Analisis Portofolio Investasi pada PT Asuransi MSIG Indonesia Periode 2006 - 2009
Abstract
PT Asuransi MSIG Indonesia, merupakan salah satu perusahaan asuransi kerugian joint venture dengan pertumbuhan investasi yang baik. PP No. 39/2008 mewajibkan semua perusahaan asuransi memiliki modal minimal. Hal ini akan menyebabkan persaingan lebih berkualitas dengan setiap perusahaan mempunyai modal minimal. PT Asuransi MSIG Indonesia pun dituntut untuk dapat memperkuat infrastruktur serta modal perusahaan. Salah satu cara untuk dapat memperkuat modal perusahaan, yaitu dengan pemilihan portofolio yang efisien. Portofolio yang efisien menurut Markowitz adalah perimbangan antara expected return dengan risiko dari investasi tersebut (standar deviasi). Penelitian ini bertujuan 1) menganalisis kebijakan investasi yang diambil oleh PT Asuransi MSIG Indonesia selama periode 2006-2009, meliputi tujuan investasi, pemilihan aset dan batasan risiko, 2) menyusun rekomendasi portofolio investasi yang efisien. Pengumpulan data dilakukan pada bulan Februari hingga Maret 2011. Data yang digunakan adalah data primer yang diperoleh dari observasi langsung serta wawancara kepada para pakar dari PT Asuransi MSIG Indonesia dan data sekunder yang diperoleh dari studi literatur, internet, skripsi terdahulu, laporan alokasi investasi perusahaan serta berbagai dokumen tertulis dan bahan pustaka instansi-instansi yang terkait dengan penelitian. Alat analisis yang digunakan yaitu Microsoft Office Excel 2007 dan Minitab15. Berdasarkan hasil penelitian, PT Asuransi MSIG Indonesia mendasarkan kebijakan investasinya pada peraturan head-office serta Keputusan Menteri Keuangan no. 424/KMK.06/2003. Tujuan kebijakan investasinya untuk memastikan bahwa kegiatan investasi dilakukan sesuai dengan harapan Rhc & Group, dan juga melindungi solvabilitas serta memaksimalkan nilai pemegang saham. Hasil penelitian menunjukkan kebijakan yang ditentukan oleh perusahaan selalu mengarah pada aset yang aman. Batasan risiko pada SBI sebagai aset bebas risiko yaitu 1,78 persen, sedangkan batasan risiko pada SBI sebagai aset berisiko yaitu 1,82 persen. Pengkombinasian yang didapat melalui perhitungan portofolio yang efisien dengan batas standar deviasi rata-rata pada SBI sebagai aset bebas risiko yaitu 35 persen sertifikat deposito, 15 persen obligasi dan 50 persen SBI. Kombinasi tersebut memberikan expected return 8,23 persen dengan standar deviasi 0,85 persen. Sedangkan kombinasi terbaik pada batas standar deviasi ratarata dengan SBI sebagai aset berisiko yaitu 30 persen sertifikat deposito, 20 persen saham dan 50 persen SBI. Portofolio ini memberikan expected return sebesar 8,43 persen dengan standar deviasi 1,73 persen. Apabila perusahaan bersedia meningkatkan batas risikonya, maka expected return yang didapat perusahaan pun dapat meningkat.
Collections
- UT - Management [3354]