Show simple item record

dc.contributor.authorNugroho, Ardyanto
dc.date.accessioned2010-05-08T08:01:53Z
dc.date.available2010-05-08T08:01:53Z
dc.date.issued2003
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/16399
dc.description.abstractSalah satu jenis kayo yang paling diminati oleb pasaran lokal maupun pasaran internasional adalah jati. Pada saat ini, kebutuhan akan kayo jati baik untuk pasar domestik maupun ekspor adalah sebesar 2,5 juta m3/tahun dan barn terpenuhi sebesar 0,8 juta m3/tahun oleb komodm lokal. Dengan demikian terdapat kelrurangan pasokan kayo jati sebesar 1,7 juta ml/tahun (Leksono, 2001). Keunggulan jati antara lain kayunya memiliki dekorasi yang tinggi, memiliki Kelas Awet I dan Kelas Kuat II - ill juga memilikj nilai ekonomi yang tinggi. Kurangnya pasokan kayu jati dan kelebihan sifat kayu jati merupakan peluang yang sangat besar basi produsen kayu seperti BUMN, swasta maupun masyarakat. Perbanyakan vegetatif tanaman jati dalam menghasilkan benib unggul dengan kualitas kayu yang memadai dan dapat diproduksi dalam waktu yang relatif pendek sangatlah penting, salah satu caranya yaitu dengan kultur jaringan. Tindakan silvikultur yang diperlukan agar pertumbuhan j ati hasil kultur jaringan dapat optimal yaitu pemupukan dan pemeliharaan melalui kegiatan penyiangan dan pemangkasan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengarub pemeliharaan melalui kegiatan penyiangan dan pemangkasan nngan dan pengaruh pemberian pupuk urea terbadap pertumbuhan anakan jati (Tectono grandis Linn.f) basil lrultur jaringan yang diproduksi oleh PT. Monfari dan dikena1 dengan nama dagang Jati Super di Taman Hutan Cikabayan. Lokasi penelitian terletak di Taman Hutan Cikabayan. yaitu di Iingkungan kampus IPB Darmaga, di Desa Babakan. Kecamatan Ciomas. Kabupaten Bogor. Jenis tanah adalah Latoso! yang berada pada ketinggian antara 145-200 m dari permukaan laut. Curah hujan rata-rata tahunan sebesar 3.552 mm dan suhu rata-rata sepanjang tahun sebesar 25° C. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan acak lengkap dengan empat paket perlalruan, yaitu kontrol, pemupukan dengan dosis 250 g urealtanaman, pemeiiharaan, pemupukan + pemeliharaan. Masing-masing perlakuan terdiri dari tiga kali ulangan, sedangkan unit terk:ecil pene!itian berupa petak percobaan yang terdiri dari 32 tanaman jati. HasH penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk urea dengan dosis 250 g tidak memberikan pengaruh yang nyata terbadap pertumbuhan tinggi dan diameter jati super umur satu tahun, diduga hal ini disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya karena kesuburan tanah di lokasi peneiitian. Berdasarkan basil analisis tanah.. pH tanah di lokasi penelitian berkisar antara 4,6 - 5,2; menurut Kaosa-ard (1981) pertumbuhan dan kualitas jati yang baik adalah antara 6,5 - 7,5. Kemasaman (pH) tanah yang rendah menyebabkan ketersediaan unsur hara seperti N, P dan K menjadi terbatas, seba1iknya pada tanah masam unsur-unsur mikro seperti Fe, Zn. Mn dan Cu menjadi bentuk yang sangat mudah terambil oleh tanaman, akibatnya unsur-unsur tersebut menjadi racun bagi tanaman. Unsur AI juga banyak ditemukan pad. tanah yang masam yang selain bersifat racun juga mengikat P, sehingga tidak clapat diserap oleh tanaman. Kandungan N yang rendah yaitu antara 0. II % - 0,19 % pada tanah di Jokasi penelitian diduga berpengaruh juga pada pertumbuhan jati, sedangkan menurut Sumarna (2001) kandungan nitrogen yang dibutuhkan tanaman jati pada laban permukaan (top soil) antsra 0,31 % • 0,72 %. Faktor lain kacena waktu pemupukan yang kurang tepat yaitu pada bulan Juni, ketika musim kemarau dan curah hujan sangat rendah. Novizan (2002) menyatakan bahwa pupuk urea mengandung 46 % N. karena kandungan N yang tinggi menyebabkan pupuk ini menjadi sangat higroskopis, mudah larut dalam air dan beceaksi c.epat, juga mudah menguap dalam bentuk amonia Pemeliharaan melalui kegiatan penyiangan dan pemangkasan ringan memberikan pengaruh yang nyata diduga karena pemeliharaan dapat mengurangi persaingan antara gulma dan jan dalam mendapalkan unsur hara, serta pertumbuhan vegetatif jaii clapat mengarah ke alas bukan ke samping. Pembersihan laban dari gulma juga dapat membanbJ jati dalam mendapatkan cahaya lebih banyak untuk pertumbuhan dan perkemhangannya karena jan dildasifikasikan sebagai tumbuhan intoleran sehingga membutuhkan intensitas cahaya yang tinggi. Intensitas cahaya yang kurang dapat menurunkan tingkat pertumbuhan dan perkembangan jati, intensitas cahaya yang optimal untuk pertumbuhanjati adaIah 75 - 90'" (Kwobmhi, 1974).mJam K>o .. -ard (1998). Pemberian perlakuan pemupukan + pemeliharaan memberikan pengaruh yang nyata terhadap pertumbuhan tinggi jati, sMangkan pada. pertumbuhan diameter jati tidak memberikan pengaruh yang nyata. Peningkatan pertumbuhan tanaman berupa tinggi dan diameter diduga banyak dipengaruhi oleh kegiatan peme1iharaan Urena gulma yang terdapat di petak tersebut telah disiangi sehingga mengurangi persaingan antara jan dan gulma dalam mendapatkan unsur hara, tetapi kendala yang dihadapi yaitu banyaknya naungan pada petak yang diberi perlakuan pemupukan + pemeliharaan, sehingga cahaya yang dibutuhkan oleh anakan jati untuk: pertumbuhan dan perkembangan menjadi terhambal, hal ini menghambat pertumbuhan jan super karena jati termasuk jenis intoleran.id
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)
dc.titlePengaruh Pemupukan Dan Penyiangan TerhadapPertumbuhan Tanaman Jati Super (Tectomgrandis Lind.) Di Taman Hutan Clkabayanid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record