Show simple item record

dc.contributor.advisorSetyobudiandi,Isdradjad
dc.contributor.advisorTaurusman, Am Azbas
dc.contributor.authorWulansari, Nina
dc.date.accessioned2012-06-12T02:23:40Z
dc.date.available2012-06-12T02:23:40Z
dc.date.issued2012
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/54817
dc.description.abstractPada Pulau Pramuka terdapat tiga habitat utama di wilayah pesisir yaitu habitat mangrove, lamun dan terumbu karang. Ketiga habitat tersebut merupakan suatu ekosistem yang saling berinteraksi satu sama lain dan membentuk suatu konektivitas ekologi untuk mendukung biota didalamnya. Proses interaksi yang terjadi melibatkan komponen biotik dan abiotik dan salah satu komponen biotik adalah makrozoobentos. Oleh karena itu diadakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui konektivitas komunitas makrozoobentos antara ketiga habitat tersebut di Pulau Pramuka secara temporal. Manfaat dari penelitian ini diharapkan menjadi masukan dalam pengelolaan habitat mangrove, lamun dan terumbu karang dengan memanfaatkan informasi ilmiah mengenai status makrozoobentos sebagai salah satu indikator kualitas lingkungan perairan pesisir. Penelitian dilakukan pada bulan September 2010 mewakili musim kemarau dan bulan Januari 2011 mewakili musim hujan di sebelah timur Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta. Lokasi dibagi menjadi tiga transek garis dengan posisi tegak lurus pantai. Setiap transek ditentukan 8 titik pengamatan, yaitu pada transek garis A (350 m), B (250 m), dan C (0 m), sehingga terdapat 24 stasiun pengamatan yang dikelompokkan berdasarkan habitat dari garis pantai sebanyak tiga ulangan pada setiap stasiun. Pengambilan contoh makrozoobentos menggunakan corer dengan luas unit pengambilan contoh sebesar 0,0081 m2. Penyaringan contoh makrozoobentos dilakukan dengan saringan halus (pore size 0,5 mm2). Analisis struktur komunitas makrozoobentos dibantu dengan perangkat lunak PRIMER ver. 5.2 dan Ms. Excel 2007. Makrozoobentos yang ditemukan di Pulau Pramuka pada bulan September 2010 dan Januari 2011 terdiri dari 5 filum, 7 kelas, 65 genus, dan 70 spesies. Persentase jumlah spesies terbesar berasal dari kelas Polychaeta, dengan spesies yang mendominasi di habitat mangrove, lamun dan terumbu karang adalah Notomastus latericeus. Habitat terumbu karang memiliki biomassa, indeks keanekaragaman, dan indeks keseragaman yang lebih tinggi dibandingkan habitat lainnya, namun untuk kepadatan makrozoobentos tertinggi ditemukan pada habitat mangrove, sementara jumlah spesies makrozoobentos tertinggi terdapat pada habitat lamun. Jumlah spesies, kepadatan dan biomassa makrozoobentos pada bulan September 2010 lebih besar daripada bulan Januari 2011. Hal ini diduga disebabkan oleh kondisi curah hujan yang berbeda pada kedua bulan tersebut. Berdasarkan analisis korelasi Pearson, hubungan positif dan kuat pada bulan September 2010 terjadi antara kerapatan jenis mangrove dengan jumlah spesies dan kepadatan makrozoobentos, persentase penutupan lamun dengan biomassa dan indeks keseragaman makrozoobentos, serta persentase penutupan karang dengan jumlah spesies dan indeks keanekaragaman. Pada bulan Januari 2011 hanya terjadi hubungan positif dan kuat antara persentase penutupan karang dengan jumlah spesies, kepadatan dan indeks keseragaman makrozoobentos.en
dc.subjectBogor Agricultural University (IPB)en
dc.titleKonektivitas Komunitas Makrozoobentos antara Habitat Mangrove, Lamun dan Terumbu Karang di Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu, Provinsi DKI Jakarta.en


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record