Show simple item record

dc.contributor.authorHernawan, Endang
dc.date.accessioned2010-05-09T04:22:34Z
dc.date.available2010-05-09T04:22:34Z
dc.date.issued2003
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/16914
dc.description.abstractMerak hijau (Pav() muticu.\·) mcrupakan salah satu jenis burung yang dilindungi di Indonesia. Burung ini dililldungi berdasarkan SK Mentan No.66/Kpts/Um/2fl973 dan PP Rl No.7 th 1999. Status perlindungan merak hijau berdasarkalllCBP dikategorikan ke dalamglobal/y threatened. Berdasarkan IUeN status merak hijau dikategorikan ke dalam vulnerable. Dalam status perdagangan CITES memasukan merak hijau Ice dalam appendix II. Penditian mengenai populasi dan habiht merak hijau di butan jati belum banyak dilakubn. Hal ini merupakan indikasi perlunya dikembangkan penyusunan data dasar bagi pelestarian merak. khususnya di kawasan hutan jati dan umumnya di Pulau Jawa. Berdasarkan hal tersebut, maka perin dilakukan penelitian mengenai populasi dan habitat merak hijau di luttan jati. Tujuall dari penelitian jnt yaitu wltuk menerangkan populasi dan habitat merak hijau di hutan jati Ciawitali, BKPH Buahdua dan BKPH Songgom, KPH Sumedang. Studi populasi merak hijau meliputi jumlah, struktur umur, sex ratio, kelahiran dan kematian. Studi habitat merak hijau meliputi karakteristik hutan jati terutama sebagai tempat mencari makan ifeedil'lg site), tempat berlindung (cuvering site). tempat berteduh (sheltering site) dan tempat tidur(roosting site). Penelitian ini terkonsentrasi di wilayah butan jati Ciawitali seluas 1.024 ha yang sebagian besar temlasuk ke dalam wilayah RPH Sukadenda, BKPH Buahdua dan sebagian kecil lainnya termasuk ke dalam RPH Nangerang, BKPH Songgom, KPH Sumedang, Perum Perhutani Unit III Jawa Barat Secara astronomis wilayah penelitian terletak diantara 107"54'00" BT-107"56'30" BT dan 06°36'30" LV-06°39'00" LV. Penelitian ini dilaksanakan selama 4 bulan yaitu dati bulan Juni - September 2002. Pengamatan kelimpahan populasi merak hijau dilakukan dengan menggunakan metode jalur (variable transect method) sebanyak 4 buah yangditempatkan di daerah penyebaran merak hijau. Jalur pengamatan sepanjang 2 km berupa aliran sungai yaitu Sungai Ciporang, Sungai Cidongke, Sungai Cibeber dan Sungai Cikawung besar. Pengamatan populasi dilakukan minimal selama 5 hari yang dilakukan dari jam 05.00-07.00 WlB ciengan kecepatan jalan 1 kmljam. Pengamatan karakteristik ha'>ita~ mernk hijl'l_u Meliputi tipe vegetasi, struktur, komposisi serta kornponen habitat dilakukan terutama di tempat makan (feeding site), berlindung (covering site), berteduh (sheltering site) dan tidur (mos/ing site) dengan menggunakan plot contoh berupa petak tunggal berukuran 5Qx50 meter yang terbagi menjadi 25 sub plot contoh. Merak hijau di hulan jal.i Ciawitali mempunyai empat daerah penyebaran lokal yaitu Cidongke, Ciporang, Cibeber dan Cika'M.Ing. Jumlah merak hijau di empat lokasi daerah penyebaran tersebut sebelum anakan merak IUjau menetas sebesar 18~22 ekor. Seks ratio merak hijau di hutanjati Ciawitali adalah I: I ,2. Setelah anakan merak hijau menetas, komposisi populasi merak hijau di hulan jati Ciawitali terdiri dari 18 merakdewasa (40,9%), 2 merak remaja (4,5%) dan 24 merak anakan (54,45%) Angka kelahiran kasar sebesar 24 eker (120"10) sedangkan tingkat penangkapan terhadap anakan merak hijau yang diasumsikan sebagai angka kematian kasar sebesar 16 ekor (66,67%). Berdasarkan pengamatan habitat merak hijau eli hutan jati Ciawitali dihasilkan fakta bahwa habitat merak hijau di hutan jati Ciawitali terdiri dari hutan jati KU II, tahun tanam 1981 yang berfungsi sebagai tempat lidur (roosting sile), tempat bersarang (nesting site) dan tempat mengasuh anak. HUlan jati KU IV, tabun tanam 1964 berfungsi sebagai tempat berlindung (covering .