Show simple item record

dc.contributor.advisorMakalew, Afra D N
dc.contributor.advisorNurisjah, Siti
dc.contributor.authorKaka, Maria Agustina
dc.date.accessioned2013-03-13T03:06:24Z
dc.date.available2013-03-13T03:06:24Z
dc.date.issued2013
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/61198
dc.description.abstractKecamatan Beji berbatasan langsung dengan DKI Jakarta dan merupakan pusat Kota Depok dengan populasi padat. Untuk memenuhi peningkatan kebutuhan penduduk, pemerintah dan swasta membangun tempat perbelanjaan, sarana pelayanan publik, universitas dan lain-lain. Perubahan penggunaan lahan terjadi dimana dari pengolahan data diketahui 64,6% wilayah berupa pemukiman dan sisanya adalah perguruan tinggi (12,7%), lahan campuran (9,6%), perdagangan dan jasa (5,2%), sempadan sungai (2,7%), hutan kota (2,2%), jalan raya (1,5%), situ (1,3%), taman kota (0,2%) dan pemakaman umum (0,2%). Perubahan penggunaan lahan ditandai peningkatan penutupan lahan terbangun. Dari hasil pengolahan data diketahui penutupan lahan meliputi area terbangun (65%), ruang terbuka hijau/RTH (33,6%) dan badan air (1,4%). Tingginya penutupan material perkerasan menyebabkan penyerapan dan pelepasan radiasi matahari yang lebih besar ke sekitar dan suhu udara menjadi lebih tinggi. Berkurangnya RTH turut mempengaruhi penurunan kelembaban udara dan penurunan jumlah radiasi yang diserap tanaman. Kondisi termal Kecamatan Beji menjadi tidak nyaman dimana THI harian rata-rata 28,6. Meskipun luasan RTH Kecamatan Beji mencukupi peraturan pemerintah (>30%), persebarannya yang tidak merata mengakibatkan kondisi termal keseluruhan tidak nyaman. Dari hasil pengukuran pada empatbelas titik di lapang diperoleh persamaan linear antara persentase luas RTH dan nilai THI harian yaitu y = -0,0691x+31,001. Dari persamaan tersebut didapat RTH pendugaan yang dibutuhkan pada batas nyaman (THI 28) yaitu seluas 43,4% atau penambahan 9,9% (148,9 ha). Kebutuhan penambahan untuk pemerataan kenyamanan termal tersebut diupayakan tercapai melalui perencanaan RTH. Konsep perencanaan berupa jejaring RTH yang sinergis baik horizontal maupun vertikal. RTH ditentukan berdasarkan hirarki administratif, penggunaan lahan, RTRW dan perundangan. Secara horisontal, jejaring RTH berupa jalur dan kawasan. RTH jalur meliputi jalur hijau dan jalur lindung sempadan sungai. RTH kawasan terdiri dari RTH kawasan komersil, RTH penghubung, RTH kawasan pendidikan, RTH kawasan khusus serta RTH kawasan tingkat kecamatan dan kelurahan. Secara vertikal dilakukan pemilihan tanaman dengan karakteristik fisik efektif mengontrol radiasi matahari dengan pohon sebagai tanaman utama. Pemanfaatan perdu, semak dan ground cover membentuk strata guna efektif mengontrol radiasi, menciptakan kelembaban serta mengarahkan angin. Secara keseluruhan, perencaaan jejaring RTH di Kecamatan Beji dapat menambah RTH hingga 42,79 ha (9,5%). Jumlah tersebut meliputi RTH jalur seluas 59,28 ha (41,5%) dan RTH kawasan seluas 83,5 ha (58,5%). Upaya pengoptimalan perencanaan tersebut disertai usulan modifikasi bentuk RTH pada lahan terbatas/ tidak tersedia. Dalam realisasinya, perencanaan ini tidak dapat dipisahkan dari peran serta seluruh komponen warga Kecamatan Bejien
dc.subjectBogor Agricultural University (IPB)en
dc.subjectruang terbuka hijau (RTH)en
dc.subjectperencanaanen
dc.subjectiklim mikroen
dc.subjectameliorasien
dc.titlePerencanaan Ruang Terbuka Hijau untuk Ameliorasi Iklim Mikro Kota Depok (Studi Kasus: Kecamatan Beji)en


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record