Show simple item record

dc.contributor.advisorMugnisjah,Wahju Qamara
dc.contributor.authorIsmet, Yogi
dc.date.accessioned2011-07-04T06:31:59Z
dc.date.available2011-07-04T06:31:59Z
dc.date.issued2011
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/46777
dc.description.abstractLembah Harau memiliki keanekaragaman flora, fauna, dan bentangan alam yang unik. Lembah Harau telah dikembangkan menjadi tempat wisata massal oleh pemerintah daerah setempat. Ekowisata dapat menjadi alternatif wisata sesuai dengan potensi yang dimiliki Lembah Harau. Dalam ekowisata terdapat prinsip berbasis masyarakat (community-based tourism) sehingga masyarakat dapat terlibat langsung dalam pengembangan kawasan. Tujuan penelitian ini adalah mengevaluasi potensi dan kendala lanskap Lembah Harau dan menyusun konsep pengembangan lanskap berbasis ekowisata di kawasan Taman Wisata Alam (TWA) Lembah Harau. Penelitian dilakukan di kawasan TWA Lembah Harau, Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat. TWA Lembah Harau memiliki dua kawasan utama, yaitu kawasan Aka Barayun dan Sarasah Bunta. Penelitian dimulai dari Maret 2010 hingga Januari 2011. Analisis yang dilakukan meliputi penilaian potensi dan kendala yang terdiri dari penilaian objek dan daya tarik wisata, penilaian kesiapan pengembangan community-based ecotourism, dan penilaian kesiapan masyarakat dalam pengembangan ekowisata. Selanjutnya menggunakan analisis SWOT (strength-weakness-opportunity-threat) untuk menentukan strategi pengembangan wilayah tersebut. Berdasarkan analisis penilaian, TWA Lembah Harau memiliki kategori baik dari penilaian objek dan daya tarik wisata, kategori sedang dari penilaian kesiapan pengembangan community-based ecotourism, dan kategori sedang dari penilaian kesiapan masyarakat dalam pengembangan ekowisata. Potensi TWA Lembah Harau dari hasil penilaian adalah keunikan objek wisata dan tingginya keinginan masyarakat untuk berpartisipasi. Aspek pengelolaan dan sosial budaya menjadi kendala utama. Kendala aspek pengelolaan adalah belum adanya partisipasi masyarakat dan belum adanya kerja sama antara Pemda dan BKSDA selaku pengelola kawasan. Kendala aspek sosial budaya adalah rendahnya tingkat pendidikan masyarakat sehingga belum memahami tentang konservasi.en
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)
dc.titleKonsep pengembangan lanskap berbasis ekowisata di Taman Wisata Alam Lembah Harau, Sumatera Baraten


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record