Show simple item record

The Influence of the Mahogany Stands (Swietenia macrophylla King.) On The Growth and Production of Jatropha curcas (Jatropha curcas Linn.)

dc.contributor.advisorWijayanto,Nurheni
dc.contributor.authorKusumaningrum, Anindita
dc.date.accessioned2012-04-23T01:39:35Z
dc.date.available2012-04-23T01:39:35Z
dc.date.issued2011
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/54280
dc.description.abstractAgroforestry of mahogany and jatropha in Babakan Madang RPH was established. Jatropha were planted under mahogany stands of 3 years old (young mahogany stands), and 17 years (old mahogany stands). The difference of ages of mahogany may give influence on the growth and production of jatropha. The purpose of this research was to determine the influence of the mahogany stands (S. macrophylla) on the growth and seed production of Jatropha (J. curcas). The growth parameters of jatropha consisting of height, diameter, length, width tree crown were measured. These growth parameters were used to determine the tree crown width, as well as root length. Jatropha curcas plant height measurement was done by using graft-scale, while for measuring the widht, length and width of the crown, band meter was used. In this case, census method was applied. In every mahogany stand, 15 J. curcas trees were chosen for sampling. Root length of jatropha was measured by digging method. Horizontal and vertical roots were measured. The result showed that the growth of jatropha was significantly affected by the stand age of mahogany. Young mahogany stands produced better effect on height, diameter, length, width, and crown width of Jatropha than in old mahogany stnads. It was also strengthen by the results of the t-test (p<0.05) that diameter, height, and crown width was affected by mahogany stand. The average diameter of the jatropha planted under young mahogany stand (JPYMS) was bigger (2,3 cm) then jatropha planted under old mahogany stands (JPOMS) which is 1,8 cm. The average height of jatropha under JPYMS was 142,2 cm, while average height under JPOMS was 125,4 cm only. While, crown width under JPYSM was larger (31,4 cm) than crown width under JPOMS (21 cm). Production of JPYSM was also better than the JPOMS. Seed production in JPYMS was 21 g, whereas the JPOMS was 7,47 g. The root was also measured as one of growth variables. However, according to the result of t-test, the root length at horizontal distribution was not significantly different compared to roots at vertical distribution. The average value of vertical root of jatropha ranged from 19,5 cm to 20,8 cm while horizontal root ranged from 64,2 cm-55,6 cm. This difference was caused by low nitrogen content, in addition its soil structure was clay structure. Therefore, there were some mechanical obstacles of the land for root development. Root length in jatropha can be used as optimal range of planting distance in agroforestry system. In conclusion, the growth of jatropha under young mahogany stands was better than in old mahogany stands, especially on growth parameter of diameter, height, length, crown width, and seed production. There was no influence of mahogany stands to horizontal and vertical jatropha’s root length. Jatropha can be used as intercropping crop if the light intensity is sufficient, and maintain intensively. The appropriate planting distance under forest stand is 2 m x 2 m.en
dc.description.abstractAgroforestri mahoni dengan jarak pagar di RPH Babakan Madang mulai dikembangkan. Tanaman jarak pagar di bawah tegakan mahoni yang memiliki umur yang berbeda, yaitu umur 3 tahun (mahoni muda), dan umur 17 tahun (mahoni tua). Perbedaan umur ini memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan dan produksi jarak pagar. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh tegakan mahoni (S. macrophylla) terhadap pertumbuhan dan produksi jarak pagar (J. curcas) Parameter pertumbuhan yang diukur antara lain tinggi tanaman, diameter, panjang, lebar tajuk yang digunakan untuk menentukan luas tajuk, serta panjang akar. Pengukuran tinggi tanaman jarak pagar menggunakan galah berskala, sedangkan untuk mengukur diameter, panjang dan lebar tajuk menggunkana pita meter. Pengukuran parameter tinggi, diameter, panjang dan lebar tajuk jarak pagar di bawah tegakan mahoni muda dan di bawah tegakan mahoni tua menggunakan metode sensus. Sedangkan pada pengukuran parameter akar menggunakan sampel yaitu 15 tanaman jarak pagar pada setiap tegakan. Cara mengukur panjang akar yaitu mencabut tanaman jarak pagar dan mengukur panjang horizontal dan vertikal pada akar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh tegakan mahoni muda terhadap jarak pagar lebih baik dibandingakan dengan mahoni tua untuk tinggi, diameter, panjang, lebar, dan