\'ite) dan tempat tidur (roosting site) sedangkan areal tumpang sari berfungsi sebagai tempat makatl (feeding Nile). Areal semak belukar berfungsi sebagai tempat berlindung (covering site). tempat berteduh (.\·heltering site). lempat tidur (roosting site) dan tempat bersarang (nesting site). Daerah sepanjang tepi sungai berfungsi sebagai tempat makan (feeding site) dan tempat minum (drinking site), tempat berlindung (covering site). tempat berteduh (sheltering sile) dan tempat tidur (roosting site). Berdasarkan penelitian diclapatkan fakta tempat malam merak hijau di hutan jali Ciawitali merupakan areal terbuka yaitu di daerah peralihan antara hutanjati KU IV, tahun tanam 1964 (petak 9)-daerah tepi Sungai Cikawung besar, daerah peralihan hutanjati KU IV, taimn tanam 1964 (petak. ~I)daerah di sepanjang tepi Sungai Cibeber, areal semak belukar Sampora. areal semak belukar (petak 4c) dan areal tumpang sari (petak 1). Sumber makanan merak hijau yang teramat; di lapangan terdiri dari 29 jenis vegetasi yang terdiri dari 3,45% pohon., 37,93% rumpu!, 37,93% herba dan 24,14% semak dengan komposisi bagian tumbuhan yang dimakan adalah 55,17% claun dan bunga, 27,59'% daun dan 17,24% claun dan buah. lenis-jenis vegetasi yang digunakan sebagai sumber makanan merak hijau di hutan jati Ciawitali yaitu Ischaemum h·morense, Cynodon dactylon, Eulesine indica, Chloris barbata, Paspalum conjugatum, Centrotheca lapaca, Rhynchospora conymbosa, Kyllinga breifolia, Kyllinga monochepala, Spilanthes acmel/a, Rorippa indica, Ageratum conyz(Jides, Clidemia hirta, Lantana camara, papanitihan, Barringtonia spicciosa, Physalis perruviana, Brachiaria milliformi.\; Axonopu.\" compre.ssu\·. Verninia cinerea, katuncaran, Arachis hypogaea, Capsicum frute.scens, seuseumbeu, Amomum daebatum, Altenanthera ... essi/i ... , Trichosanthes wallichiana, Urena lobala dan Antidesma ghaesmbilla. Lokasi tempat minum terletak pada kemiringan 0-150 dan biasanya terdapat di bawah naungan haur duri (Bambusa vulgarjs) dan kopo (Eugenia subglauca). Karokterh,tik vegetasi yallg digul1akan sebagai lelRpat Nrlin.it:ng yaitu: (1) VOhon Lt:r.,enutupan tajuk agak terbuka, (2) pohon memiliki tinggi total >6 meter, (3) cabang relatif tegak: lurus batang, (4J semak memiliki penutupan tajlJk y.:mg rimbun dengan l<eadaan ve6efasi di bawalmya di atas permukaan tanah dalrull keadarut bersih. lenis·jerus vegetasi yang dieunakan seba.l!,3i telllp."lt \ , berlindung merak hijau dan tingkat kesukaannya yaitu Commelina asiatica (7,690/.), Schoutenia ovala (7,69%), Cassia siamea (23,08%), Eupatorium odoratum dan Ageralllm conyzoides (23,08%) dan Eugenia subglauca (38,46%). Karakteristik vegetasi yang digunakan sebagai tempat berteduh adalah: (I) berpenutupan tajuk rimbun, (2) pohon memiliki tinggi total >7 meter dan posisi berteduh pada ketinggian >2 meter, kadang-kadang berteduh di alas permukaan tanah, (3) percabangan pohon yang digunakan untuk berteduh relatif datar, bersih d<r.n tegak lurns batang. (4) pacta umumnya vegetasi yal\g digunakan sebagai tempat berteduh terletak eli luar tegakanjati. lenis-jenis vegetasi yang elijadikan sebagai tempat berteduh merak hijau dan tingkat kesukaannya yaitu Bambusa vulgaris (5,88,"0), Cassia siamea (5,88%), i-agerstomia speciosa (5,88%). &hleicera oleam (11,76%), Gluta renghas (11,76%). Anlhocephalus cadamba (11,76%), Schoutenia ovata (17,65%) dan Eugenia subglauca (29,41%). Pada saat musim berbiak di hutan jati Ciawitali, ditemukan 3 buah sarang merak hijau yang terdapat di antara hutan jati KU IV, tahun tanam 1965 (petak 7) dengan areal tumpang sari (petak 7), di areal semak belukar (petak 4c) dan di hutanjati KU II, tahun tanam 1987 (petak 6a). Sarang merak hijau terletak di daerah agak: terbuka dengan posisi agak jauh dari vegetasi tingkat pohon dan sapihan sehingga cahaya matahari tanpa terhalangi dapat langsung menyinari telur dan sarang. Sarang merak hijau sangat sederhana berbentuk ellips