Pengaruh pemberian yogurt sinbiotik fungsional berbasis probiotik lokal terhadap status hematologi tikus percobaan
Abstract
Saluran pencernaan manusia merupakan organ yang sangat spesial, baik secara fisiologis maupun mikrobiologis (Tamime 2005). Lebih dari 400 spesies bakteri ada di dalam usus manusia. Seluruh mikroba tersebut membentuk 100 trilyun mikroflora normal yang hidup dari hari ke hari. Masing-masing mikroflora usus mensekresikan enzim yang mampu mengubah makanan dalam saluran pencernaan menjadi senyawa yang menguntungkan dan merugikan. Diare merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang cukup kompleks karena jika tidak ditangani dengan baik, dapat mempengaruhi pertahanan tubuh penderita, yang pada akhirnya dapat menimbulkan kematian. Penyebab diare terbesar adalah infeksi dan intoksikasi (poisoning). WHO menyatakan ada sekitar 4 milyar kasus diare infeksi setiap tahun dengan tingkat mortalitas 3-4 juta/tahun (Zein et al. 2004). Berbagai penelitian telah membuktikan bahwa secara in vitro bakteri probiotik galur Lactobacillus dan Bifidodobacteria dapat menghambat penempelan dan invasi bakteri enteropatogen penyebab diare seperti Enteropatogenik Escherichia coli (EPEC) dan Salmonella thypimurium. Beberapa peneliti juga melaporkan bahwa mengonsumsi bakteri asam laktat golongan Lactobacillus mampu meningkatkan sistem imun seluler dan humoral. Kuncinya adalah kemampuan kedua bakteri tersebut untuk menempel pada mukosa usus sehingga terjadi komunikasi antara sel inang dengan bakteri probiotik, serta menghambat bakteri penyebab diare seperti Escherichia coli maupun Clostridium deficile menempel pada mukosa usus. Dengan semakin berkurangnya populasi bakteri penyebab diare dalam saluran cerna, maka diare dapat diatasi (Black dan Anderson 1989).