Show simple item record

dc.contributor.advisorChaniago, Iswandi Anas
dc.contributor.advisorSutandi, Atang
dc.contributor.authorSodiq, Abdul Hasyim
dc.date.accessioned2014-11-27T06:51:32Z
dc.date.available2014-11-27T06:51:32Z
dc.date.issued2014
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/70492
dc.description.abstractPercobaan ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh pupuk organik hayati diperkaya mikrob tanah terhadap keragaan tanaman, kadar hara tanaman serta populasi total mikrob, populasi Azotobacter sp dan mikrob pelarut fosfat di pembibitan kelapa sawit. Percobaan ini dilakukan mulai bulan April hingga bulan Oktober 2013. Persiapan media tanam dilakukan dengan mengambil lapisan tanah atas (top soil) dengan kedalaman maksimal 25 cm kemudian tanah tersebut dikering anginkan dan dimasukkan ke dalam setiap kantong plastik media tanam dengan volume masing-masing 5 kg. Pengukuran parameter keragaan tanaman bibit kelapa sawit dilakukan dari minggu ke-4 setelah tanam (MST) hingga ke-22 MST di rumah kaca kebun percobaan Cikabayan, Darmaga dengan ketinggian tempat ± 225 mdpl. Percobaan tersebut menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK), pada percobaan pengujian efektifitas mikrob penambat N2 yang terdapat pada pupuk organik hayati terdiri dari dua faktor dengan tiga ulangan. Faktor pertama yaitu penggunaan pupuk organik hayati yang terdiri atas tiga taraf (tanpa penggunaan pupuk organik hayati, menggunakan pupuk organik dan menggunakan pupuk organik hayati). Faktor kedua yaitu dosis N yang terdiri dari lima taraf (0, 50 %, 75 %, 100 % dan 125 %). Sedangkan pada pengujian efektifitas mikrob pelarut fosfat (MPF) yang terdapat pada pupuk organik hayati terdiri dari dua faktor dengan tiga ulangan. Faktor pertama yaitu penggunaan pupuk organik hayati yang terdiri atas tiga taraf (tanpa penggunaan pupuk organik hayati, menggunakan pupuk organik dan menggunakan pupuk organik hayati). Faktor kedua yaitu sumber hara dan dosis P yang terdiri dari enam taraf (BP 50 %, BP 75 %, BP 100 %, SP-36 50 %, SP-36 75% dan SP-36 100 %). Hasil percobaan pada pengujian efektifitas mikrob penambat N2 dalam pupuk organik hayati yang diamati hingga umur 12 MST menunjukkan pemberian perlakuan berpengaruh secara nyata terhadap diameter bonggol dan tinggi tanaman dengan hasil terbaik ditunjukkan oleh perlakuan pengunaan pupuk organik hayati dengan pupuk N 100 % (B2N3).. Hasil pengukuran kadar hara tanaman nilai N tanaman berbeda nyata dengan hasil tertinggi ditunjukkan oleh perlakuan penggunaan pupuk organik hayati dengan dosis N 125 % (B2N4), pengukuran P tanaman juga menunjukkan hasil yang berbeda nyata dengan hasil tertinggi ditunjukkan oleh perlakuan penggunaan pupuk organik hayati dengan dosis N 50 % (B2N1) dan pengukuran hara K tanaman juga menunjukkan hasil yang berbeda nyata dengan nilai tertinggi ditunjukkan oleh perlakuan penggunaan pupuk organik hayati dengan dosis N 100 % (B2N3). Selanjutnya pada pengukuran populasi total mikrob tanah hasil terbaik ditunjukkan perlakuan pupuk organik dengan pupuk N dosis 100 % (B1N3) yaitu 43.68 106 SPK g-1. Populasi mikrob Azotobacter sp terbaik ditunjukkan oleh perlakuan pupuk organik hayati dengan dosis pupuk N 100 % (B2N3) yaitu 7.67 103 SPK g-1 dan populasi mikrob pelarut fosfat tidak menunjukkan hal yang berbeda nyata. Hasil percobaan pada pengujian efektifitas mikrob pelarut P dalam pupuk organik hayati menunjukkan pemberian perlakuan berpengaruh secara nyata terhadap diameter bonggol, tinggi tanaman dan jumlah pelepah daun. Hasil pengukuran kadar N tanaman berbeda nyata dengan hasil tertinggi ditunjukkan oleh perlakuan (B1P3 & B2P5), pengukuran P tanaman tidak menunjukkan hasil yang berbeda nyata dan pengukuran hara K tanaman kembali menunjukkan hasil yang berbeda nyata dengan nilai tertinggi ditunjukkan oleh perlakuan (B1P6). Selanjutnya hasil pengukuran populasi total mikrob juga menunjukkan hasil yang nyata dengan hasil terbaik ditunjukkan oleh perlakuan penggunaan pupuk organik dengan batuan fosfat 75 % (B1P2), sedangkan pada populasi Azotobacter sp dan populasi MPF tidak menunjukkan hasil yang berbeda nyata. Berdasarkan hasil keragaan tanaman yang diamati hingga umur 12 MST karena apabila percobaan dilanjutkan hingga umur 22 MST maka data yang akan diamati merupakan data yang tidak mencerminkan pertumbuhan bibit kelapa sawit sebenarnya, karena kantong plastik media tanam dengan kapasitas 5 kg tanah hanya mampu menopang pertumbuhan tanaman hingga umur 12 MST. Hasil tersebut menunjukkan pada pengujian efektifitas mikrob penambat N2, hasil terbaik ditunjukkan oleh perlakuan penggunaan pupuk organik hayati dengan dosis pupuk N 100 % (B2N3) dan perlakuan ini juga menunjukkan populasi Azotobacter sp terbaik. Penggunaan pupuk SP-36 dan batuan fosfat dosis 100 % bersamaan dengan pupuk organik hayati dapat mendukung pertumbuhan diameter bonggol dan tinggi tanaman yang optimal.en
dc.language.isoid
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)
dc.subject.ddcSoil Bitechnologyen
dc.subject.ddc2013en
dc.subject.ddcBogor-Jawa Baraten
dc.titlePengaruh Pupuk Organik Hayati pada Peningkatan Keragaan Bibit Kelapa Sawit ( Elaeis guineensis Jacq )en
dc.subject.keywordAzotobacter spen
dc.subject.keywordbibit kelapa sawiten
dc.subject.keywordmikrob pelarut fosfaten
dc.subject.keywordpupuk organiken
dc.subject.keywordpupuk organik hayatien
dc.subject.keywordtotal mikrob tanah.en


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record