dc.description.abstract | Salah satu upaya untuk menghasilkan varietas baru adalah percobaan multilokasi yang mengkaji interaksi genotip dan lingkungan untuk menyeleksi genotip-genotip yang berpenampilan stabil pada lingkungan berbeda. Dua metode untuk menganalisis kestabilan genotip di antaranya adalah metode Tai yang dikemukakan oleh George C. C Tai pada tahun 1971 dan Additive Main Effect and Multiplicative Interaction (AMMI) yang dipopulerkan oleh Zobel pada tahun 1988. Tujuan penelitian ini adalah menentukan galur-galur mutan kacang tanah yang unggul, menganalisis kestabilan galur mutan kacang tanah dengan metode Tai dan AMMI, serta membandingkan antara metode Tai dan AMMI. Galur I (L20225) memiliki rataan hasil biji tertinggi di semua lokasi dan memberikan pengaruh yang berbeda dari galur kontrol M (Komodo) dan K (AH1781Si), sehingga galur tersebut dikategorikan sebagai galur unggul. Hasil analisis stabilitas menunjukkan bahwa, Tai menghasilkan 9 galur yang stabil, yaitu B (B3012/10), C (A203PsJ), D (B305/1), F (D2521/6), G (D30227CB), H (D253/2), I (L20225), L (Kidang), dan M (Komodo), sedangkan AMMI menghasilkan 4 galur stabil, yaitu F (D2521/6), H (D253/2), L (Kidang), dan J (V79). Metode AMMI lebih baik dibandingkan dengan metode Tai dalam menguraikan pengaruh interaksi antara genotip dan lingkungan. Namun, kedua metode tersebut, cukup baik dalam mengklasifikasikan galur stabil, serta parameter stabilitas antara keduanya saling berkorelasi. | en |