Iradiasi Sinar Gamma pada Lima Genotipe Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz.) dan Pengujian Awal Stabilitas Mutan
Abstract
Ubi kayu (Manihot esculenta Crantz.) merupakan bahan pangan utama ketiga di Indonesia setelah padi dan jagung. Selain dimanfaatkan sebagai tanaman pangan (food) dan bahan baku berbagai macam industri, ubi kayu juga dimanfaatkan sebagai bahan pakan ternak (feed), dan bahan baku energi yang dapat diperbaharui (biofuel). Ubi kayu umumnya diperbanyak secara vegetatif karena bunga hanya dapat terbentuk pada ketinggian di atas 800 m dpl, sehingga keragaman ubi kayu menjadi sempit. Permintaan terhadap ubi kayu semakin meningkat seiring bertambahnya jumlah penduduk, namun diikuti dengan menurunnya luas panen ubi kayu di Indonesia. Hal ini menyebabkan kebutuhan ubi kayu di dalam negeri menjadi tidak terpenuhi dan menyebabkan terjadinya impor. Oleh karena itu, perlu dilakukan peningkatan keragaman ubi kayu untuk mendapatkan kandidat tanaman dengan karakter daya hasil tinggi melalui induksi mutasi dengan iradiasi sinar gamma. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang nilai lethal dose (LD20 dan LD50) pada lima genotipe ubi kayu, memperoleh informasi tentang keragaman fenotipe ubi kayu generasi M1V1, mengidentifikasi mutan (putatif) ubi kayu potensial generasi M1V1 berdaya hasil tinggi, memperoleh informasi tentang keragaan mutan (putatif) ubi kayu potensial, dan menguji tingkat stabilitas mutan (putatif) ubi kayu potensial generasi M1V2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa iradiasi sinar gamma yang diaplikasikan pada setek batang yang berasal dari batang bagian pangkal, tengah, dan ujung pada lima genotipe ubi kayu menimbulkan keragaman fenotipe ubi kayu. Nilai LD20-50 ubi kayu genotipe Jame-jame, Ratim, UJ-5, Malang-4, dan Adira-4 berturut-turut adalah 24.94-33.24 Gy, 24.06-29.53 Gy, 18.80-29.50 Gy, 7.53-18.47 Gy, dan 21.81-30.71 Gy. Genotipe Malang-4 memiliki LD20 (7.53 Gy) dan LD50 (18.47 Gy) terendah, sedangkan Jame-jame memiliki LD20 (24.94 Gy) dan LD50 (33.24 Gy) tertinggi. Mutan-mutan (putatif) potensial yang terbentuk (32 mutan) berada pada kisaran LD20 dan LD50, yaitu 15 Gy (20 mutan) dan 30 Gy (6 mutan). Posisi asal setek juga diketahui dapat meningkatkan keragaman fenotipe ubi kayu, dimana setek batang yang berasal dari batang bagian tengah menghasilkan keragaman fenotipe tertinggi jika dibandingkan dengan bagian pangkal dan ujung. Karakter diameter batang, jumlah umbi per tanaman, dan jumlah umbi komersial per tanaman (panjang umbi >20 cm) memiliki korelasi positif sangat nyata terhadap bobot umbi per tanaman. Mutan-mutan (putatif) yang terbentuk dari kelima genotipe pada generasi M1V2 masih belum stabil. Sebanyak 10 mutan (putatif) potensial stabil berdasarkan karakter diameter batang dan ukuran cuping daun dewasa pada generasi M1V2. Kandidat mutan v3d4-1(1), v5d1-2(1), v4d1-2(2), dan v4d1-3(2) berpotensi dikembangkan sebagai bahan baku industri dan bioetanol, sedangkan kandidat mutan v1d1-4(1) dan v4d1-4(3) berpotensi dikembangkan sebagai bahan pangan.
Collections
- MT - Agriculture [3682]