Penentuan Indikator Pembangunan Berkelanjutan Indonesia Dan Posisi Relatif Negara-Negara Asean Sebelum Dan Selama Krisis Ekonomi
Abstract
Konsep pembangunan berkelanjutan (sustainable development) dalam beberapa tahun terakhir menjadi elemen utama dalam menentukan kebijakan pemerintah, proyek-proyek penelitian di perguruan tinggi maupun strategi bisnis perusahaan di berbagai negara. Konsep tersebut sendiri mulai dikembangkan, seeara internasional, sejak Earth Summit pada tahun 1992 di Rio de Janeiro, Brasil yang didasari keinginanan membuat konsep pembangunan yang mendukung kehidupan saat ini dan akan datang. Pembangunan berkelanjutan didefinisikan sebagai pembangunan yang memenuhi kebutuhan saat ini tanpa merugikan kebutuhan bagi generasi yang akan datang. Pembangunan berkelanjutan selalu memperhatikan tiga isu utama yaitu ekonomi, lingkungan dan sosial politik. Ini mengandung pengertian bahwa pembangunan berkelanjutan dimaksudkan untuk meneiptakan keseimbangan dalam sistem kehidupan manusia. Penentuan indikator pembangunan berkelanjutan bagi suatu negara menjadi snngat penting untuk mengukur sejauh mana pembangunan yang dilaksanakan telah berhasil. Data yang digunakan pada penelilian ini adalah data mengenai indikator pembangunan berkelanjutan yang dikeluarkan oleh World Bank pada tahun 2000. Penelilian ini dibagi dalam dua tahap yaitu penentuan indikator pembangnnan berkelanjntan Indonesia dan posisi relalif negara-negara ASEAN. Peubah-peubah yang digunakan dalam kasus Indonesia sebanyak tujuhbelas peubah dari data deret waktu selama empat tahun dari tahun 1996 sampai dengan tahun 1999. Sedangkan menentukan posisi relatif negara-negara ASEAN digunakan sembilan peubah dan sepuluh peubah yang digunakan tanpa negara Myanmar. Untuk menggambarkan kondisi sebelum krisis ekononti digunakan data tahun 1996 dan untuk menggambarkan kondisi selama krisis ekonomi digunakan data tahun 1998. Dari tujuhbelas peubah yang digunakan sebagai indikator pembangunan berkelanjutan Indonesia dapat direduksi dengan menggnnakan analisis faktor menjadi dua buah faktor yang masing-masing dapat diinterpretasikan sebagai faktor kesehatan lingkungan dan kesejahteraan, serta faktor perekonomian negara. Selama kurun waktu sebelum dan selama krisis ekononti seeara umum pengelompokkan negara-negara ASEAN tidak mengalami perubahan. Negara Kamboja memiliki kemiripan dengan Laos dan Myanmar. Negara Indonesia memiliki kentiripan dengan negara Filipina, Thailand, Vietnam dan Malaysia. Sedangkan negara Singapura memiliki kentiripan yang kuat dengan negara Brunei Darussalam