Show simple item record

dc.contributor.advisorSarwoprasodjo, Sarwititi
dc.contributor.advisorGinting, Basita
dc.contributor.advisorSusanto, Djoko
dc.contributor.authorGandasari, Dyah
dc.date.accessioned2014-11-11T07:57:13Z
dc.date.available2014-11-11T07:57:13Z
dc.date.issued2014
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/70132
dc.description.abstractKelembagaan usaha tanaman anggrek belum terlihat eksistensinya dalam pengembangan usaha anggrek. Kelembagaan yang ada seperti Perhimpunan Anggrek Indonesia (PAI) masih bersifat wadah untuk para penggemar dan pencinta anggrek dan belum diarahkan sepenuhnya untuk bisnis dan asosiasiasosiasi yang tumbuh di beberapa daerah seperti Asosiasi Petani Anggrek Indonesia (APAI), Orchids Society dan lain-lain masih belum bersinergi dan belum mempunyai kesamaan visi dan misi untuk membangun agribisnis anggrek nasional, padahal kelembagaan sangat penting untuk diprioritaskan, karena dukungan kelembagaan yang kuat dan efektif akan dapat memacu pertumbuhan dan daya saing agribisnis anggrek. Pada tahun 2010 organisasi birokrasi yang menangani pengembangan florikultura Indonesia mengembangkan aktivasi jejaring kerja (networking) sebagai wadah koordinasi yaitu konsorsium anggrek. Konsep konsorsium anggrek merupakan suatu sistem kerjasama yang baru dikembangkan di Direktorat Jenderal Hortikultura sebagai upaya mensinergikan berbagai komponen penggerak pembangunan florikultura anggrek. Komponen dalam konsorsium anggrek terdiri dari lembaga-lembaga bersinergi secara nyata mencapai tujuan bersama untuk pengembangan florikultura anggrek di Indonesia. Permasalahan tentang sulitnya koordinasi antar organisasi pada beberapa penelitian menggambarkan komunikasi yang kurang memadai. Kelembagaan yang kuat dan efektif tidak akan tercapai jika komunikasi antar organisasi tidak efektif. Hal ini menunjukkan pentingnya penelitian yang mengangkat tentang aplikasi komunikasi antar organisasi yang dapat menghasilkan saran peningkatan komunikasi antar organisasi. Penelitian aplikasi tentang komunikasi antar organisasi berbasis aliansi dalam rangka koordinasi dan kerjasama antara para pemangku kepentingan dalam pembangunan florikultura anggrek penting untuk menghasilkan model komunikasi antar organisasi yang berguna dalam meningkatkan efektivitas komunikasi antar organisasi florikultura anggrek, sehingga “tercipta agribisnis florikultura anggrek nasional yang berdaya saing melalui komunikasi aliansi yang efektif. Rumusan umum masalah penelitian adalah sejauh mana konsorsium anggrek efektif sebagai wadah koordinasi? Rumusan khusus masalah penelitian adalah: (1) Apakah proses interaksi komunikasi konsorsium anggrek menunjang efektivitas komunikasi? (2) Apakah struktur komunikasi konsorsium anggrek menunjang efektivitas komunikasi? (3) Bagaimana tindakan kolektif dibangun agar komunikasi aliansi pada konsorsium anggrek berlangsung secara efektif? Tujuan penelitian adalah: (1) Menganalisis proses interaksi komunikasi konsorsium anggrek. (2) Menganalisis struktur komunikasi konsorsium Easy PDF Creator is professional software to create PDF. If you wish to remove this line, buy it now. vi anggrek. (3) Menganalisis peubah-peubah yang berhubungan dengan efektivitas komunikasi aliansi pada konsorsium anggrek. Penelitian dilaksanakan pada Konsorsium Anggrek yang dikelola Direktorat Jenderal Hortikultura Departemen Pertanian, cq. Direktorat Budidaya dan Pasca Panen Florikultura. Responden pada penelitian adalah individu wakil aliansi yang berasal dari DKI Jakarta, Kota Bandung, Kabupaten Cianjur, DI Yogyakarta, Kota Surabaya, Kota Malang, Kabupaten Malang, dan Kota Batu. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dan analisis isi terhadap jaringan komunikasi dan komunikasi yang terjadi di mailing list konsorsium anggrek. Analisis data menggunakan Statistik korelasi rank Spearman, analisis isi dengan Nvivo 2.0, dan analisis jaringan dengan Ucinet 6. Hasil penelitian proses interaksi komunikasi melalui analisis isi pesan komunikasi dalam mailing list konsorsium anggrek berdasarkan kategorisasi Tema Diskusi Berg dan peran anggota yang berorientasi kelompok Benne dan Sheats dan Proses Analisis Interaksi Bales serta Teori akomodasi Giles menunjukkan bahwa tema teknis dan organisasi paling banyak dibahas dalam mailing list anggrek dan perilaku dari pesan yang dikirimkan ditujukan untuk menjelaskan usulan dan memberikan informasi serta mengungkapan rasa setuju terhadap pernyataan yang dibuat oleh anggota lain. Pada tahap awal ada kecenderungan kelompok yang berinteraksi berusaha untuk mencari ide-ide dan arah maupun usaha menghindari terganggunya ketenangan iklim dalam kelompok. Pada tahap selanjutnya kelompok yang berinteraksi sudah mulai berusaha memecahkan masalah-masalah melalui cara-cara di mana beberapa alternatif pemecahan dievaluasi. Jika mengacu kepada pengkategorian Bales maka kelompok mailing list anggrek sudah berada dalam fase evaluasi. Perilaku dari pesan yang diberikan menunjukkan upaya untuk saling berbagi pendapat, saling bertanya dan memberikan saran, mencapai kesepakatan, pengurangan ketegangan dan berperilaku ramah dan bersahabat mengarah kepada penajaman kesamaan dan penyatuan (convergence). Hasil penelitian struktur komunikasi melalui analisis jaringan komunikasi konsorsium anggrek menunjukkan bahwa sumber informasi yaitu individu dari lembaga litbang dan pendidikan (bidang klonal anggrek), individu dari lembaga pelayanan (bidang SOP budidaya anggrek), individu dari lembaga agribisnis (bidang pemasaran anggrek), individu dari lembaga pelayanan (bidang kebijakan pengembangan kawasan anggrek) dan individu dari lembaga agribisnis dan asosiasi (bidang manajemen mutu anggrek); individu yang mudah dihubungi yaitu individu 1,14 dan 15; indeks sentralitas antara yaitu 0.39 - 23.09%; indeks densitas sebesar 7.36 - 11,84%. Hasil penelitian terhadap peubah-peubah melalui analisis hubungan menunjukkan: (1) terdapat hubungan nyata antara karakteristik barang konektif dan komunal dengan efektivitas komunikasi aliansi, (2) terdapat hubungan nyata antara karakteristik individu wakil aliansi dengan efektivitas komunikasi aliansi dan (3) terdapat hubungan nyata antara proses jaringan aksi kolektif dengan efektivitas komunikasi aliansi. Dengan demikian hipotesis 1, 2 dan 3 dapat diterima.en
dc.language.isoid
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)
dc.titleSistem Informasi dan Komunikasi Antar Organisasi berbasis Aliansi pada Konsorsium Florikultura: Kasus Konsorsium Anggreken
dc.subject.keywordproses interaksien
dc.subject.keywordstruktur komunikasien
dc.subject.keywordtindakan kolektifen


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record