Model pengembangan perikanan tangkap di pantai selatan Provinsi Jawa Barat
Capture fisheries development model for Southern coast of West Jawa province
Date
2007Author
Sutisna, Dedy Heryadi
Monintja, Daniel R.
Baskoro, Mulyono sumitro
Wisudo, Sugeng Hari
Metadata
Show full item recordAbstract
Sesuai dengan amanat UU No. 31/2004 tentang Perikanan, disebutkan tujuan pengelolaan sumber daya ikan adalah meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya nelayan, dan sekaligus menjaga kelestarian sumber daya ikan dan lingkungannya. Pengembangan perikanan tangkap berkelanjutan akan terwujud dengan baik, apabila komponen-komponen utamanya berjalan secara terintegrasi dan seimbang atau optimum. Penelitian mengenai model pengembangan perikanan tangkap di perairan Selatan Jawa Barat secara terpadu dan terarah hingga kini belum pernah dilakukan. Penelitian bertujuan menyusun model pengembangan dan pemanfaatan sumberdaya ikan di perairan Selatan Jawa Barat yang dapat dijadikan sebagai acuan dalam perencanaan pembangunan perikanan tangkap baik oleh pemerintah maupun masyarakat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei dengan menggali data dan informasi dari lapangan. Model Schaefer untuk melihat tingkat pemanfaatan sumber dengan menduga terlebih dahulu nilai produksi maksimal lestari atau Maximum Sustainable Yield (MSY), Model Goal Programming digunakan untuk menganalisis alokasi teknologi penangkapan di suatu perairan berdasarkan tujuan-tujuan yang ditentukan, metode skoring untuk menentukan jenis teknologi penangkapan ikan yang unggul, analisis kuantitatif dan kualitatif digunakan untuk melihat aspek sosial ekonomi dan analisis secara deskritif untuk menentukan teknologi penangkapan ikan berwawasan lingkungan. Berdasarkan aspek pemasaran, sumber daya ikan unggulan di perairan selatan Jawa Barat adalah lobster, udang, tuna, cakalang dan layur. Jenis unit penangkapan pilihan berdasarkan aspek teknis, finansial, lingkungan dan sosial adalah pukat cincin (purse seine), payang, pancing, jaring insang (gill net) dan rampus (trammel net). Potensi tangkapan optimum sumber daya ikan unggulan sebesar 30.650,27 ton/thn; jumlah optimum semua jenis unit penangkapan pilihan adalah sebanyak 797 unit; jumlah nelayan optimum sebanyak 4.985 orang; jumlah pelabuhan perikanan optimum untuk menunjang kondisi ideal ini adalah 22 unit, yaitu 2 unit tipe PPN dan 20 unit tipe PPI; jumlah galangan kapal sebanyak 12 unit, jumlah alat tangkap yaitu bahan jaring 20.136.000 m2/thn, 282 unit/thn alat pancing ulur, 8 unit/thn mesin kapal berukuran 220 PK, 13 unit/thn mesin kapal berukuran 40 PK, dan 59 unit/thn mesin kapal berukuran 15 PK; luasan optimum tempat pelelangan ikan yang dibutuhkan adalah 2.393 m2; jumlah unit pengolahan ikan yang optimum untuk dibangun adalah 20 unit, yang terdiri dari 1 unit pengolahan lobster, 19 unit pengolahan udang dan ikan. Berdasarkan pendekatan optimasi pengembangan perikanan tangkap di perairan Selatan Jawa Barat dapat dirumuskan suatu model umum yang dinamakan BANGKAKAP untuk pengembangan perikanan tangkap yang terdiri dari 7 komponen utama, yaitu: sumber daya ikan, armada penangkapan ikan, nelayan, sarana penunjang produksi, pelabuhan perikanan, unit pemasaran hasil tangkapan, dan unit pengolahan ikan. As mandated in fisheries Act No. 31/2004, the fish resource management target is to improve community welfare especially for the fishers and to conserve the fisheries resources and its environment. The improvement of capture fisheries to be sustainable will be better assured, if all of the main components running capture fisheries in southern coast of West Java Province have never been conducted. This research is aimed to design a capture fishery development pattern integrated in the southern coast of West Java that can be used as a reference to develop the capture fishery by the government also the local community.
Collections
- DT - Fisheries [711]