Show simple item record

dc.contributor.authorYanuar, Rahmat
dc.date.accessioned2010-05-19T02:31:12Z
dc.date.available2010-05-19T02:31:12Z
dc.date.issued1999
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/23024
dc.description.abstractPenurunan produksi dan luas areal tanam padi yang salah satu penyebabnya adalah alih guna lahan pertanian ke non pertanian telah mendorong untuk dilakukannya pemanfaatan lahan-lahan marginal yang tersebar luas di Indonesia. Salah satu lahan marginal yang mulai dimanfaatkan adalah lahan gambut. Salah satu daerah yang telah dikembangkan adalah di Kabupaten Aceh Barat, Propinsi DI Aceh. Lahan tersebut sebagian besar telah ditempati oleh petani transmigrasi. Masih rendahnya produksi yang bermuara pada penurunan pendapatan petani dibanding wilayah lain dengan karakteristik lahan yang sarna, mendorong untuk dilakukan penelitian dan pengkajian yang lebih spesiflk tentang sistem usahatani padi di lahan gambut. Dalam penelitian ini ingin diketahui bagaimana keragaan usahatani padi yang dilakukan pada lahan gambut, dan bagaimana tingkat pendapatan usahatani padi yang dilakukan petani di lahan gambut dan bagaimana efisiensi penggunaan faktorfaktor produksi dari usahatani di lahan gambut. Sedangkan kegunaan dari penelitian ini adalah memberikan informasi kepada pihak-pihak yang berkepentingan dengan pengembangan lahan gambut. Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus, pemilihan desa dilakukan secara purposive (sengaja). Jenis data dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh melalui wawancara dengan responden sebanyak 35 orang yang dipilih dengan metode simple random sampling dan data sekunder yang diperoleh dari Biro Pusat Statistik dan instansi terkait. Dari hasil penelitian dapat dideskripsikan usahatani padi di Desa Blang Ramee merupakan usahatani yang dilakukan pada kondisi lahan yang bergambut, dengan tingkat kematangan gambut hemic dan safrik yang kesuburannya rendah. Rata-rata pengusahaan lahan sekitar 0.80 Ha, dengan penggunaan input yang masih rendah dan belum sesuai anjuran PPL. Input yang digunakan berupa benih yang ratarata penggunaannya sekitar 45,22 kgfha, herbisida sekitar 1,39 lIha, insektisida sebanyak 0,80 lIha dan tenaga kerja sebanyak 174,40 HKPlha. Penanaman padi dilakukan satu kali setahun diikuti dengan memberakan laban sampai masa tanam selanjutnya atau mengusahakan tanaman pangan lain seperti kacang tanah di laban kering. Teknologi budidaya yang diterapkan pada usahatani padi di Desa Blang Ramee ini masih sangat sederhana walaupun sebenarnya kondisi laban menuntut penggunaan teknologi yang lebih baik. Teknologi yang terbatas ini menyebabkan produktivitas padi sangat rendah yaitu sebesar 1305,6 Kglha. Petani dalam melakukan usahatani padi di laban gambut mengalami kerugian sekitar 583.296 rupiah, bila memperhitungkan biaya tetap termasuk tenaga kerja dalam keluarga dan sewa laban sebagai komponen biaya. Akan tetapi bila hanya memperhitungkan biaya tunai di luar keluarga maka diperoleh pendapatan usahatani padi sebesar 270.493 rupiah per masa tanam. Nilai RIC atas biaya tunai sebesar 1,58 sehingga bisa dikatakan usahatani ini layak secara finansial, akan tetapi nilai RIC atas biaya total menunjukkan usaha tersebut tidak layak secara finansial yaitu sebesar 0,57. Bila dibandingkan dengan pendapatan usahatani petani yang ikut pengkajian teknologi (petani kooperator) pada jenis laban yang sama maka terlihat bahwa pendapatan yang diperoleh petani kooperator lebih besar yaitu sebesar 742.000 rupiah untuk paket A dan 811. 000 rupiah untuk paket teknologi B. Sebagian faktor produksi seperti herbisida, laban dan tenagakerja secara fisik belum efisien namun telah berada pada daerah rasional (Daerah II) dengan nilai elastisitas produksi masing-masing 0,1946, 0,7135 dan 0,4718 yang berarti penambahan faktor produksi 1 % akan menambah produksinya sebesar niIai elastisitas tersebut. Sedangkan input benih dan insektisida tidak memberikan pengaruh nyata terhadap produksi. Benih dan tingkat serangan hama babi mempunyai nilai elastisitas produksi yang negatif, yang berarti penambahan terhadap in put tersebut menyebabkan penurunan produksi. Input benih dan tingkat serangan hama babi berada pada daerah irasional (Daerah III). Penggunaan faktor-faktor produksi usahatani padi pada dasarnya secara ekonomis belum efisien, karena nilai rasio NPM-BKM tidak sarna dengan satuid
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)
dc.titleAnalisis pendapatan dan produksi usahatani padi di lahan gambut (Desa Blang Ramee, Kecamatan Teunom, Kabupaten Aceh Barat, di Aceh)id


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record