Show simple item record

Degrees The Institution of Non-Rice Staple Food In The Rural Community. (Study Community Cibatok Satu Village, District Cibungbulang, Province West Java.

dc.contributor.advisorPandjaitan,Nurmala K.
dc.contributor.authorLestari, Irna
dc.date.accessioned2012-05-07T00:49:00Z
dc.date.available2012-05-07T00:49:00Z
dc.date.issued2012
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/54410
dc.description.abstractThe aim of this research were to identify patterns of consumption of non-rice staple foods (cassava, corn, and sweet potato), to identify public attitudes towards non-rice staple food, to identify the institutions of non-rice staple food in rural communities. Research approach design by survey with 50 respondents (peasants and non peasants). Results showed that the respondents level of consumption is lower than rice. The attitude of respondents to the three basic food tends to neutral. The attitude of the respondents neither positive nor negative. Respondents level of knowledge of cassava, corn, and sweet potatoes are average. The attitude of non rice staple food are contradictive with the level of consumption. It happens in the relation between the attitude of cassavaand and its level of consumption behavior. According to the institutions of non rice staple food this studies found that non rice staple food have not yet institutionalized.en
dc.description.abstractKetergantungan masyarakat Indonesia terhadap konsumsi beras membuat pemerintah melakukan impor beras. Padahal kemajuan pertanian Indonesia tercapai pada tahun 1980-an yaitu pada saat Indonesia mampu berswasembada beras. Disatu sisi impor beras memberikan dampak negatif pada petani karena dapat menyengsarakan petani. Jika impor beras dibiarkan begitu saja maka dapat mengakibatkan kondisi pangan Indonesia semakin memburuk. Oleh karena itu, pemerintah menggalakkan program diversifikasi pangan untuk mengantisipasi kurangnya ketersediaan pangan di Indonesia. Merubah sikap masyarakat Indonesia yang masih mengkonsumsi beras untuk mengikuti program pemerintah mengenai diversifikasi pangan tidaklah mudah. Sebab, mengubah sikap yang sudah menjadi kebiasaan sehari-hari memang perkara yang sulit. Namun, bukan berarti hal ini tidak dapat terwujud. Jika pemerintah dan rakyat sama-sama mendukung program tersebut, maka tidak dipungkiri program diversifikasi pangan dapat berhasil. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pola konsumsi makanan pokok non beras (singkong, jagung, dan ubi) pada masyarakat pedesaan. Selain itu, bertujuan untuk mengidentifikasi sikap masyarakat pedesaan terhadap makanan pokok non beras, serta mengidentifikasi kelembagaan makanan pokok pada masyarakat pedesaan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang juga didukung oleh data kualitatif. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang didapatkan langsung dari responden dan informan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif melalui metode survei yaitu kuesioner. Sedangkan data sekunder yang dikumpulkan meliputi gambaran umum tempat penelitian untuk mendukung fakta-fakta yang ada di lapangan. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 50 orang responden dengan unit analisis rumah tangga. Pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan Microsoft Excel 2007 dan SPSS 17.0 for iii windows. Proses analisis data menggunakan tabel silang dan uji statistik Chi-square. Analisis tabel silang digunakan untuk mengolah sikap pada komponen kognitif, afektif, dan konatif, serta perilaku konsumsi terhadap bahan makanan pokok non beras. Uji statistik Chi-square digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara perilaku konsumsi terhadap makanan pokok non beras dengan sikap terhadap makanan non beras tersebut. Hasil dalam penelitian ini adalah perilaku konsumsi bahan makanan pokok non beras pada responden masih tergolong rendah. Selain itu, frekuensi konsumsinya pun masih jarang. Ketiga bahan makanan tersebut dikonsumsi hanya sebagai makanan cemilan dan makanan tambahan saja. Kurang dari 30 persen responden yang mengkonsumsi makanan non berasnya tinggi. Dalam hal ini jagung yang paling sedikit dikonsumsi oleh responden, karena harga jagung yang cukup mahal sehingga jarang dikonsumsi sehari-hari, sedangkan singkong yang paling banyak dikonsumsi oleh responden, karena singkong lebih mengenyangkan dibandingkan jagung dan ubi. Sikap masyarakat terhadap bahan makanan pokok non beras cenderung netral. Artinya, responden biasa saja dalam menanggapi singkong, jagung, dan ubi sebagai makanan pokok, tidak positif dan juga tidak positif. Hal ini disebabkan ketiga bahan makanan tersebut merupakan komoditas yang sudah familiar (akrab dalam kehidupan masyarakat) untuk petani pada umumnya dan masyarakat Indonesia pada khususnya. Berdasarkan hasil uji statistik Chi-square menunjukkan bahwa terdapat perbedaan antara perilaku konsumsi singkong dengan sikap terhadap singkong. Namun, hubungan antara perilaku konsumsi responden dan sikapnya terhadap singkong tergolong lemah. Sedangkan perilaku konsumsi jagung dan ubi tidak menunjukkan adanya perbedaan sikap terhadap jagung dan ubi. Perilaku konsumsi terhadap bahan makanan pokok non beras belum melembaga. Hal ini disebabkan belum terdapat norma yang sudah terinternalisasi mengenai ketiga bahan makanan tersebut sebagai makanan pokok. Oleh karena itu, ketiganya masih dikonsumsi secara terbatas dalam jumlah maupun frekuensi dikalangan masyarakat. Namun, dalam cara penyajian nampaknya sudah mencapai norma kebiasaan pada rumah tangga non petani, yaitu menyajikan iv secara berbeda untuk keluarga dan untuk tamu. Cara penyajian untuk keluarga biasanya direbus saja, namun untuk tamu biasanya digoreng. Apabila penyajiannya disamakan, maka akan menimbulkan rasa malu. Sebaliknya pada rumah tangga petani cara penyajian untuk keluarga dan tamu tidak dibedakan, yaitu cara penyajiannya hanya direbus saja. Artinya tidak ada norma yang menyangkut cara mengkonsumsi ketiga bahan makanan tersebut.
dc.subjectBogor Agricultural University (IPB)en
dc.subjectstaple fooden
dc.subjectattitudesen
dc.subjectconsumption behavioren
dc.titleTingkat Kelembagaan Makanan Pokok Non Beras pada Masyarakat Pedesaan (Kasus masyarakat Desa Cibatok Satu, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat)en
dc.titleDegrees The Institution of Non-Rice Staple Food In The Rural Community. (Study Community Cibatok Satu Village, District Cibungbulang, Province West Java.


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record