Show simple item record

dc.contributor.authorSuherni, Heni
dc.contributor.authorMaryati, Sri
dc.contributor.authorHerry, Erika
dc.contributor.authorSrinovita, Yulya
dc.contributor.authorLina Najwatur R.
dc.date.accessioned2010-07-19T02:38:42Z
dc.date.available2010-07-19T02:38:42Z
dc.date.issued2008
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/33621
dc.description.abstractPermainan tradisional sebagai budaya bangsa sudah semakin jarang dimainkan. Anak-anak sekarang lebih senang menghabiskan waktunya untuk nonton televisi, main boneka, sepeda, ataupun permainan laimya. Hanya di daerah-daerah terpencil saja yang masih memainkan permainan tersebut k a n a memang tidak ada pilihan lain. Akan tetapi, itupun jumlahnya sudah semakin berkurang. Hurlock (1978), perkembangan motorik berarti perkembangan pengendalian jasmaniah melalui kegiatan pusat syaraf, urat syaraf, dan otot yang terkoordinasi. Beberapa ketrampilan rnotorik yang dapat dipelajari anak pada masa ini diantaranya; a) ketrampilan tangan, dan b) ketrampilan kaki. Ketrampilan tangan diantaranya adalah menangkap, melempar, mengungkit, menjepit, membidi, mengingkit, memelintir, dan lain-laimya. Sementara itu, ketrampilan kaki adalah melompat, meloncat, jinjit, berlari, dan lain-lain. Tujuan diadakannya program ini adalah untuk : (1) Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pentingnya masa perkembangan anak; (2) Memperkenalkan kembali permainan tradisional kepada masyarakat; dan (3) Meningkatkan kecintaan masyarakat pada budaya bangsa Indonesia. Metode pelaksanaan yang digunakan adalah; 1) presentasi, 2) games, 3) pre-post test. Kegiatan dilaksanakan selarna 4 bulan, dari bulan Februari sampai Mei 2008. Setelah dilaksanakan pelatihan permainan tradisional, seluruh peserta menyukainya (100%). Peserta orangtua yang hadir dalam acara tersebut seluruhnya pemah mengenal permainan tradisional (loo%), dan hampir seluruhnya mereka menyatakan ingin mengajarkan kepada anak-anaknya (80%). Sementara itu, kurang dari separohnya anak yang pernah diajarkan permainan tradisional di rurnahnya oleh orangtua (30%), namun setelah mencoba memainkannya mereka seluruhnya menyukai permainan tersebut (100%). Pada umumnya masyarakat telah mengenal permainan tradisional, akan tetapi seiring dengan perkembangan jaman permainan tradisional seolah terlupakan. Hal ini dikarenakan banyaknya orang yang mulai beralih pada permainan modem, karena permainan modem dianggap lebih simple dan mudah didapatkan dimana-mana.id
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)
dc.titlePelestarian Permainan Tradisional: Rekognisi kepada Ibu dan Anakid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record