Show simple item record

dc.contributor.authorSaharuddin
dc.contributor.authorKartika, Juang Gema
dc.date.accessioned2014-12-30T03:16:22Z
dc.date.available2014-12-30T03:16:22Z
dc.date.issued2012
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/72738
dc.description.abstractKegiatan pengabdian pada masyarakat ini berusaha mengatasi permasalahan kesulitan untuk memperoleh bahan baku jahe oleh pengrajin agroinsuatri (mitra-2) dan mengoptimalkan pemanfaatan lahan usahatani (mitra-1). Usaha membangun kepercayaan diantara keduanya untuk saling membantu guna dapat mengatasi kekurangan dan memanfatkan kelebihan masing-masing merupakan satu permasalahan tersendiri dalam praktek pemberdayaan masyarakat. Sementara dalam perspektif ilmiah, terdapat kecenderungan bahwa petani yang memiliki akses ke perkotaan cenderung untuk lebih mengejar pemenuhan kebutuhan sesaat dengan terjun pada sektor jasa atau kuli harian, dan bekerja dipertanian sekedar sebagai kegiatan sampingan. Secara ekonomi kegiatan jasa di perkotaan lebih menggiurkan bagi petani guna memperoleh pendapatan secara instan dibanding dengan bekerja di sektor pertanian yang lebih bersifat sebagai kegiatan investasi untuk beberapa bulan ke depan. Resiko di sektor petanian juga menjadi satu persoalan sehingga kegiatan usahatani menjadi kegiatan rutin tanpa ada dorongan besar untuk berinovasi. Komoditas apa yang dianggap paling praktis, mudah untuk dikembangkan dengan curahan waktu singkat, menghasilkan dalam waktu beberapa bulan dan mudah dijual kepada tengkulak lokal menjadi pertimbangan utama dalam pemilihan komoditas usahatani. Keberanian mengambil resiko, berkorban modal atau investasi, untuk menghasilkan produk yang lebih memuaskan hanya dimiliki oleh kalangan petani kelas atas. Sementara petani kelas bawah cenderung berusaha untuk tetap mempertahankan sumber penghasilan dari sektor buruh dan menjadikannya sektor pertanian sebagai sektor penghasilan tambahan. Hal ini dapat dimaklumi karena permasalahan pokok yang dihadapi oleh petani saat ini adalah kesulitan modal untuk memulai usahatani, dan kebutuhan uang tunai secara cepat serta tingginya ketidak pastian hasil dari sektor pertanian. Karena itu pilihan usahatani lebih diarahkan pada usahatani konvensional tanpa ada upaya yang bersifat inovatif.en
dc.description.abstractThis community service activities purpose to solve the problem of obtaining raw materials by ginger craftsman (partner-2) and optimize the utilization of farm land (partner-1). The Efforts to build the trust between them for help each other in order to overcome the shortage and excess tapped each is a separate issue in the practice of community development. While the scientific perspective, there is a tendency that farmers have access to the more urban areas tend to pursue the fulfillment of immediate needs with work on the service sector or daily laborers, and working on the farm just as a side activity. From the Economic point of view, the working in urban services more lucative for farmers to earn an instant income than working in the agricultural sector which was seen more as an investment activity for the next few months. The Risks in the agricultural sector also became a problem so that farming activities in routine activities without any big push to innovate. Commodities are considered most practical, easy to develop with the outpouring of time, resulting in a few months and sold to local middlemen easily be a major consideration in the selection of farm commodities. Courage to take risks, give the capital or investment, to produce a more satisfactory owned only by the upper class farmers. While the lower class farmers tend to try to keep their income from the labor sector and the agricultural sector as the sector making extra income. This is understandable because of the fundamental problems faced by farmers today is the difficulty of capital to start farming, and need cash quickly and the high uncertainty of the results of the agricultural sector. Because the choice of farming over conventional farming direct for an convensional agriculture without any attempt to be innovative.en
dc.language.isoid
dc.titleIbm usahatani terpadu hulu-hilir di desa sinarsari Kecamatan dramaga kabupaten bogoren
dc.title.alternativeProsiding Seminar Hasil-Hasil Penelitian IPB 2012en
dc.typeArticleen
dc.subject.keywordPemberdayaanen
dc.subject.keywordkemitraanen
dc.subject.keywordusahatani terpaduen
dc.subject.keywordhulu hiliren


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record