luas tajuk. Hal ini juga diperkuat dengan hasil dari uji-t bahwa diameter, tinggi, dan luas tajuk memiliki nilai p lebih kecil dibanding 0,05. Menurut uji-t apabila nilai p < dari pada nilai 0,05 maka memiliki arti bahwa adanya beda nyata antara diameter, tinggi, dan luas tajuk pada jarak pagar di bawah tegakan mahoni muda dan mahoni tua. Perbedaan ini dapat dilihat dari diameter rata-rata pada jarak pagar mahoni muda (JPMM) yaitu 2,3 cm lebih besar dibandingkan dengan jarak pagar di bawah tegakan mahoni tua (JPMT) yaitu 1,8 cm. Pada tinggi rata-rata JPMM 142,4 cm lebih besar dibandingkan dengan JPMT 125,4 cm. Sedangkan pada luas JPMM 31,4 cm² lebih besar dibandingkan luas JPMT 21 cm². Produksi JPMM juga lebih baik dibandingkan dengan JPMT. Hal ini disebabkan karena nilap p lebih kecil dari pada 0,05. Berat produksi pada JPMM yaitu 21,5 gr, sedangkan pada 7,47 gr. Perbedaan diameter, tinggi, luas tajuk dan produksi pada jarak pagar di bawah tegakan mahoni muda dan tegakan mahoni tua disebabkan karena adanya faktor yang mempengaruhi. Salah satu faktor yang mempengaruhi yaitu intensitas cahaya. Intensitas cahaya berpengaruh terhadap pertumbuhan dan produksi. Hasil pengukuran intensitas cahaya pada tegakan mahoni muda yaitu 246,2.10¹ Lux, sedangkan pada mahoni tua 191,7.10¹ Lux. Intensitas cahaya yang lebih tinggi pada mahoni muda menyebabkan tingkat fotosintesis yang tinggi pada jarak pagar mahoni muda dibandingkan dengan jarak pagar pada mahoni tua. Adanya fotosintesis yang tinggi menghasilkan photosintat yang tinggi pula. Sehingga pertumbuhan jarak pagar di bawah tegakan mahoni muda lebih baik dibandingkan dengan mahoni tua. Selain itu suhu juga berpengaruh terhadap pertumbuhan, karena suhu yang tinggi akan menghasilkan photosintat yang tinggi. Hasil pengukuran suhu pada tegakan mahoni muda 28,53º C dan pada tegakan mahoni tua 28,07º C. Suhu mahoni muda lebih tinggi dibandingkan mahoni muda diduga menjadi salah satu faktor penyebab perbedaan, dan produksi. Selain itu adalah nutrisi atau unsur hara di kedua tegakan tersebut. Dari hasil analisis tanah kedua jenis tegakan memiliki tanah yang kurang subur. Kandungan nitrogen pada mahoni muda lebih tinggi dibandingkan dengan mahoni tua, hal ini menjadi salah satu pengaruh. Karena kekurangan nitrogen dapat menyebabkan penghambatan pertumbuhan. Faktor jarak tanam juga berpengaruh. Adanya jarak tanam yang tidak beraturan menyebabkan adanya kompetisi antar tanaman. Selain itu pemeliharaan yang tidak intensif juga menyebabkan perbedaan. Karena pada jarak pagar di bawah tegakan mahoni tua memiliki banyak gulma atau tanaman lain sehingga menggangu pertumbuhan jarak tanam. Oleh karena itu akan terjadi persaingan unsur hara, air, dan juga intensitas cahaya matahari. Hal ini diduga menyebabkan pertumbuhan jarak pagar di bawah tegakan mahoni muda menjadi lebih baik di bandingkan dengan jarak pagar di bawah tegakan mahoni tua. Akar juga merupakan salah satu parameter pertumbuhan. Namun, menurut hasil uji-t panjang akar horizontal dan vertikal tidak berbeda nyata. Hal ini berarti bahwa tidak ada pengaruh tegakan terhadap pertumbuhan akar. Nilai rata-rata tersebut bisa berarti bahwa pada akar vertikal untuk jarak pagar berkisar antara 19,5 cm sampai 20,8 cm. Sedangkan akar horizontal berkisar antara 55,6 sampai 64,2 cm. Adanya ketidaksamaan ini dapat dipengaruhi oleh kandungan nitrogen yang sama-sama rendah. Selain itu juga struktur tanah yang liat, dan ada beberapa halangan mekanis tanah. Panjang akar jarak pagar ini dapat digunakan untuk acuan jarak tanam ideal bagi jarak pagar sebagai tanaman tumpangsari.Tanaman jarak pagar dapat digunakan menjadi salah satu tanaman tumpangsari dengan jarak lebih dari 2 m x 2 m. Kesimpulan dari penelitian ini adalah pengaruh tegakan mahoni muda lebih baik terhadap diameter, tinggi, panjang, lebar, luas tajuk dan produksi jarak pagar dibandingkan dengan tegakan mahoni tua. Tidak ada pengaruh tegakan mahoni terhadap panjang akar horisontal dan vertikal jarak pagar. Tanaman jarak pagar dapat digunakan sebagai tanaman tumpangsari dengan syarat adanya intensitas cahaya matahari yang cukup dan pemeliharaan yang intensif. Jarak tanam untuk tumpang sari tergantung kesuburan tanah dan juga tegakan, minimal jarak tanamnya yaitu 2 m x 2 m.
dc.subjectBogor Agricultural University (IPB)en
dc.subjectJatrophaen
dc.subjectmahoganyen
dc.subjectgrowthen
dc.subjectproductionen
dc.subjectagroforestryen
dc.titlePengaruh Tegakan Mahoni (Swietenia macrophylla King.) terhadap Pertumbuhan dan Produksi Jarak Pagar (Jatropha curcas Linn.)en
dc.titleThe Influence of the Mahogany Stands (Swietenia macrophylla King.) On The Growth and Production of Jatropha curcas (Jatropha curcas Linn.)


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record