Show simple item record

dc.contributor.authorFirdaus, Arif Maulana
dc.date.accessioned2010-05-07T12:32:08Z
dc.date.available2010-05-07T12:32:08Z
dc.date.issued2004
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/15809
dc.description.abstractUbi jalar merupakan komoditas pertanian yang memiliki prospek yang cerah untuk dikembangkan terutama melalui program diversifikasi pangan. Ubi jalar Cilembu merupakan salah satu contoh ubi jalar yang sangat potensial karena memiliki beberapa keunggulan dibandingkan jenis ubi jalar yang lain sehingga diperlukan suatu sistem pemasaran yang efisien untuk menunjang pengembangan komoditas tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis saluran dan fungsifungsi pemasaran, menganalisis keragaan struktur dan perilaku pasar pada pemasaran ubi jalflr Cilembu, serta menganalisis efisiensi pemasaran ubi jalar Cilembu di lokasi penelitian. Penelitian dilakukan di Desa Cilembu, Kecamatan Pamulihan, Kabupaten Sumedang, Propinsi Jawa Barat selama bulan Mei-Juni 2004. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini mdiputi analisis saluran dan lembaga pemasaran, fungsi-fungsi pemasaran, struktur dan perilaku pasar, marjin pemasaran serta keterpaduan pasar. Secara umum terdapat empat saluran pemasaran ubi jalar Cilembu mulai dari petani sampai konsumen akhir. Namun yang dibahas dalam penelitian ini beljumlah tiga sllluran pemasaran yaitu pol a 1 (Petani - Bandar Besar - Pedagang Besar- SupermarketiSwalayan - Konsumen), pola 2 (Petani - Bandar Besar - Pengecer - Konsurnen) dan pola 3 (Petani - Bandar - Pengecer - Konsumen). Tiap lembaga pemasaran melakukan fungsi-fungsi pemasarannya yaitu fungsi pertukaran, fungsi fisik dan fungsi fasilitas, namun tidak semua lembaga tersebut melakukan sel uruh fungsi -fungsi pemasaran. Struktur pasar yang dihadapi para pelaku pemasaran yaitu untuk petani dan pedagang pengecer cenderung mendekati pasar persaingan sempurna, namun untuk pedagang bandar, bandar besar, dan pedagang besar mengarah kepada pasar persaingan tidak sempurna (oligopoli). Dilihat dari perilaku pasar yang dihadapi, maka dalam praktek pembelian dan penjualan telah terjalin keIjasama sebagai cara untuk menciptakan stabilitas pasar. Dalam penentuan harga antara petani dengan pedagang berdasarkan tawar menawar namun petani tetap sebagai penerima harga. Sistem pembayaran harga yang terjadi adalah tunai dan tidak tunai. KeIjasama antar lembaga pemasaran telah dilakukan atas dasar kepercayaan. Analisis marjin pemasaran menunjukkan bahwa rantai pemasaran yang mempunyai marjin pemasaran terendah dengan farmer's share yang tinggi terdapat pada pola 3 (petani-bandar-pengecer-konsumen) baik untuk pemasaran ubi Cilembu mentah atau matang. Hal ini berarti dari segi teknis, pola 3 merupakan pola yang paling efisien dibandingkan dengan pola 1 dan pola 2. Berdasarkan analisis korelasi harga, maka terdapat hubungan yang kuat antara petani dengan pedagang bandar dengan nilai koefisien korelasi yaitu 0,921. Hal ini diperjelas dengan analisis IMC bahwa antara petani dengan pedagang bandar terpadu namun dalam jangka panjang, sedangkan dalam jangka pendek tidak terdapat keterpaduan diantara keduanya. Hal ini ditunjukkan dengan nilai IMC sebesar 2,71 dan koefisien b2 sebesar 0,733 (mendekati satu). Jika dilihat dari analisis transmisi harga antara petani dengan pedagang bandar diperoleh nilai elastisitas transmisi harga sebesar 0,75 artinya perubahan harga di tingkat pedagang bandar hanya dapat ditransmisikan sebesar 75 persen di tingkat petani. Oleh karena itu, peranan kelompok tani harus lebih diberdayakan sebagai wadah informasi mengenai standar harga dan kualitas.id
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)
dc.titleAnalisis efisiensi pemasaran ubi jalar cilembu (Kasus di Desa Cilembu, Kecamatan Pamulihan, Kabupaten Sumedang, Propinsi Jawa Barat)id
dc.typeThesisid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record