Show simple item record

dc.contributor.advisorArdiansyah, Muhammad
dc.contributor.advisorSetyanto, Prihasto
dc.contributor.authorAriani, Miranti
dc.date.accessioned2015-01-05T04:22:07Z
dc.date.available2015-01-05T04:22:07Z
dc.date.issued2014
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/72901
dc.description.abstractbaSektor Pertanian menyumbang sebesar 5% dari total emisi Gas Rumah Kaca (GRK) nasional pada tahun 2000 dan meningkat menjadi sebesar 7% pada tahun 2005. Emisi ini diperkirakan akan terus meningkat apabila tidak ada kegiatan penurunan emisi yang dilakukan. Pemerintah melalui Peraturan Presiden (Perpres) No 61 tahun 2011 tentang Rencana Aksi Nasional Penurunan Emisi GRK dan Peraturan Presiden No 71 tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Inventarisasi GRK Nasional, mewajibkan setiap kementrian/lembaga dan pemerintah daerah untuk menurunkan emisi GRK sebesar 26% secara nasional. Pelaksanaan Perpres 61/2011, melibatkan keikutsertaan pemerintah daerah secara aktif, karena dalam Perpres tersebut pemerintah daerah diharuskan menyusun Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi GRK. Masing-masing daerah berkewajiban memberikan kontribusi terhadap penurunan emisi secara nasional. Perencanaan aksi-aksi untuk penurunan emisi GRK, perlu mengetahui secara pasti besaran emisi dan serapan GRK. Sektor pertanian dalam Lampiran Perpres No 61/2011 harus menurunkan tingkat emisinya sebesar 8 Gg CO2e. Berbagai perencanaan ditingkat nasional telah dilakukan untuk mencapai target tersebut, akan tetapi partisipasi daerahlah, khususnya pemerintah kabupaten, yang akan sangat menentukan. Penelitian ini bertujuan untuk (1) menganalisis status emisi GRK Sektor Pertanian di Kabupaten Grobogan Propinsi Jawa Tengah dan Kabupaten Tanjung Jabung Timur Propinsi Jambi melalu inventarisasi dan identifikasi kategori kunci (Key Categories Analysis) terhadap sumber-sumber emisi GRK dan perhitungannya serta menyusun BAU Baseline dan (2) menganalisis opsi-opsi mitigasi pada pengelolaan lahan sawah yang mungkin dilakukan dengan pendekatan Marginal Abatement Cost. Inventarisasi GRK membutuhkan masukan data aktivitas yang sangat komplek dan detail, untuk menghasilkan data status emisi GRK yang tepat. Pembangkitan data aktivitas bisa dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya dengan melakukan wawancara langsung dengan para ahli, survey lapangan maupun membangun asumsi. Status emisi GRK Kabupaten Grobogan dan Tanjung Jabung Timur berbeda, meski sumber emisi utama adalah gas CH4 dari pengelolaan lahan sawah yang mencapai 50%. Total emisi GRK Kabupaten Grobogan dengan metode IPCC 2006 adalah sekitar 678-758 Gg CO2e dan diperkirakan akan terus meningkat mencapai angka 898 Gg CO2e di tahun 2020 jika tidak ada aksi mitigasi, sedangkan di Kabupaten Tanjung Jabung Timur sekitar 543-659 Gg CO2e dan mencapai angka 820 Gg CO2e tahun 2020. Total emisi GRK Kabupaten Grobogan dan Tanjung Jabung Timur dengan modifikasi metode IPCC 2006 adalah sebesar 670-744 Gg CO2e and 540-658 Gg CO2e. Hasil perhitungan emisi N2O langsung dari tanah yang dikelola di kedua kabupaten dengan metode IPCC 2006 dan modifikasinya hanya berbeda sekitar 4% atau tidak berbeda nyata dengan uji t pada taraf p=0,05. iii Penentuan teknologi mitigasi dapat dilakukan melalui studi literature terhadap hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan, sementara penentuan luasan area yang berpotensi untuk penerapan teknologi mitigasi, dilakukan dengan membangun asumsi-asumsi. Besaran biaya dapat ditentukan berdasarkan pada biaya yang berlaku setempat. Potensi pengurangan emisi pada kurva biaya pengurangan emisi GRK di Kabupaten Grobogan mencapai 212.822 tCO2e/th atau sekitar 24% dapat diturunkan sampai tahun 2020 dengan tambahan biaya dibawah Rp 1.000,-/tCO2e, sementara di Kabupaten Tanjung Jabung Timur sebesar 66.317 tCO2e/th atau sekitar 8,1% dapat diturunkan dengan biaya tambahan dibawah Rp 1.000,-/tCO2e. Teknologi mitigasi yang berpotensi besar menurunkan emisi GRK dengan biaya rendah di Kabupaten Grobogan adalah penerapan teknik budidaya padi dengan penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) dan penggantian varietas padi dengan varietas padi yang rendah emisi GRK. Sementara di Kabupaten Tanjung Jabung Timur, teknologi ameliorasi dengan kompos, pupuk kandang dan penerapan teknologi tanpa olah tanah+tanam benih langsung merupakan teknologi mitigasi yang memiliki potensi besar menurunkan emisi dengan biaya yang rendah.en
dc.language.isoid
dc.subject.ddcEnvironmenten
dc.subject.ddcGreenhouse effecten
dc.subject.ddc2014en
dc.titleInventarisasi Emisi Gas Rumah Kaca Sektor Pertanian dan Opsi Mitigasinya dengan Pendekatan Marginal Abatement Costen
dc.subject.keywordbiaya pengurangan emisien
dc.subject.keywordgas rumah kacaen
dc.subject.keywordinventarisasien
dc.subject.keywordmitigasien
dc.subject.keywordpertanian nyak digunakanen


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record