dengan lebar 35-38 em dan panjang 40-45 em. Jumlah telur per sarang sebanyak 4-5 telur yang diletakan di alas permukaan tanah yang bersih. Sarang yang terdapat di hutan jati KU II, ta1mn tanam 1987 (petak 6a) letaknya tersembunyi di bawah jalan setapak yang terlindungi oleh Eupowrium odoratum. Sarang di areal semak belukar (petak 4c) ditemukan setelah telur merak hijau menetas. Sarang merak hijau yang terletak eli peralihan hutan jati KU IV, tailun lanam 1965 (petak 7) dengan areal tumpang sari (petak 7) berada di sekitar tumbuhan bawah yaitu Eupatorium odoralum, Ageratum conyzoides, Ischaemum timorense, Eulesine indica dan Urena lobata. Tempat mengasuh anak merak hijau oleh induknya dilakukan di blok pengamatan Cidongke yaitu di area1 hutanjati KU II, tabun tanam 1987 (petak 4b) dan areal semak belukar (petak 4c) yang banyak dijumpai serangga. Serangga yang paling disukai anakan merak: hijau adalah rayap dan telur semut. Tempat tidur merak hijau di kawasan hutan jati Ciawitali terdapat di peralihan hutan jati KU IV, tallun tanam 1965 (petak. 7)-areal tanaman tumpang sari (petak 7), pera1ihan hutan jati KU IV, tallun tanam 1964 (petak 8)-areal semak belukar (petak 4c), areal semak belukar (petak 4c), hutanjati KU IV, tailun tanam 1964 (petak 9a), hutan jati KU II, tahun tanam 1987 (petak 4b) dan daerah a1iran Sut\gai Ciprtrang. Karakteristik pohon tempat tidur mer.ak hUau di hutan jati Ciawitali adalah: (1) merupakan pohon tertinggi dari pohon yang ada disekitamya dengan ketinggian 1ebih dati 14 meter, (2) daun tidak terlalu rimbun dan relatif terbuka Merak hijau bahkan ditemukan tidur eli Tectona grandi!>' (petak 9) dan Spondias pinnata yang gundul (areal bekas tebangan, petak 4c), (3) terdapat di areal yang relatif terbuka, (4) pada umumnya mendekati aliran sungai tetapi adapula yang terdapat di puncak bukit, (5) percabangan pohon yang dipakai untuk tidur relatif datar. bersih dan tegak lurus batang, (6) di sekitar pohon tidur terdapat pohon yang lebih kedl dan lebih pendek kecuali eli areal semak belukar. petak 4c (Spondias pinnoto), (7) penutupan tajuk pada ulTIunutya berbentuk payung dan terbuka Pohon yang digunakan sebagai tempat tidur yaitu Nouc/eo purpure.~cens (9.09%). Spond/oA' pinnoto (9.09"10~ Schleicero oleoso (9,09%), Cassia siomea (27,27%) dan TectonQ grandi.\· (45.45%). Berdasarkan oenelitian didapatkan fakta aktifitru. makan dimulai pada saat turun dari pohon tidur (jam 05.15 WlB) dan diakhiri menjelang waktu tidur (jam IS.OO WIB). Perilaku makan merak hijau pada areal terbuka dilakukan dalam dua periode makan. Periode makan pertaJ.na dilakukan jam 09.00- 10.00 WIB pada suhu 29°C dan periode makan kedua dilakukan padajam 16.30-IS.00 WIB pada suhu 2S°C. Aktivitas ffiinum dilakukan pada jam 09.00-10.00 WIB dan jam 15.00-16.00 WIB. Selama penelitian ditemukan merak hijau sedang melakukan aktivitas minum yaitu di Sungai Cidongke (3 kali). di Sungai Ciporang (3 kali). di Sungai Cikawung(4 kali) dan eli Sungai Cibeber (2 kaJi). Dalam setiap pergerakan merak hijau selalu diiringi dengan perilaku bersuara terutama pada pagi hari padajam 05.00-10.00 WIB dan pada sore menjelang tidur padajam 17.00-IS.00 WIB. Tipe suara merak hijau yang tedengar selama penelitian terdiri dari 3 jenis, yaitu : (1) "kok ... kok. .. kok ... kok", yaitu tipe suara yang dikeluarkan ketika merak hijau mendapatkan ga.ngguall yang mendadak.. (2) "kohok ... , kohok. ,kohok". merupakall ala! komunikasi antara satu individu dengan individu lainnya atau anlara satu kelompok dengan kelompok lainnya. Tlpe suara inl digunakan pula sebagai tanda diawali dan diakhiri suatu kegiatan. Tipe suara ini paling sering terdengar dibandingkan dengan tipe suara laiIUlya, (3) .. meong ...• meong ...