Kajian Pengelolaan Mangrove dan Terumbu Karang Pulau Sangiang, Banten
Study on Assessment of Mangrove and Coral Reefs Ecosystem Management in Sangiang Island, Banten.
Abstract
Sangiang Island is situated at Sunda Straits of 7 nautical miles (n.m) from Anyar Sub District and considered as one of the popular tourist destination in Banten Province. The functional status of the island is the Natural Tourism Park under @lthority of the Ministry of Forestry. Although located near from the main tourism '!estination, tourist facilities in this island such as lodging, transportation, etc. are still ~e ry limited. Consequently, number of tourist, both from local or international, are still Nery low. "§: As the Natural Tourism Park, Sangiang Island has strategic functions as ~cosystem protections, biodiversity preventions as well as sustainable resources ~tilization. However, some development activities in the island such as fish/shrimp ~o nd and resort development has caused on ecosystem degradation including jlangrove and coral reef ecosystem in surrounding waters. This research is aimed -i> estimate total economic value of the mangrove and coral reefs ecosystems in ~ angiang Island that can be used as policy input for the authorities, both local (the ~ overnment of Serang District, Banten Province) and central government (the !Ministry of Forestry) to develop management options that ensure the sustainability of itese ecosystems. S- From the results, it can be revealed that total economic value (TEV) of ~angrove and coral reefs ecosystem is lOR 7,407,446,699.10 in total. This total ~a lue consists of lOR 3,140,47'1,779.97 for mangrove ecosystem and lOR lj,266,974,919.13 for coral reefs. Following this results, there are 3 (three) cgnanagement scenarios have been developed for both mangrove and coral reefs .:ecosystems, i.e. (1) eco-tourism scenario; (2) conservation scenario; and (3) aquaculture scenario. From the extended cost-benefit analysis, it can be revealed that the eco-tourism scenario is the optimal management scenario for mangrove ecosystems, which has benefit-cost ratio (BCR) as of 7.31 and net present value (NPV) as of lOR 24,105,755,378.56 respectively. For coral reefs ecosystem, the conservation scenario is considered as the optimal scenario due to its BCR as of 12.73 with NPV lOR 29,659,098,664.66. From this result, it is highly recommended that the optimal management scenario for mangrove ecosystem in Sangiang Islands is for eco-tourism, while for coral reefs ecosystem the optimal management scenario is the conservation scenario. Pulau Sangiang terletak di Selat Sunda berjarak sekitar 7 mil laut dari Kecamatan Anyar, salah satu daerah tujuan wisata yang populer di Banten. Status pulau ini adalah Taman Wisata Alam (TWA) dibawah pengelolaan Departemen Kehutanan. Walaupun terletak tidak jauh dari daerah tujuan wisata utama di Hanten, @ tapi fasilitas wisata di pulau ini seperti penginapan, penyeberangan dan sarana i>enunjang lain tidak tersedia menyebabkan rendanya kunjungan wisatawan lIlI1usantara maupun mancanegara ke pulau ini. ~ Mengingat status dari Pulau Sangiang sebagai TWA, maka pulau ini memiliki -g:ungsi perlindungan sebagai penyangga kehidupan, pengawetan keanekaragaman ~ayati serta pemanfaatan secara lestari sumberdaya alam dan ekosistemnya. ~amun demikian banyak kegiatan seperti percobaan pembukaan tambak ikan/udang ~an pembangunan resort wisata yang mengubah kualitas ekosistem mangrove dan ~erumbu karang. Penelitian ini bertujuan untuk memperkirakan nilai ekonomi dari ~kosistem mangrove dan terumbu karang yang ada di Pulau Sangiang sebagai ~asukan bagi Pemerintah Kabupaten Serang, Propinsi Banten dan Departemen Si<ehutanan dalam pengambilan keputusan pengelolaan untuk menjamin kelestarian %ari ekosistem terse but. ~ Dari hasil penelitian ini, diperoleh nilai ekonomi total (NET) dari ekosistem Snangrove dan terumbu karang di Pulau Sangiang adalah sebesar Rp ~ 407 446 699.10 yang terdiri dari nilai ekosistem mangrove sebesar Rp :J3 140 471 779.97 dan terumbu karang sebesar Rp 4 266 974 919.13. Selanjutnya ~elakukan kajian analisis biaya manfaat, dengan menerapkan 3 (tiga) skenario 'gpengelolaan, yaitu (1) skenario konservasi, (2) skenario ekowisata dan (3) skenario .::!budidaya perikanan. Dari kajian analisis biaya manfaat terungkap bahwa untuk ekosistem mangrove, skenario ekowisata memiliki nilai perbandingan biaya manfaat (benefit cost ratio=BCR) paling tinggi sebesar 7.31 dengan nilai bersih sekarang (net present value=NPV) sebesar Rp 24 105755 378.56. Untuk ekosistem terumbu karang, skenario konservasi memberikan nilai BCR paling tinggi sebesar 12.73 dengan NPV sebesar Rp 29 659 098 664.66. Skenario pengembangan optimal Pulau Sangiang yang direkomendasikan dari penelitian ini adalah ekowisata untuk ekosistem mangrove dan konservasi untuk ekosistem terumbu karang.
Collections
- MT - Fisheries [2934]