Show simple item record

dc.contributor.authorHidayat, Rizqi Rizaldi
dc.date.accessioned2011-07-06T03:11:00Z
dc.date.available2011-07-06T03:11:00Z
dc.date.issued2011
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/47134
dc.description.abstractAir tawar dan garam merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi tubuh manusia. Akan tetapi saat ini kebutuhan tersebut masih belum dapat terpenuhi oleh masyarakat di beberapa daerah di Indonesia. Bahkan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri saja Indonesia masih harus mengimpor garam dari luar negeri. Hal ini sangatlah tidak wajar bagi negara maritim yang memiliki pantai terpanjang nomor dua di dunia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk merancang dan membuat alat yang dapat memisahkan garam dan air tawar dari bahan baku air laut dengan menggunakan energi matahari. Penelitian dilakukan pada bulan Mei sampai dengan Desember 2010 di Bengkel Workshop Akustik dan Instrumentasi Kelautan, Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Alat Pemisah Garam dan Air Tawar dengan Menggunakan Energi Matahari ini merupakan suatu alat destilasi yang menerapkan prinsip evaporasi. Garam dan air tawar yang terdapat dalam air laut dipisahkan dengan cara mamanaskan air laut tersebut hingga menguapkan air yang bersifat tawar dan mengendapkan kristal garam menggunakan energi matahari. Suhu lingkungan merupakan faktor eksternal yang sangat mempengaruhi produktivitas suatu alat destilasi. Pada hasil percobaan diperoleh suhu lingkungan antara 22-39 oC. Suhu lingkungan ini akan mempengaruhi suhu pada ruangan evaporasi yang didalamnya terdapat air laut yang akan diuapkan. Suhu air laut yang diperoleh di percobaan ini berkisar antara 29-63 oC. Dengan meningkatnya suhu pada ruangan evaporasi maka air laut dalam bak penampungan akan menguap. Uap yang terbentuk lalu mengalami kondensasi pada bagian kaca penutup. Hal ini dikarenakan suhu kaca penutup lebih rendah dari suhu dalam ruangan evaporasi. Berdasarkan hasil percobaan yang dilakukan alat ini mampu menghasilkan rata-rata air tawar sebanyak 3,2 liter per hari. Berdasarkan informasi yang dikeluarkan oleh WHO, maka alat ini mampu mensuplai kebutuhan air minum untuk dua orang dalam sehari. Pada proses destilasi tersebut terjadi perubahan sifat fisis dan kimia dari air laut. Setelah melalui proses destilasi, salinitas turun dari 33 menjadi 0, pH mengalami penurunan dari 8 menjadi 6,5 sedangkan nilai total suspended solids (TSS) juga mengalami penurunan dari 0,0739 menjadi 0,0112. Untuk parameter yang diuji, air hasil destilasi sudah memenuhi standar untuk dapat dikonsumsi. Dari hasil pengujian selama enam hari diperoleh jumlah garam sebesar 621 gram dari 20 liter sampel air laut. Kandungan garam yang dihasilkan dari alat ini masih kurang bagus untuk memenuhi SNI garam kualitas I. Kandungan NaCl dari garam hasil destilasi masih dibawah standar garam, hal ini dikarenakan masih adanya zat pengotor. Untuk itu perlu dilakukan proses lebih lanjut seperti pencucian.en
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)
dc.titleRancang bangun alat pemisah garam dan air tawar dengan menggunakan energi mataharien


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record