Show simple item record

dc.contributor.advisorBurhanuddin
dc.contributor.authorParamastri, Anindha
dc.date.accessioned2011-12-13T02:52:03Z
dc.date.available2011-12-13T02:52:03Z
dc.date.issued2011
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/52408
dc.description.abstractBuah-buahan merupakan salah satu bahan pangan yang memegang peranan untuk keseimbangan gizi tubuh, sehingga harus tersedia setiap saat dalam jumlah yang cukup, mutu yang baik, aman konsumsi, harga yang terjangkau, serta dapat diakses oleh seluruh lapisan masyarakat. Pemenuhan kebutuhan masyarakat akan buah-buahan dapat disalurkan melalui pasar-pasar yang tersebar di Indonesia. Masyarakat akan lebih mudah mengakses kebutuhan melalui pasar dibandingkan jika harus datang membeli langsung pada petani. Pasar-pasar tersebut, terutama pasar modern dalam menjalankan usahanya tentu membutuhkan pasokan buah-buahan dengan kuantitas yang cukup, kualitas yang baik dan kontinyuitas. Sejauh ini kebutuhan pasokan buah-buahan pada pasar modern tidak dapat dipenuhi oleh petani secara individu. Petani harus membentuk suatu kelompok tani dan menjual produk yang mereka hasilkan ke pasar melalui berbagai perantara seperti pengumpul maupun pedagang besar. Atas dasar itulah didirikan Sub Terminal Agribisnis (STA) Rancamaya yang berfungsi sebagai pemasok hasil pertanian. Salah satu permasalahan yang dihadapi STA dalam melakukan proses distribusi, adalah mengenai persentase biaya transportasi produk yang cukup tinggi. Permasalahan lainnya adalah pelaksanaan kegiatan distribusi bukanlah hal yang mudah, mengingat bahwa karakteristik dari buah-buahan itu sendiri memiliki sifat yang mudah rusak dan cepat busuk. Risiko rusaknya buah-buahan saat proses distribusi bisa saja terjadi dan berakibat pada retur produk. Oleh karena itu yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah (1) mengetahui pola distribusi buah pepaya pada STA Rancamaya, (2) menganalisis struktur biaya distribusi buah pepaya pada STA Rancamaya, dan (3) menganalisis komposisi distribusi optimal buah pepaya pada STA Rancamaya. Penelitian ini dilaksanakan di STA Rancamaya yang berlokasi di JL. Raya Rancamaya, Kota Bogor, Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan STA Rancamaya sebagai salah satu lembaga yang didirikan oleh Departemen Pertanian untuk mengatasi permasalahan pertanian terutama dalam hal pemasaran. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret-Juli 2011. Jenis data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer yang dikumpulkan meliputi sejarah dan gambaran umum STA, pola pengadaan buah buah pepaya, proses penanganan hingga pendistribusian yang dilakukan. Data primer diperoleh dari observasi kegiatan pengadaan hingga distribusi secara langsung, serta wawancara dengan pihak pengelola STA Rancamaya, petani pemasok dan konsumen. Data sekunder dikumpulkan untuk mendukung penelitian, didapatkan dari berbagai studi kepustakaan, seperti BPS (Badan Pusat Statistik), internet, buku, dan literatur-literatur lain yang relevan terkait dengan topik penelitian. Pengolahan data penelitian dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif dibutuhkan untuk menggambarkan keadaan umum lokasi penelitian dan iii mendeskripsikan pola distribusi buah pepaya, jumlah pasokan serta jumlah order setiap harinya. Pengolahan data secara kuantitatif digunakan untuk mengetahui komposisi distribusi yang optimal sehingga didapatkan biaya minimum pada pola distribusi perusahaan dari setiap sumber pasokan ke konsumen STA. Data yang diperoleh kemudian ditabulasikan dan dimasukkan dalam program linear yang dirumuskan menjadi model transportasi. Penggunaan program linear karena kondisi dan keadaan STA yang memiliki beberapa kendala dengan tujuan meminimalisasi biaya. Setelah itu data diolah dengan menggunakan software LINDO (Linear Interactive Discrete Optimizer) yang merupakan salah satu program komputer yang dapat membantu pemecahan optimal dengan metode simpleks. Pola distribusi buah pepaya pada STA Rancamaya diawali dengan diterimanya order dari masing-masing konsumen dan dilanjutkan dengan pemesanan buah pepaya pada petani . Kemudian dilakukan pengumpulan buah pepaya yang selanjutnya akan dilakukan tahap penimbangan, penyortiran, pengkelasan menjadi pepaya grade A atau grade B. Setelah dipisahkan menurut kelasnya, buah pepaya dikemas dan diberi label. Buah pepaya yang telah dikemas dan diberi label kemudian akan didistribusikan kepada masing-masing konsumen. Dilihat dari proporsi masing-masing komponen biaya terhadap total biaya distribusi, biaya pembelian buah mengambil proporsi terbesar yakni sebesar 82,00 persen yang selanjutnya di posisi kedua adalah proporsi biaya transportasi sebesar 7,31 persen. Kemudian jika dilihat proporsi biaya transportasi terhadap laba kotor yang diperoleh adalah sebesar 26 persen. Hal tersebut merupakan nilai yang cukup tinggi, karena biaya transportasi mengambil seperempat bagian dari laba kotor STA yang berakibat pada kecilnya laba bersih yang diperoleh STA. Hasil optimalisasi menunjukkan bahwa alokasi buah pepaya yang dilakukan STA sudah baik, tercermin dari perbedaan total biaya distribusi yang tidak besar. Namun dalam hal penerimaan, nilai penjualan yang dihasilkan cukup berbeda jauh sehingga berdampak pada kecilnya laba yang diperoleh. Nilai penjualan yang kecil tersebut terjadi akibat banyaknya buah pepaya yang diretur atau dikembalikan. Oleh karena itu STA sebaiknya terus berupaya untuk mengurangi produk yang tidak diterima karena besarnya jumlah produk yang tidak diterima sangat berpengaruh pada ketidakefisienan distribusi optimal. Upaya mengurangi produk yang ditolak dapat dilakukan dengan cara penyuluhan terhadap petani pemasok agar dapat menghasilkan buah pepaya dengan kualitas yang sesuai dengan pasar. Hal tersebut juga mencerminkan peran STA sebagai wadah yang dapat mengkoordinasikan berbagai kepentingan pelaku agribisnis serta tempat berkomunikasi dalam mengantisipasi berbagai permasalahan yang dihadapi. Selain itu, petugas STA sebaiknya lebih berhati-hati dalam melakukan proses transportasi buah pepaya karena terkait dengan karakteristik buah pepaya yang mudah rusak, dan lebih jeli dalam melakukan penyortiran produk, terutama untuk buah pepaya yang akan dikirim menuju PT. Hero Supermarket agar jumlah produk yang diretur dapat diminimalisir.en
dc.subjectBogor Agricultural University (IPB)en
dc.titleOptimalisasi distribusi buah pepaya di sub terminal agribisnis rancamaya Kota Bogor Jawa Baraten


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record