Show simple item record

dc.contributor.advisorPambudy, Rachmat
dc.contributor.authorSoetrisniati, Anggriani Putri
dc.date.accessioned2011-12-01T01:31:07Z
dc.date.available2011-12-01T01:31:07Z
dc.date.issued2011
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/52052
dc.description.abstractTebu merupakan salah satu tanaman perkebunan yang turut berperan dalam pembangunan ekonomi nasional dan memberikan kontribusi yang cukup besar pada subsektor perkebunan. Indonesia mempunyai keunggulan komparatif sebagai produsen gula tebu dilihat dari sisi sumber daya alam dan iklim. Produksi tebu ini ditujukan untuk memenuhi permintaan pasar akan produk olahan tebu ini. Salah satu daerah yang menjadi sentra tebu di Kabupaten Jombang adalah Kecamatan Ngoro. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis saluran tataniaga yang ada di Desa Pulorejo, menganalisis fungsi-fungsi tataniaga tebu, struktur pasar, perilaku pasar yang terjadi dan menganalisis saluran mana yang lebih efisien berdasarkan margin tataniaga, farmer’s share dan rasio keuntungan terhadap biaya. Penelitian dilakukan di Desa Pulorejo, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Waktu penelitian dilakukan dari bulan Februari hingga Maret 2011. Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive). Pengambilan responden petani dilakukan berdasarkan secara sengaja (purposive) dan lembaga tataniaga dilakukan dengan menggunakan metode snowball sampling. Jumlah petani responden adalah sebesar 20 orang petani. Terdapat empat saluran tataniaga tebu di Desa Pulorejo, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, yaitu saluran tataniaga I: petani, Asosiasi Petani Tebu Rakyat (APTRI) dan pabrik gula; saluran II: petani, kelompok tani dan pabrik gula; saluran III: petani, kontraktor tebu dan pabrik gula; saluran IV: petani, pedagang sari tebu dan konsumen. Fungsi tataniaga yang dilakukan oleh lembaga-lembaga tataniaga dalam tataniaga tebu ini adalah fungsi pertukaran dilakukan oleh lembaga tataniaga dan petani tidak melakukan kegiatan pembelian. Pada saluran I dan II petani melakukan fungsi fisik yaitu pegangkutan. Fungsi fisik penyimpanan dilakukan APTRI dan pedagang sari tebu. Fungsi fasilitas penanggungan risiko, pembiayaan dan informasi pasar dilakukan pada setiap lembaga tataniaga. Fungsi sortasi dilakukan petani dan kontraktor tebu. Fungsi pengolahan dilakukan oleh pedagang sari tebu yang mengolah tebu menjadi minuman sari tebu. Struktur pasar yang dihadapi petani, kontraktor tebu dan pedagang sari tebu mendekati pasar persaingan karena terdapat banyak penjual, barang yang homogen dan tidak adanya hambatan untuk keluar dan masuk pasar. Pasar oligopoli dihadapi oleh APTRI dan kelompok tani karena sedikitnya penjual, sifat produk homogen dan ada kesulitan untuk keluar masuk pasar.en
dc.subjectBogor Agricultural University (IPB)en
dc.titleAnalisis tataniaga tebu (studi kasus : Desa Pulorejo Kecamatan Ngoro, Kabupaten Jombang, Jawa Timur)en


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record