Show simple item record

dc.contributor.advisorPurnomo, Herry
dc.contributor.advisorGinoga, Kirsfianti
dc.contributor.authorMaulana, Sandhi Imam
dc.date.accessioned2012-09-04T03:58:18Z
dc.date.available2012-09-04T03:58:18Z
dc.date.issued2008
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/56920
dc.description.abstractIsu pemanasan global adalah salah satu fenomena yang sedang kita hadapi saat ini. Emisi gas karbon dioksida, yang disebabkan oleh degradasi dan deforestasi hutan adalah salah satu faktor terbesar yang mempengaruhi pemanasan global diharapkan dapat diatasi melalui rehabilitasi sumberdaya hutan. Rehabilitasi sumberdaya hutan merupakan salah satu dari lima kebijakan prioritas bidang kehutanan dalam Kabinet Indonesia bersatu, sebagaimana tercantum dalam Keputusan Menteri Kehutanan No. 456/Menhut-II/2004. Dengan total lahan kritis yang perlu direhabilitasi sekitar 77.806.881 ha, dimana 26.773.245 ha berada di luar kawasan hutan dan 51.033.636 ha berada di dalam kawasan hutan. Dengan terbatasnya dana pemerintah untuk merehabilitasi hutan, insentif perolehan dana rehabilitasi lahan dan hutan dari perdagangan karbon (carbon trade) perlu dilihat sebagai suatu peluang perolehan dana (RLPS, 2007). Karena itu upaya untuk mengkuantifikasi bagaimana kelayakan usaha hutan tanaman jati dan bagaimana potensi serapan karbon serta peranannya terhadap kelayakan jati ini akan dikaji. Penambahan nilai karbon diharapkan bisa menjadi insentif dalam memacu pengembangan hutan tanaman jati. Tujuan dari penelitian ini adalah: (a) Menghitung besar dan biaya penyerapan karbon pada hutan tanaman jati di BKPH Subah, KPH Kendal. (b) Mengetahui pengaruh penambahan nilai serapan karbon terhadap kelayakan hutan tanaman jati di BKPH Subah, KPH Kendal. Penelitian ini dilaksanakan di KPH Kendal, Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah pada bula Februari sampai Maret 2008. Data yang dikumpulkan meliputi data primer dan data sekunder yang diperoleh dari pengamatan langsung di lapangan, baik berupa pengukuran langsung maupun informasi dari pihak-pihak terkait. Untuk mengetahui volume dan pertumbuhan pohon dilakukan pengukuran langsung di lapangan. Pengukuran dilakukan dengan mengambil beberapa plot contoh pada setiap kelas umur tanaman. Masing-masing plot berukuran 30 x 30 m yang mewakili 1 hektar areal tanaman yang seumur. Dengan menggunakan perhitungan alometrik untuk jati berdasarkan Buvaneswaran et al. (2006) dan sebagai perbandingan menggunakan metode perhitungan yang dirumuskan dari Vademicum Kehutanan (1976), rata-rata jumlah serapan karbon dalam satu daur (60 tahun) cukup tinggi, yaitu sekitar 246,37 tonC/ha dan 254,47 tonC/ha. Hasil analisis biaya-manfaat, menunjukkan NPV tanpa karbon sebesar Rp. 42.623.810; IRR sebesar 18,71% dan BCR sebesar 4,00 per ha. Dengan biaya pembuatan hutan tanaman jati sekitar Rp 12.477.582; per ha, maka biaya untuk memproduksi karbon per ton adalah sekitar Rp. 50.645;70.en
dc.publisherIPB ( Bogor Agricultural University )
dc.subjectHutan Tanaman Jatien
dc.subjectDiscount Rateen
dc.subjectPenyerapan Karbonen
dc.subjectHarga Karbonen
dc.titlePeranan Penyerapan Karbon Dalam Peningkatan Kelayakan Usaha Hutan Tanaman Jati (Tectona grandis) Di BKPH Subah KPH Kendal, Jawa Tengahen


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record