Show simple item record

dc.contributor.advisorSuprayudi, Muhammad Agus
dc.contributor.advisorAlimuddin
dc.contributor.authorVinasyiam, Apriana
dc.date.accessioned2014-12-04T02:34:07Z
dc.date.available2014-12-04T02:34:07Z
dc.date.issued2014
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/70825
dc.description.abstractHormon pertumbuhan rekombinan saat ini banyak dikembangkan sebagai salah satu pemacu pertumbuhan ikan. Pertumbuhan pada ikan dihipotesiskan berhubungan erat dengan kemampuan ikan dalam memanfaatkan pakan yang diberikan melalui proses pencernaaan, penyerapan, dan metabolisme. Nutrien yang diserap dari pakan merupakan material dasar bagi penyusunan jaringan tubuh untuk mendukung pertumbuhan. Akan tetapi, hingga saat ini belum banyak diketahui mengenai pengaruh langsung hormon pertumbuhan terhadap sistem pencernaan ikan sehingga dapat mengakselerasi pertumbuhan ikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur aktivitas enzim pencernaan (berupa pepsin, amilase, lipase, tripsin, dan kemotripsin) serta kinerja pertumbuhan pada ikan nila (Oreochromis niloticus) yang diberi protein hormon pertumbuhan rekombinan ikan kerapu kertang (Ephinephelus lanceolatus; rElGH). Penelitian dilakukan dengan memberikan rElGH melalui suplementasi pakan pada dosis basah 3 mg/kg pakan kepada ikan nila strain NIRWANA dengan rerata bobot awal 5-6 g/ekor. Ikan perlakuan diberi pakan mengandung rElGH dua hari dalam satu minggu dengan interval 2-3 hari, dan pakan tanpa rElGH pada hari lainnya, sedangkan ikan kontrol diberi pakan tanpa rElGH setiap hari. Pakan diberikan dua kali setiap hari yaitu pada pukul 09.00 dan 15.00 WIB dengan jumlah yang sama yaitu pada feeding rate 4-5% per hari dari rerata biomassa kedua kelompok ikan. Pemeliharaan ikan dilakukan selama 8 minggu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan (P>0,05) pada rerata kadar air, kadar abu, dan serat kasar pada ikan yang diberi rElGH dan ikan kontrol. Kadar protein dan lemak tubuh ikan perlakuan rElGH bernilai lebih tinggi (P<0,05), sedangkan BETN bernilai lebih rendah (P<0,05) dibandingkan ikan kontrol. Hasil analisis aktivitas spesifik enzim pencernaan menunjukkan angka yang tidak berbeda nyata (P>0,05) antara kedua kelompok ikan, kecuali pada enzim lipase dan kemotripsin. Aktivitas spesifik enzim lipase dan kemotripsin bernilai lebih rendah (P<0,05) pada ikan perlakuan rElGH, namun rasio aktivitas spesifik enzim tripsin/kemotripsin (T/K) bernilai lebih tinggi (P<0,05) dibandingkan ikan kontrol. Kecernaan protein ikan perlakuan rElGH bernilai lebih tinggi (P<0,05) sebesar 3,65% dibandingkan ikan kontrol, sedangkan tidak ditemukan perbedaan (P>0,05) pada nilai kecernaan total antara kedua kelompok ikan. Pada penelitian ini, rElGH mampu meningkatkan (P<0,05) deposisi glikogen otot sebesar 149,34%. Sebaliknya, kadar glukosa darah pada ikan perlakuan rElGH bernilai lebih rendah (P<0,05) sebesar 16,97% dibandingkan ikan kontrol. Akan tetapi, tidak ditemukan adanya perbedaan (P>0,05) pada level deposisi glikogen hati pada kedua kelompok ikan. Retensi protein dan lemak pada ikan perlakuan rElGH bernilai lebih tinggi (P<0,05) masing-masing sebesar 14,56% dan 23,53% dibandingkan kontrol. Laju ekskresi amonia pada ikan perlakuan rElGH bernilai lebih rendah (P<0,05) dibandingkan ikan kontrol. Pada akhir masa pemeliharaan (minggu ke-8), rerata bobot individu ikan perlakuan rElGH bernilai lebih tinggi (P<0,05) sebesar 20,04% dibandingkan kontrol. Sementara itu, laju pertumbuhan spesifik (LPS) harian ikan perlakuan rElGH juga bernilai lebih tinggi (P<0,05) sebesar 10,96% dibandingkan ikan kontrol. Pertumbuhan yang lebih tinggi tersebut mampu menekan angka rasio konversi pakan (RKP) sebesar 16,72% (P<0,05). Sementara itu, tingkat kelangsungan hidup (TKH) kedua kelompok ikan tidak berbeda (P>0,05). Tidak adanya perbedaan (P<0,05) pada enzim pepsin, amilase, dan tripsin mengindikasikan bahwa level aktivitas spesifik enzim pencernaan tersebut lebih ditentukan oleh banyaknya pakan yang dimakan sebagai substrat cerna dibandingkan oleh pemberian rElGH. Rendahnya aktivitas spesifik enzim lipase pada ikan perlakuan rElGH mengindikasikan dugaan adanya pengaruh hormon pertumbuhan rekombinan terhadap lipase. Akan tetapi, hasil tersebut belum cukup untuk dapat menjelaskan hubungan antara keduanya. Rendahnya aktivitas spesifik kemotripsin diduga dipengaruhi oleh pertumbuhan yang lebih baik pada ikan perlakuan rElGH. Pemberian rElGH mampu meningkatkan pemanfaatan karbohidrat dalam pakan sebagai sumber energi sehingga protein lebih dapat dimanfaatkan secara maksimum untuk pertumbuhan (protein sparring effect) didukung oleh adanya peningkatan laju pertumbuhan dan kadar glikogen otot, serta rendahnya kadar glukosa darah dan glikogen hati. Berdasarkan hasil penelitian ini, didapatkan bahwa pemberian rElGH melalui pakan tidak mempengaruhi level aktivitas spesifik enzim pepsin, amilase, dan tripsin, akan tetapi memberikan efek terhadap enzim lipase dan kemotripsin. Pertumbuhan pada ikan perlakuan rElGH berbanding lurus dengan rasio T/K. Pemberian rElGH terbukti mampu meningkatkan persentase kecernaan dan retensi protein serta menekan laju ekskresi amonia ikan nila. Pemberian rElGH melalui pakan mampu meningkatkan pertumbuhan ikan dan menekan konversi pakan tanpa mempengaruhi kelangsungan hidup ikan.en
dc.language.isoid
dc.subject.ddcFisheriesen
dc.subject.ddcOreochromis lipaseen
dc.titleAktivitas Enzim Pencernaan dan Kinerja Pertumbuhan Ikan Nila (Oreochromis niloticus) yang Diberi Pakan Mengandung Hormon Pertumbuhan Rekombinan Ikanen
dc.subject.keywordhormon pertumbuhan rekombinan.en
dc.subject.keywordenzim pencernaanen
dc.subject.keywordkecernaanen
dc.subject.keywordpemanfaatan pakanen
dc.subject.keywordOreochromis niloticusen


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record