Simulasi Model Dinamik Pada Sistem Deteksi Dini Untuk Manajemen Krisis Pangan
Abstract
Pangan merupakan kebutuhan mendasar bagi manusia untuk dapat mempertahankan hidup dan karenanya kecukupan pangan bagi setiap orang setiap waktu merupakan hak azasi yang layak dipenuhi. Dalam sistem isyarat dini (early warning system) yang telah dikembangkan oleh Seminar et al (2010) pemodelan dinamik untuk rasio konsumsi normatif yang merupakan salah satu indikator kerawanan pangan berfungsi sebagai penyuplai data pada bagian jaringan syaraf tiruan, dimana Jaringan syaraf tiruan ini merupakan metode untuk sintesa model sistem deteksi dini. Pada sistem yang telah dikembangkan, model dinamik yang dibangun hanya menggunakan komoditas padi, sedangkan pada penelitian ini dilakukan penambahan pada peubah komoditas yang digunakan yaitu jagung. Pemilihan jagung sebagai peubah karena konsumsi masyarakat Indonesia terhadap pangan tidak hanya beras, Jagung memiliki potensi besar sebagai alternatif makanan pokok setelah beras. Hal tersebut dikarenakan keterbatasan sumberdaya terutama lahan irigasi yang menjadi permasalahan pada produksi beras, relatif tidak terjadi pada jagung. Jagung dapat ditanam setelah masa penanaman padi yaitu pada musim kemarau sehingga produksi makanan pokok tetap berlangsung. Selain itu bila dilihat dari kandungan nutrisinya, jagung juga merupakan sumber karbohidrat yang baik. Tujuan dari penelitian ini adalah melakukan penambahan komponen komoditas pangan yaitu jagung pada model simulasi dinamik (rasio konsumsi normatif) yang mempengaruhi kerawanan pangan untuk mendukung sistem isyarat dini ( early warning system) yang telah dikembangkan oleh Seminar et al (2010) dan melakukan uji coba sistem dinamik untuk mendukung sistem isyarat dini kerawanan pangan dengan data real yang ada di lapangan pada beberapa lokasi (kabupaten) pada beberapa kurun waktu tertentu. Metoda yang digunakan dalam analisis ini adalah simulasi model dinamik dengan melihat parameter-parameter yang mempengaruhi krisis pangan yang kemudian disimulasikan dengan model dinamik. Keluaran simulasi rasio konsumsi normatif telah dihasilkan untuk berbagai wilayah kabupaten di provinsi Jawa Timur dan Yogyakarta. Dari hasil simulasi menunjukan bahwa wilayah kabupaten yang disimulasikan termasuk wilayah aman pangan. Hal ini terbukti dengan nilai rasio konsumsi normatif rata-rata pada wilayah tersebut masih kurang dari 1. Selain itu hasil simulasi menunjukan bahwa rata-rata rasio konsumsi normatif lebih kecil dibandingkan dengan hasil dari FSVA dengan persentase error sebesar 11.9%. Uji coba yang dilakukan dengan data riil yang ada di lapangan pada beberapa lokasi (kabupaten) pada beberapa kurun waktu tertentu yang di inputkan ke dalam jaringan syaraf tiruan menunjukan sensitivitas rasio konsumsi normatif meningkat hal ini terbukti dengan naiknya peringkat pengaruh parameter rasio konsumsi normatif dari urutan ke 8 menjadi urutan ke 2 setelah puso sebagai parameter kerawanan pangan.