Show simple item record

Solubility Profile of Petroleum Waste In Water as Effect of Nonionic Surfactant and Stirring Rate

dc.contributor.authorCharlena
dc.contributor.authorMas’ud, Zainal Alim
dc.contributor.authorSyahreza, Ahmad
dc.date.accessioned2012-04-04T06:42:19Z
dc.date.available2012-04-04T06:42:19Z
dc.date.issued2009
dc.identifier.issn1979-5920
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/54016
dc.description.abstractLimbah minyak bumi merupakan limbah bahan berbahaya dan beracun yang memiliki potensi menimbulkan pencemaran dan kerusakan lingkungan. Pemulihan lahan tercemar oleh minyak bumi dapat dilakukan dengan menggunakan kapasitas kemampuan mikroorganisme. Penambahan surfaktan nonionik dan pengadukan akan meningkatkan kelarutan minyak dalam air sehingga mempermudah kontak antara mikroorganisme dan sumber karbon dari minyak bumi sebagai makanannya. Pada penelitian ini, surfaktan yang digunakan adalah Tween 80 dan Brij 35. Parameter yang diamati adalah konsentrasi surfaktan dan laju pengadukan. Konsentrasi surfaktan ditentukan dari nilai tegangan permukaan dan stabilitas emulsi. Stabilitas emulsi tertinggi untuk Tween 80 sebesar 0.24% pada konsentrasi 0.0175%, sedangkan Brij 35 sebesar 0.22% pada konsentrasi 0.0150%. Laju pengadukan yang digunakan adalah 100, 120, dan 140 rpm. Laju pengadukan optimum diperoleh pada nilai 140 rpm, hal ini didasarkan pada nilai TPH (Total Petroleum Hydrocarbon) cair. Nilai TPH cair pada laju 100, 120, dan 140 rpm untuk Twen 80 dan Brij 35 berturut-turut sebesar 0.25, 0.32, 0.40 dan 0.36, 0.55, 0.74%. Nilai TPH cair menggambarkan banyaknya minyak yang terdispersi ke dalam air. Parameter lain seperti TPH padat dan COD (Chemical Oxygen Demand) yang diperoleh pada laju 140 rpm sebesar 15.56% dan 41235 mg/L untuk Tween 80, sedangkan untuk Brij 35 sebesar 16.55% dan 41717 mg/L.id
dc.description.abstractPetroleum waste is classified as a dangerous waste that cause pollution and damage the environtment. The remediation of petroleum polluted soil could be done by microorganism capability. Additional of nonionic surfactant and stirring rate would make soil dispersed well in water, facilitating good contact between microorganism and petroleum carbon as its feed. In this research, Tween 80 and Brij 35 were used as surfactants. The observed parameters were concentrations and stirring rates. Surfactant concentration was selected based on surface tension value and emulsion stability. The highest emulsion stability for Tween 80 observed was 0.24% at concentration 0.0175%, while for Brij 35 equal to 0.22% at concentration 0.0150%. Stirring rates were applied 100, 120, and 140 rpm, successively based on liquid Total Petroleum Hydrocarbon (TPH) value. Liquid TPH value at 100, 120, and 140 rpm for Tween 80 and Brij 35 were 0.25, 0.32, 0.40 and 0.36, 0.55, 0.74%, successively. Liquid TPH depicted amount of oil that was dispersed into the water. The other parameters such as solid TPH and Chemical Oxygen Demand (COD) obtained for 140 rpm were 15.56% and 41235 mg/L for Tween 80 while for Brij 35 equal to 16.55% and 41717 mg/L.en
dc.publisherJurusan Kimia FMIPA - Universitas Sam Ratulangi
dc.relation.ispartofseriesVol. 2;No. 2
dc.subjectpetroleum wasteen
dc.subjectnonionic surfactanten
dc.subjectstirring rateen
dc.subjectBogor Agricultural University (IPB)en
dc.titleProfil kelarutan limbah minyak bumi dalam air akibat pengaruh surfaktan nonionik dan laju pengadukanen
dc.titleSolubility Profile of Petroleum Waste In Water as Effect of Nonionic Surfactant and Stirring Rateen
dc.title.alternativeChemistry Progress (Majalah Publikasi Ilmiah Kimia) Vol. 2 No. 2 November 2009id
dc.typeArticleen


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record