Show simple item record

dc.contributor.advisorBeik, Irfan Syaqi
dc.contributor.authorMukhlis, Ahmad
dc.date.accessioned2012-01-25T04:05:16Z
dc.date.available2012-01-25T04:05:16Z
dc.date.issued2011
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/53081
dc.description.abstractKemiskinan yang terjadi di Negara Indonesia sudah berlangsung sejak lama. Krisis ekonomi yang terjadi di dalam negeri maupun di luar negeri ikut memengaruhi lamanya bencana kemiskinan yang menimpa Indonesia. Untuk mengatasi permasalah ini, zakat sangatlah mungkin menjadi alternatif program pemerintah (Ibrahim, 2006). Zakat merupakan sarana yang dilegalkan oleh agama islam dalam pembentukan modal. Pembentukan modal tidak semata-mata dari pemanfaatan dan pengembangan sumber daya alam, akan tetapi juga berasal dari sumbangan wajib orang kaya. Zakat juga berperan penting dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia dan penyediaan sarana dan prasarana produksi (Miftah, 2008). Potensi zakat yang dimiliki oleh Indonesia melebihi Rp 217 triliun, namun pada kenyataannya penyerapan dana zakat baru mencapai Rp 1,5 triliun (pada tahun 2010). Terjadinya gap yang besar antara potensi zakat dan nilai zakat yang terkumpul mengindikasikan ada sebagian orang islam yang kurang termotivasi untuk membayar zakat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi kepatuhan membayar zakat, dan untuk mengidentifikasi faktor yang dominan, agar lebih mudah dalam membuat kebijakan yang optimal. Hasil dari studi ini diharapkan dapat membantu meningkatkan penerimaan dana zakat, baik di pusat maupun di daerah. Pengumpulan data dilakukan melalui survey terhadap 100 orang responden di wilayah Kabupaten Bogor. Metode analisis yang digunakan adalah menggunakan alat analisis faktor. Fungsi utama dari teknik analisis faktor adalah sebagai berikut : (1) untuk mengurangi jumlah variabel dan (2) untuk mendeteksi struktur yang terdapat dalam hubungan antara variabel, maksudnya adalah untuk mengklasifikasikan variabel. Program yang digunakan untuk melakukan olah data ini adalah SPSS Statistics 17 for windows. Dari hasil penelitian ini, diketahui sejumlah faktor yang membuat seseorang mau untuk membayar zakat, faktor-faktor tersebut adalah faktor keagamaan seperti iman, pemahaman agama, dan balasan, lalu ada juga faktorfaktor lainnya seperti kepedulian sosial, kepuasan diri, dan organisasi. Hal ini sekaligus memberikan arahan bahwa untuk meningkatkan penerimaan zakat, tidak hanya menekankan aspek keagamaan, tetapi ikut memerhatikan aspek sosial, kepuasan diri, dan organisasi. Jika faktor-faktor tersebut diurutkan dengan menggunakan composite index, maka hasilnya adalah sebagai berikut: (1) faktor keimanan, (2) faktor sosial, (3) faktor balasan, (4) faktor kepuasan diri, (5) faktor pemahaman agama, (6) faktor organisasi zakat, dan (7) faktor pujian. Dari hal ini didapatkan bahwa composite index terkecil ada pada faktor pujian, hal ini menunjukkan bahwa faktor pujian tidak memengaruhi individu secara dominan untuk membayar zakat. Seseorang yang membayar zakat menyadari bahwa tujuan mereka membayar zakat adalah untuk mencari ridho Allah bukan untuk mencari pujian dari manusia, atau agar disebut sebagai orang yang dermawan. Diantara hal yang memengaruhi kepatuhan membayar zakat adalah adanya peran dari Organisasi Pengelola Zakat (OPZ). Keprofesionalan OPZ dapat membuat wajib zakat lebih patuh untuk membayar zakat di lembaga tersebut, oleh karena itu, dengan meningkatkan mutu pelayanan OPZ seperti dalam hal transparansi, sosialisasi, dan administrasi, hal ini akan berpengaruh besar terhadap preferensi responden dalam membayar zakat di lembaga tersebut. Dalam penelitian ini pun dideskripsikan alasan-alasan yang memengaruhi pemilihan tempat membayar zakat. Dari 100 responden tercatat yang membayar zakat di organisasi zakat ada sebanyak 48 responden, sedangkan yang membayar ke penerima zakat ada sebanyak 52 orang. Untuk responden yang membayar zakat di organisasi zakat, banyak diantara mereka mempunyai persepsi positif terhadap organisasi zakat, hal ini dilihat dari nilai persentase yang lebih dari 50 persen untuk alasan-alasan yang berkaitan dengan organisasi zakat, seperti organisasi zakat bersifat transparan, organisasi zakat bersifat profesional, dan memberi kemudahan. Responden yang membayar zakat langsung ke penerima zakat tanpa melalui organisasi memiliki penilaian yang kurang baik terhadap institusi zakat. Variabel transparansi dan profesionalitas organisasi zakat memiliki tingkat persentase yang rendah. Dari 52 responden, hanya 23 persen responden yang menyatakan organisasi zakat transparan, dan hanya 15 persen yang menyatakan organisasi zakat profesional. Alasan ini menjadikan mereka lebih condong untuk membayar zakat langsung ke penerima zakat. Selain itu, alasan mereka membayar zakat langsung ke penerima zakat adalah faktor kepuasan, responden yang membayar zakat langsung ke penerima zakat merasa lebih puas. Variabel fatwa dari kiyai setempat tidak memiliki pengaruh yang kuat dalam menentukan preferensi seseorang dalam memilih tempat membayar zakat. Hal ini dinilai dari rendahnya presentasi variabel ini pada sisi OPZ dan penerima zakat.en
dc.subjectBogor Agricultural University (IPB)en
dc.titleAnalisis Faktor-Faktor yang Memengaruhi Tingkat Kepatuhan Membayar Zakat : Studi Kasus Kabupaten Bogoren


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record