Show simple item record

Antibiotic residues of chicken and beef in traditional market of West Java Province.

dc.contributor.advisorPisestyani,Herwin
dc.contributor.authorWijaya, Mochammad Rifqi
dc.date.accessioned2012-01-18T07:56:25Z
dc.date.available2012-01-18T07:56:25Z
dc.date.issued2011
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/52996
dc.description.abstractThis study was aimed to observe the occurance of antibiotic residues in chicken and beef which sold in traditional markets of West Java Province. Thirty six chicken samples and 24 beef samples were collected from twelve districts. The antibiotic residues were determined using bioassay method. The results showed that none of the 36 chicken samples were positive of penicillin, macrolides, aminoglycosides, and tetracyclines. Three samples of beef were positive of macrolides, those samples derived from Bandung City and Tasikmalaya District.en
dc.description.abstractDaging merupakan pangan hewani yang mempunyai nilai gizi yang tinggi, terutama mengandung asam amino esensial yang diperlukan oleh tubuh untuk (1) pertumbuhan sel-sel baru, (2) pergantian sel-sel yang rusak, serta (3) proses metabolisme tubuh. Daging sangat bermanfaat untuk kesehatan, pertumbuhan, dan kecerdasan manusia, namun juga dapat mengandung bahaya biologis, kimiawi, dan fisik. Salah satu bahaya kimiawi yang dapat dijumpai pada daging adalah residu antibiotik. Ditinjau dari aspek kesehatan masyarakat, residu antibiotik dalam pangan asal hewan dapat mengancam kesehatan masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keberadaan residu antibiotik pada daging ayam dan sapi yang dijual di beberapa pasar tradisional Provinsi Jawa Barat. Sebanyak 24 sampel daging sapi dan 36 sampel daging ayam diambil secara purposif di 12 kota/kabupaten Provinsi Jawa Barat. Pengujian sampel daging ayam dan daging sapi menggunakan metode screening test secara bioassay. Keberadaan residu antibiotik dapat dilihat dengan terbentuknya daerah hambatan di sekitar kertas cakram. Sampel daging ayam dan sapi yang akan diperiksa diiris dengan skalpel dan dimasukkan kertas cakram ke dalam irisan tersebut. Cawan Petri diisi dengan media biakan dan didiamkan sampai media memadat. Kertas cakram yang telah dimasukkan ke dalam daging diambil dan diletakkan secara hati-hati di atas permukaan media biakan yang telah memadat dengan menggunakan pinset steril. Setiap cawan Petri terdapat 5 kertas cakram, yang terdiri dari 4 kertas cakram dari sampel daging yang berbeda dan 1 kertas cakram dari larutan antibiotik sebagai larutan standar. Larutan standar sebanyak 75 μl diteteskan di atas kertas cakram secara tegak lurus dengan menggunakan pipet mikro. Larutan standar digunakan sebagai kontrol positif setiap golongan antibiotik dengan konsentrasi tertentu dalam setiap mililiter larutan. Larutan standar dari golongan penisilin diwakili oleh natrium penisilin (0.01 IU/ml), golongan tetrasiklin diwakili oleh oksitetrasiklin (1.0 μg/ml), golongan aminoglikosida diwakili oleh kanamisin (1.0 μg/ml), dan golongan makrolida diwakili oleh tilosin (1.0 μg/ml). Cawan Petri tersebut diinkubasikan ke dalam inkubator dengan suhu yang berbeda untuk setiap antibiotik (grup tetrasiklin suhu inkubator 30 ºC, grup makrolida dan aminoglikosida 36 ºC, dan grup penisilin 55 ºC) selama 18 sampai 24 jam. Pembacaan hasil dilakukan dengan mengukur zona hambat yang terbentuk di sekeliling kertas cakram yang diduga mengandung residu antibiotik dengan menggunakan jangka sorong. Sampel dinyatakan positif mengandung residu antibiotik apabila terbentuk zona bening (daerah hambatan) minimal 2 mm lebih besar dari diameter kertas cakram. Golongan penisilin dinyatakan positif maka harus dilakukan uji ulang dengan menggunakan enzim penisilinase sebagai peneguhan.Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah tidak ditemukan residu antibiotik dalam daging ayam yang berasal dari beberapa pasar tradisional di 12 kota/kabupaten Provinsi Jawa Barat. Sebanyak 3 sampel daging sapi positif ditemukan residu antibiotik golongan makrolida yaitu Kota Bandung (2) dan Kabupaten Tasikmalaya (1). Secara umum keberadaan residu antibiotik pada sampel daging ayam dan sapi yang dijual di beberapa pasar tradisional di 12 kota/kabupaten Provinsi Jawa Barat memenuhi standar batas maksimum residu yang sesuai dengan petunjuk teknis Standar Nasional Indonesia (SNI) nomor 01-6366-2000 tentang Batas Maksimum Cemaran Mikroba dan Batas Maksimum Residu dalam Bahan Makanan Asal Hewan.
dc.subjectbioassay methoden
dc.subjectantibiotic residuesen
dc.subjectchickenen
dc.subjectbeefen
dc.subjectBogor Agricultural University (IPB)en
dc.titleResidu Antibiotik pada Daging Ayam dan Sapi dari Pasar Tradisional di Provinsi Jawa Baraten
dc.titleAntibiotic residues of chicken and beef in traditional market of West Java Province.


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record