Show simple item record

dc.contributor.advisorSobir
dc.contributor.advisorSuwarno, Willy Bayuardi
dc.contributor.authorKuswandi
dc.date.accessioned2015-01-05T03:58:09Z
dc.date.available2015-01-05T03:58:09Z
dc.date.issued2014
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/72894
dc.description.abstractIndonesia merupakan pusat keragaman rambutan dan kerabatnya, sehingga sumber daya genetiknya sangat besar. Sampai saat ini masih banyak aksesi lokal yang belum teridentifikasi secara lengkap. Upaya pengembangan varietas rambutan memerlukan informasi terkait dengan karakter morfologi, keunggulan aksesi, dan fenologi pembungaan, sementara ketersediaan informasi tersebut masih sangat terbatas. Studi fenologi pembungaan diperlukan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang berperan dalam menginisiasi pembungaan. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan (KP) Aripan dan KP Subang Balai Penelitian Tanaman Buah (Balitbu) Tropika, KP Cipaku Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa Barat, dan Kabupaten 50 Kota Sumatera Barat dari bulan Juni 2013 sampai Februari 2014. Bahan tanaman yang digunakan adalah 33 aksesi rambutan, baik yang dikoleksi di kebun percobaan maupun yang tumbuh di alam. Aksesi-aksesi rambutan tersebut adalah Korong Gadang, Tangkue, Garuda, Pirba, Bariah, Antalagi, Gula batu, Sukowono, Rapiah, Binjai, Lebak bulus, Padang Bulan, Sinyonya, Kalimantan, Padang, Lekong, Walahar, Simacan, Aceh Medan, Lebak Bulus Kuning, Gendut Kair, Sibabat, Aceh Gundul, Cianjur, Lokal Subang, Aceh Kuning, Aceh Gendut, Aceh Gendong, Aceh SKWL, Kering Manis, Kapulasan Mungo 01, Kapulasan Mungo 02,dan Kapulasan Cipaku. Analisis gerombol berdasarkan 29 karakter morfologi pada 33 aksesi rambutan berhasil memisahkan antar spesies rambutan (Nephelium lappaceum) dengan kapulasan (Nephelium ramboutan-ake) dengan koefisien ketidakmiripan 55%. Aksesi rambutan terbagi dua, yaitu kelompok IIa dan IIb. Kedua kelompok mempunyai ketidakmiripan sebesar 49.43%. Kelompok IIa memiliki karakter bentuk tajuk oblong, bentuk daun obovate, dan bentuk buah lonjong terdiri dari aksesi Kering Manis, Lokal Subang, dan Sinyonya. Kelompok IIb terdiri dari 26 aksesi lainnya memiliki karakter bentuk tajuk spherical,semicircular,broadly pyramidal, bentuk daun elliptic, dan bentuk buah ovoid, bulat, dan lonjong Karakter yang berkorelasi dengan bobot per buah adalah bobot kulit, bobot biji dan bobot aril. Model regresi linier berganda yang berisi karakter panjang anak daun (X1), jumlah tandan per cabang (X2), lebar tandan (X3), lebar buah (X4), bobot per buah (X5), dan bobot aril (X6) dapat menjelaskan keragaman edible portion sebesar 85%. Lokasi penanaman yang berbeda menunjukkan perbedaan dalam waktu inisiasi pembungaan pada rambutan. Inisiasi pembungaan ternyata tidak terkait dengan curah hujan. Aksesi Kering Manis memiliki potensi yang cukup tinggi untuk dikembangkan karena memiliki kerapatan tandan rapat, rasa manis, edible portion sedang dan berkulit tebal.en
dc.language.isoid
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)
dc.subject.ddcPlant Biotechnologyen
dc.subject.ddcRambutanen
dc.subject.ddc2014en
dc.subject.ddcSubang- Jawa Baraten
dc.titleAnalisis Keragaman Dan Keragaan Plasma Nutfah Rambutan (Nephelium Lappaceum L.) Di Indonesiaen
dc.subject.keywordaksesi, plasma nutfahen
dc.subject.keywordkarakter morfologien
dc.subject.keyworddendrogramen
dc.subject.keywordbiploten
dc.subject.keywordedible portion.en


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record