• meong". Tipe suara ini mirip dengan suara kucing yang dikeluarkan merak bij au j antan pada musim kawin. Pada saat melakukan pergerakan dan diantara aktivilas makan, merak hijau melakukan aktivitas berjemur. Pada saat berjemur merak hijau melakukan aktivitas membersihkan bulu. Adapun cara membersihkan buIu-bulu tersebut yaitu dengan menggunakan paruhnya. Cara membersihkan bulu leher yaitu dengan cam menarik paruh da.ri arah depan ke belakang. Bulu sayap dibersihkall dengan cara menarik paruh dari arab dalam ke samping luar sedangkan untuk bulu ekor dibersihkan dengan cara membengkokan bulu ekor ke samping kemudian dibersihkan dengan paruhnya. Musim berbiak merak hijau di hutan jati Ciawitali berlangsung mulai bulan luni dan berakhir pada bulan September. Merak hijau melakukan perilaku kawin yang diawali dengan 13rian merak. Perilaku kawin ini dilakukan pada pagi hari padajam 05.30-09.00 WIB, pada saat melakukan pergerakan ulltuk mencari surnber makanan dan di antara waktu iSlirahat. Selama penelitian ditemuka'1 (\1=3) merak jantan menan di aliran Sungai Cikawung yang sudah mengering, tetapi tidak dike13hui aclanya merak betina, karena merak tersebut menghindar ketika mengetahui adanya gangguan dari pe"gamat pada jarak 8 meter. Setelah terjadi perkawinan. merak hijau betina yang siap bertelur mencari lokasi untuk bersarang. Berdasarkan penelitian, merak hijau memilih lokasi untuk bersarang pada lokasi yang terbuka sehingga cahaya matahari dapat langsung menuju samng dan telur. Setelah lelur menetas, induk betina merak hijau melakukan perilaku memelihara anak. lnduk betipa merak hijau mengasuh anaknya di areal hutan jali KU II, labun tanam 1987 (petak 4b) dan areal semak belukar (petak 4c) yang banyak dijumpai serangga Serangga yang paling disukai anakan merak hijau adalab rayap dan lelur semut. Musim kawin merak hijau di hutan jati Ciawitali berakhir pada bulan September yang ditandai dengan perilaku moulting pada bulu hias merakjantan. Bulu bias yang rontok ditemukan di petak 9a. Bulu hias yang ditemukan terletak di tokasi tempat berteduh. di pinggir daerah aliran Sungai Cikawung besar yang di dominasi oleh Eugenia subglauca dan di areal tempat berlindung, di areal semak belukar Sampora yang didominasi oleh Commelina a.\'iatica, Ageratum cony:oides dan Eupatorium o(.ilJralhum. Pada saal merak hijau r.1endapatkan gangguan baik dari manusia maupun predator, rnerak bijau melakukan aktivilas menghindari gangguan menuju tempat berlindung. Menghindari gangguan dilakukan dengan berlari, lerbaug atau mengindar. MeTak hijau berlindung dengan cara berlari di areal semak belukar (petak 4), kelika sedang makan tiba-tiba mendapatkan gangguan dari pengamat dengan jarak 10-15 meter. Peri1aku mengbindari gangguan menuju tempat berlindung dengan cara lerbang dilakukan meTak hijau ketika berada di alas pohon ataupun di alas permukaan tanah menuju ke dalam hutan jati. Selama peneiitian ditemukan merak hijau terbang tiba-tiba ketika sedang berteduh pada pohon Swietenia macrophylfa (di areal semak belukar Sari1.pora) ketika mendapatkan gangguan dari pengamat dengan jarak 10 meter. Merak hijau melakukan aktivitas menghindari gangguan menuju tempat berlindung dengan cara mengindar ketika mendapatkan gangguan dari pengamat dengan jarak 30-45 meter. Oi areal tumpang sari (petak. 7) lIlerak hijau tiba-liba mengindar ketika mendapatkan gangguan dari pengamat pada jarak 45 meter. Selama penelitian ditemukan merak hijau hanya sekali mengindari gangguan sambil mengeluarkan suara gaduh "ko ... ko ... ko ... ko ... " yaitu ketika mendapatkan gangguan dari pengamal pada jarak 4 meter di areal semak belukar (petak 4c) dan berlindung di antara semak belukar dengan keadaan di bawahnva yaitu di pennukaan tanah bersih.id
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)
dc.titleStudi Populasi Dan Habitat Merak Illjau (Pavo Muticus Linneaus, 1766) Di Hutan Jati Cia Witali, Bkph Buah Dua Dan Bkph Songgom,Kph Sumedangid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record