Show simple item record

dc.contributor.authorFitria, Asthi Noer
dc.date.accessioned2010-05-07T13:01:55Z
dc.date.available2010-05-07T13:01:55Z
dc.date.issued2004
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/15924
dc.description.abstractPisang (Musa paradisiaca L.) merui:>akan tanaman buah-buahan tropika yang memiliki peranan penting di Indonesia karena dikonsumsi oleh konsumen tanpa memperhatikan tingkat sosia!. Walaupun konsumsi per kapita buah pisang cenderung menurun tiap tahunnya tetapi tetap menjadi buah yang paling banyak dikonsumsi dibandingkan dengan buah-buahan yang lainnya. Jawa Barat merupakan salah satu sentra produksi plsang di Indonesia. Hal ini ditunjukkan dengan produksi pisang di Propinsi Jawa Barat yang telah memberikan kontribusi yang besar terhadap produksi nasional yaitu sebesar 33,29 persen dari tahun 1998 sanlpai tahun 2002 walaupun dalam perkembangannya mengalami fluktuasi baik terhadap luas panen, produksi maupun produktivitasnya Kebutuhan masyarakat terhadap pi sang akan terus meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk sehingga produksi pisang harus ditingkatkan untuk memenuhi permintaan pasar. Harga pisang di tingkat petani semua varietas pisang rata-rata Rp 593,75 per kilogram sedangkan harga pi sang di tingkat pedagang pengecer semua varietas pisang rata-rata Rp 1887,50. Harga pisang di tingkat petani selahl lebih rendah dibandingkan dengan harga pi sang di tingkat pedagang pengecer, hal ini disebabkan karena petani tidak memiliki bargaining position yang kuat dibandingkan dengan lembaga pemasaran lailllya, petani tidak memiliki informasi pasar yang lengkap pad aha I tinggi rendahnya harga jual pisang tergantung dari informasi pasar. Pada llmumnya struktur pasar yang dihadapi oleh komoditi pertanian bersifat bersaing sempurna, sehingga petani bertindak hanya sebagai price taker (penerima harga). Hal ini menunjukkan belum etisiennya pemasaran dari sistem tersebllt dan menyebabkan aspek pemasaran ditentukan oleh peranan lembaga-lembaga pemasaran. Semakin banyak pihak yang terlibat da1am pemasaran akan semakin banyak perlakllan yang diberikan dan semakin ban yak pengambilan keuntungan oleh setiap lembaga pemasaran. Berdasarkan uraian terse but masih terdapat kendala dalam pemasaran pisang di daerah penelitian, maka dapat dirumuskan permasalahannya sebagai berikut : 1 )Bagaimana sistem pemasaran pisang di daerah penelitian, lembaga pemasaran yang terlibat dan fungsi yang dilakukan oleh masing-masing lembaga pemasaran 2) Bagaimana tingkat efisiensi pemasaran melalui analisis struktur pasar berupa perilaku pasar, saluran pemasaran dan efisiensi pemasaran. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan di Desa Mekargalih Kecamatan Cikalongkulon, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan secara sengaja (purposive) dengan mempertimbangkan bahwa sentra pisang terbesar di Jawa Barat terdapat di Kabupaten Cianjur. Jumlah petani yang diambil berjumlah 30 orang, jumlah responden pedagang diambil 27 orang yang terdiri dari pengurus ST A lorang, PPD 5 orang, Bandar 3 orang, pedagang grosir 5 orang dan pedagang pengecer 13 orang. Metode analisis yang digunakan berupa analisis kualitatif yailu dengan menggunakan pengamatan langsung terhadap keadaan sistem pemasaran di lokasi penelitian yang meliputi analisis slruklur dan perilaku pasar sedangkan anal isis kuanlilatif melipuli analisis marjin,farmer 's share dan rasio keuntungan dan biaya. Saluran pemasaran pisang di Desa Mekargalih dibagi menjadi empat saluran yaitu: l) Pelani - STA - Pedagang Grosir Luar Kola - Pedagang Pengecer Luar Kota - Konsumen Luar Kola 2) Pelani - PPD - Bandar - Pedagang Grosir Luar Kola - Pedagang Pengecer Luar Kota - Konsumen Luar Kola 3) Pelani - PPD - Bandar - Pedagang Pengecer Dalam Kola - Konsumen Dalam Kola 4) Pelani - Pedagang Pengecer Desa - Konsumen. Lembaga-Iembaga pemasaran yang terlibal melakukan berbagai fungsi pemasaran yang terdiri dari fungsi perlukaran, fungsi fisik dan fungsi fasilitas, namun tidak semua lembaga pemasaran melakukan fungsi-fungsi tersebut. Struktur pasar yang lerjadi pada pelani, PPD dan pedagang pengecer adalah oligopsoni sempurna. Sedangkan slruktur pasar unluk bandar, ST A dan pedagang grosir adalah oligopoli. Dalam penentuan harga antara pelani dan pedagang berdasarkan lawarmenawar namun pelani lelap sebagai pcnerima harga. Sislem pembayaran yang lerjadi adalah' sistem pembayaran tunai dan dihutang alau dibayar kemudian. Kerjasama antar lembaga pemasaran berdasarkan alas kepercayaan kedua belah pihak, Efisicnsi pemasaran pisang di Desa Mekargalih dapal tercapai jika saluran pemasaran yang dipakai adalah saluran pemasaran empal karena memiliki mmjin pemasaran yang terendah, farmer's share dan rasio keuntungan terhadap biaya tertinggi, tetapi karena saluran pemasaran empat memiliki volume penjualan terkecil yaitu sebesar 10 persen atau sebesar 18.000 kg dari 180.000 kg total hasil panen petani responden dan tidak semua petani bisa menggunakan saluran pemasaran empat. Saluran pemasaran tiga bisa menjadi alternatif pilihan karena memilikifarmer 's share tertinggi dibanding saluran satu dan dua juga memiliki marjin pemasaran yang lebih rendah dibanding saluran satu dan dua, tetapi saluran pemasaran tiga lebih dikuasai oleh Bandar dari Cianjur Selatan dalam penjualan pisang kepada pedagang pengecer maka saluran pemasaran yang dapat digunakan adalah saluran pemasaran dua karena memiliki rasio keuntungan biaya terendah. Untuk memperluas pasar, petani bisa bermitra dengan konsumen yang bisa menampung hasil panen mereka, misalnya dengan toko roti Kartika Sari yang bermula bermitra dengan STA tetapi tidak berjalan, sehingga petani dapat menentukan harga yang lebih tinggi. Untuk dapat meningkatkan efisiensi dalam sistem pemasaran pisang, petani dapat memilih saluran pemasaran dimana terdapat lembaga-lembaga yang bisa memberikan keuntungan kepada petani. Untuk meningkatkan efisiensi harga, petani dapat melakukan standarisasi dan sortasi untuk meningkatkan harga jual karena banyaknya persaingan di pasar lokal. Selain itu dengan adanya standarisasi dan sortasi konsumen akan lebih puas dengan buah pisang yang dipasarkan. Pemerintall melakukan pelatihan kepada pengurus STA supaya peranan STA sebagai lembaga yang bisa membantu petani dalam pemasaran pisang dan dapat meningkatkan penerimaan di tingkat petani dan ST A harus bisaid
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)
dc.titleAnalisis Sistem Pemasaran Pisang (Kasus di Desa Mekargalih, Kecamatan Cikalongkulon, Kabupaten Cianjur, Propinsi Jawa Barat)id
dc.typeThesisid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record