Pengaruh Ion Na+, K+, Mg2+, dan Ca2+ pada Penjerapan Kromium Trivalen oleh Zeolit Lampung
Abstract
Industri penyamakan kulit menghasilkan limbah yang mengandung kromium trivalen (Cr3+). Logam berat ini teroksidasi menjadi kromium heksavalen yang bersifat toksik. Salah satu upaya untuk mengurangi limbah kromium ialah mengendapkannya dengan basa seperti NaOH. Akan tetapi, cara ini hanya efektif saat konsentrasinya tinggi, sehingga untuk limbah kromium berkadar rendah harus digunakan cara lain seperti penjerapan oleh zeolit. Kemampuan zeolit menjerap kromium dipengaruhi oleh kationkation lain yang ada di dalam limbah. Dalam penelitian ini, pengaruh ion-ion Na+, K+, Mg2+, dan Ca2+ pada penjerapan Cr3+ oleh zeolit lampung dipelajari dengan metode penjerapan tumpak (batch). Tahapan analisisnya meliputi penjerapan larutan tunggal (Cr3+, Na+, K+, Mg2+, dan Ca2+) dan larutan campuran (Cr3+/Na+, Cr3+/K+, Cr3+/Mg2+, dan Cr3+/Ca2+). Diperoleh bahwa urutan selektivitas penjerapan zeolit lampung terhadap larutan kation tunggal ialah Cr3+>K+>Na+>Ca2+>Mg2+, dengan nilai kapasitas jerapan maksimum berturut-turut sebesar 10.67, 2.96, 2.63, 2.09, dan 0.41 mg/g. Dalam larutan campuran, urutan ion yang memengaruhi penjerapan kromium adalah Mg2+>K+>Ca2+>Na+. Hal ini ditunjukkan oleh berkurangnya nilai kapasitas jerapan maksimum terhadap Cr3+ menjadi sebesar 8.50, 8.96, 9.06 dan 9.07 mg/g berturut-turut untuk larutan campuran Cr3+/Mg2+, Cr3+/K+, Cr3+/Ca2+ dan Cr3+/Na+. Zeolit lampung lebih selektif terhadap ion trivalen dibandingkan ion monovalen dan divalen. Faktor ukuran ion lebih memengaruhi selektivitas dibandingkan dengan faktor muatan ion. Campuran larutan kromium dengan larutan Na+, K+, Mg2+, dan Ca2+ dapat menurunkan kapasitas jerapan maksimum kromium.
Collections
- UT - Chemistry [2016]