Show simple item record

dc.contributor.authorSafarudin, Mokhamad
dc.date.accessioned2010-05-27T07:42:08Z
dc.date.available2010-05-27T07:42:08Z
dc.date.issued2000
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/26228
dc.description.abstractPenelitian ini dilaksanakan dilokasi pertanian dengan sistem IP Padi 300 Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah dan Balai Penelitian Ternak - Ciawi, Bogor. Penelitian ini dilaksanakan bulan Mei s/d Juni 1999. Dalam penelitian ini menggunakan dua sistem pemeliharaan, yaitu: (a0 Sistem intensif, yaitu itik dikandangkan secara terus menerus dan seluruh kebutuhan pakannya disediakan oleh peternak dan pakan yang biasa diberikan berupa dedak, ikan runcah dan kulit remis dengan perbandingan 70:20:10%. (b) Sistem ekstensif, yaitu memelihara itik digembalakan secara terus menerus di areal persawahan, dan sebagaian besar kebutuhan pakannya diperoleh dari areal persawahan tersebut. Produksi telur dihitung selama satu tahun produksi berdasarkan produksi telur harian yang dirata-ratakan setiap minggu dengan menggunakan persentas Duck Day Average (DDA). PEngukuran berat telur dilakukan dengan mengambil sampel telur dari masing-masing sistem pemeliharaan sebanyak 120 butir. Pengukuran haugh unit dilakukan dengan menggunakan haugh unit test. Bagian putih, kuning dan berat kerabang telur dibuat persentasenya berdasarkan berat telur. Kerabang diukur ketebalannya dengan staret mikrometer, sedangkan untuk menentukan skor warna kuning dilakukan dengan membandingkan warna kuning telur sampel dengan warna kuning pada yolk colour fan. Data yang diperoleh dari penelitian ini dianalisis dengan uji T yang terdapat dalam program SPSS. Untuk identifikasi isi tembolok dilakukan pemotongan sebanyak 4 kali, dan berdasarkan hasil pemeriksaan bahan-bahan pakan yang dikonsumsi itik gembala berupa gabah, keong, lembing. tutut besar, tutut kecil, biji rumput, rumput, belalang, bahan tak dikenal, dengan perbandingan berturut-turut sebesar 74,70: 3,67: 5,06: 6,05: 5,16: 3,57: 0,20: 0,30: 1,309.6. Dari hasil analisa laboratorium kandungan nutrisi itik intensif yang berupa protein kasar, lemak kasar, serat kasar, Ca, P total dan energi bruto besarnya masing- masing berturut-turut 21,l0%, 8,05%, 9,94%, 4,260%, 1,27%, 3641 kkal/kg, sedangkan itik ekstensif besarnya berturut-turut 12,41%, 7,31 %, 29,06%, 0,95%, 0,33% dan 2834 kkal/kg. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa produksi telur itik intensif sangat nyata (P<0.01) lebih baik jika dibandingkan dengan sistem ekstensif. Besarnya rataan produksi telur sistem intensif adalah 58,63% sedangkan sistem ekstensif 38,56%. Sistem ekstensif menunjukkan rataan yang lebih baik untuk kualitas telur yang terdiri atas berat telur, persentase kuning telur (P<O.O5) dari skor warna kuning telur (P<O.O1), yang besarnya berturut-turut adalah 70,50g, 36,14% dan 10,72. Untuk kualitas telur yang berupa persentase putih, persentase berat kerabang, nilai haugh unit dan tebal kerabang telur tidak menunjukkan adanya perbedaan yang nyata(P>0.05) diantara dua sistem pemeliharaan yang berbeda.id
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)
dc.titlePengaruh Pemberian Pakan Pada Sistem Pemeliharaan Intensif dan Ekstensif terhadap Produksi dan Kualitas Telur Itik Tegalid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record