aktivitas pemanfaatan sumberdaya alam dilakukan oleh masyarakat Mollo di dalam kawasan cagar alam, namun pemanfaatannya berlandaskan prinsip-prinsip konservasi: (1) Masyarakat Mollo menata wilayahnya sesuai fungsinya terutama untuk perlindungan sumberdaya air; (2) pengambilan madu di lakukan secara tradisional dan hanya di musim tertentu; dan (3) pengambilan ranting kayu Ampupu sebagai kayu bakar dapat membantu pertumbuhan anakan karena sifatnya yang intoleran.
Collections
- UT - Forest Products [2184]