Kandungan Fosfor dan Distribusinya pada Jenis-Jenis Pohon dalam Rangka Pemilihan Jenis Pohon untuk Penanaman di Hutan Rawa Gambut (Studi Kasus di HPH PT. Diamond Raya Timber, Propinsi Dati I Riau)
Abstract
Keberhasilan kegiatan rehabilitasi hutan rawa gambut 5angat ditentukan oleh pemilihan jenis pohon yang layak secara ekologis maupun ekonomis. Kondisi tanah gambut yang masarn menyebabkan minimnya ketersediaan fosfor di tanah bagi tumbuhan. Oleh karena itu jenis-jenis pohon yang memiliki akulTIulasi ~nsur fosfor yang cukup tinggi perlu dipertimbangkan secara ekologis dalarn pemilihan jenis pohon yang akan ditanam dalam rangka rehabilitasi hutan rawa gambut. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji distribusi dan kandungan hara fosfor jenis-jenis pohon yang tumbuh di hutan rawa gambut pada bagian akar, batang, cabang, ranting dan daun dalarn kaitannya sebagai penyirnpan hara dan proses pertumbuhan tanarnan mulai dari tingkat sernai. pancang hingga tiang/pohon. dan menentukan jenis-jenis pohon yang direkomendasikan untuk rehabilitasi/penanaman pada hutan gambut sekunder/bekas tebangan berdasarkan akurnulasi/kandungan hara fosfor baik untuk jenis pioneer maupun jenis klimaks (kornersil) yang rnenunjang keberhasilan pertumbuhan. PeneIitian dilakukan di areal hutan rawa gambut PT. Diamond Raya Timber (DRT), Bagan Siapi-api, Propinsi Dati I Riau. Metode ana lis is vegetasi dilakukan dengan cara jalur berpetak pada Petak Contoh Penelitian (PCP). Pengambilan PCP diIakukan berdasarkan keterwakilan komposisi dan penyebaran tumbuhan di hutan rawa gambut yaitu sebanyak 3 PCP dengan luas masing-masing 1 ha berbentuk bujur sangkar (I DDm x I DDm). Berdasarkan hasiI anal isis vegetasi dapat diketahui komposisi jenis untuk pengambilan eontoh bagian tumbuhan per jenis. Pada tingkat ·semai (akar, batang dan daun) sebanyak 27 jenis, paneang (akar, batang, cabang, ranting dan daun) sebanyak 35 jenis, tiang/pohon (akar, batang~ kulit, cabang, ranting dan daun) sebanyak 32 jenis. Sedangkan total eontoh tumbuhan yang diambiI adalah 448 contoh, untuk sernua jenis dan semua bagian tumbuhan~ dengan perincian 81 contoh untuk sernai, 175 untuk pancang dan 192 untuk tiang/pohon. Pengukuran kandungan fosfor dilakukan dengan rnenggunakan Metode Pengabuan Kering. Hasil penelitian men~njukkan bahwa secara keseluruhan kandungan fosfor terbesar terdapat pada tingkat sernai dan diikuti oleh tingkat pancang dan pohon. Secara fisiologis, kandungan unsur hara tertinggi pada sernai dibandingkan tingkat pancang ataupun pohon, antara lain disebabkan oleh lebih banyaknya kebutuhan energi turnbuhan pada tingkat sernai, yang diperoleh dari proses respirasi, untuk proses rnetabolisrnenya. J ika dilihat kandungan unsur hara fosfor per bagian tumbuhan, maka untuk tingkat sernal bagian akar rnerniliki kandungan fosfor tertinggi yaitu sebesar 0,692%, diikuti dengan batang (0,655%), daun (0,462%). Pada tingkat pancang, kandungan unsur hara fosfor tertinggi terdapat pad a bagian ranting (0,500%), diikuti oleh cabang (0,334%), akar (0,329%), daun (0,208%), batang (0,154%), sedangkan untuk tiang/pohon kandungan unsur hara fosfor per bagian tubuh tumbuhan tertinggi terdapat pada ranting (0,270%) diikuti dengan cabang (0,232%), akar (0,178%), daun (0,145%), batang (0,119%), kulit (0,114%). Dilihat dari kandungan fosfor pada bagian akar dan batang maka terlihat bagian akar memiliki kandungan yang lebih besar dibandingkan bagian batang. Kandungan fosfor kategori besar di semua bag ian tumbuhan, pada tingkat sernai terdapat pada jenis Timonius sp. dan CrGlo.\~Vllll11 arborescens, pada tingkat pancang terdapat pad a jenis Macaranga semiglobusa dan Timonius sp. dan pada tingkat pohon terdapat padajenis Ficus relUsa dan Timonius sp. Ada kecen?erungan jenis-jenis pohon pianer seperti mengkai udang (Timon illS sp.), geronggang (Cratoxylul11 arborescens). mahang (A1acaranga semig/ohusa), beringin (FicZls retlfsa), dan punak (Tetrameristra glabra) rnernpunyai kandungan fosfor yang besar baik pada tingkat pertumbuhan (sernai, pancang, tiang dan pohon) rnaupun pada bagisn tumbuhan (akar, batang, cabang, daun, kulit dan ranting). Sedangkan jenis pulai (Alstonia pneumarhopora), wuni (Antidesma puncticlilatwn), tirnahtimah (flex pleiobrachiata) dan jambu-jambu (Eugenia jambos), yang merupakan jenis-jenis tertekan (intermediet) yang berada di lapisan tajuk ketiga pada hutan primer, memiliki kandungan fosfor rendah. Berdasarkan kriteria kandungan hara pad a tingkat pertumbuhan dan bag ian turnbuhan, prioritas pemilihan jenis untuk rehabilitasi di hutan gam but yang telah terdegradasi berat, prioritas pertama adalah jenis mengkal udang (Timonills sp.), prioritas kedua adalah mahang (A1acaranga semiglobusa) dan punak (Terramerislra glabra). dan prioritas ketiga adalah geronggang (Crato.\ylum arborescens), beringin (Ficus rell/sa), medang (Cr)plOCal)la crassinen1ia), kelat (Xanthophyllum sp.), kenari (Sanliria laevigata), katiu (Ganua mOl!eyana). Sedangkan jenis komersil berdasarkan prioritas kandungan fosfor adalah geronggang (Craro.\"ylum arborescens), punak (Tetrameristra glabra), dan medang (Cl)'Ptocarya· crassinervia). KANDUNGAN
Collections
- UT - Forest Management [2823]