Show simple item record

dc.contributor.authorNurmaulani, Mochamad
dc.date.accessioned2010-05-07T06:56:13Z
dc.date.available2010-05-07T06:56:13Z
dc.date.issued2001
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/14991
dc.description.abstractKehadiran vegetasi erat kaitannya dengan faktor Iingkungan. Salah satu faktor yang erat kaitannya adalah tanah, pembentukan tanah akan mempengaruhi perkembangan vegetasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara komunitas vegetasi dengan kesuburan taoah dan ketebalan gambut. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar pertimbangan dalam pengelolaan hutan rawa gambut yang berasaskan kelestarian produksi dan lingkungan. Penelitian dilaksanakan selama dua bulan, yaitu mulai bulan Mei sampai Juni 2000 di HPH PT. Diamond Raya Timber, Bagan Siapi-api, Riau. Metode analisis vegetasi yang digLinakan dalam penelitian ini adalah metode petak tunggal. Penempatan setiap petak pengamatan dilakukan seeara Stratified Random Sampling yaitu pemilihan petak pengamatan berdasarkan ketebalan gam but (ketebalan gambut 300, 400 dan 500 em). Petak pengamatan dibuat seluas 1 ha (100 m x 100 m) masing-masing 1 petak di setiap ketebalan gam but. Oi setiap petak pengamatan dilakukan analisis vegetasi tingkat semai, pancang, tiang dan pahon, dan diamati pula tingkat kematangan gam but pada tiap lapisannya. Untuk mengetahui kesuburan tanah di lokasi penelitian tersebut diambil eontoh tanahnya dengan eara pengeboran untuk selanjutnya dianalisis sifat-sifat tanahnya (sifat kimia tanahlkesuburan tanah) di Laboratorium Jurusan IImu Tanah Fakultas Pertanian IPB. Untuk mengetahui bentuk stratifikasi tajuk di setiap petak pengamatan dibuat petak dengan ukuran 20 m x 40 m. Semua pohon yang berdiameter lebih besar atau sama dengan 10 em yang terdapat pada petak terse but diukur proyeksi vertikal maupun horisontalnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di lokasi penelitian ditemukan 40 jenis dari 25 suku yang berbeda Pada tingkat semai di ketebalan gambut 300, 400 dan 500 em jenis yang paling mendominasi yaitu milas (Parastemon urophyllum). Pada tingkat paneang dan tiang di ketebalan gambut 300 dan 400 em jenis yang mendominasi yaitu jambu (Eugenia sp.), sedangkan di ketebalan 500em didominasi oleh jenis bintangur (Calophyllum soulatln) dan jenis malam (Diospyros pendula). Pada tingkat pohon masing-masingjenis yang mendominasi di ketebalan gambut 300, 400 dan 500 em yaitu jenis milas (Parastemon urophyllum), suntai (Palaquium dasyphylium) dan ramin (Gonystylus bancanus). Perbedaan ketebalan gambut menyebabkan perbedaan jum lah jenis pada tingkat semai, pancang, tiang dan pohon. lumlah jenis pada tingkat semai di ketebalan 300 em sebanyak 18 jenis, di ketebalan 400 em sebanyak 14 jenis, sedangkan di ketebalan 500 em sebanyak 25 jenis. Jumlah jenis pada tingkat paneang di ketebalan 300 em sebanyak 21 jenis, di ketebalan 400 em sebanyak 15 jenis, sedangkan di ketebalan 500 em sebanyak 25 jenis. Pada tingkat tiang jumlah jenis di ketebalan 300 em sebanyak 27 jenis, di ketebalan 400 em sebanyak 26 jenis, sedangkan di ketebalan 500 em sebanyak 19 jenis. Pada tingkat pohon jumlah jenis di ketebalan 300 em sebanyak 27 jenis, di ketebalan 400 em sebanyak 22 jenis, sedangkan di ketebalan 500 em sebanyak 25 jenis. Kehadiran jenis-jenis tersebut dipengarnhi oleh kesuburan tanah dan ketebalan gambut. Jenis gambut tempat tumbuh di lokasi penelitian tergolong gambut ombrogen dengan tingkat kesuburan yang rendah. Tanah sangat masam dengan pH 3,80 - 4,60. Nilai KTK dan C-organik tergolong sangat tinggi, sedangkan nilai-nilai yang lain berfluktuasi dari sangat rendah sampai sangat tinggi. Lapisan atas tanah gambut berbeda dengan lapisan di bawahnya. Lapisan atas tanah gambut lebih subur dibanding lapisan di bawahnya, dan lapisan atas gambut dangkal lebih subur dibanding lapisan atas gambut dalam. Nilai-nilai seperti KTK, C-organik, Ca, Mg, K,O, CaO dan yang lainnya menunjukkan nilai yang lebih rendah di ketebalan gambut 500 em. Dengan demikian tingkat kesuburan di ketebalan gambut 500 em lebih rendah dibanding dengan di ketebalan gambut 300 em dan 400 em. Kesuburan yang rendah menyebabkan kerapatanljumlah individu per ha semakin sedikit, yaitu dari 560 individu di ketebalan gambut 300 em, menjadi 552 individu di ketebalan gambut 400 em kemudian menjadi 389 individu di ketebalan 500 em, namun keberadaan tingkat pohon tergolong tinggi. Strnktur tegakan pada komunitas di masing-masing ketebalan masih tergolong stabil, yaitu masih banyaknya pohon yang berdiameter besar yang menyebabkan volume bertambah besar dengan semakin tebalnya gambut. Kemungkinan itu terjadi karena pohon yailg besar telah melewati tahap adaptasi dan seleksi yang sulit sehingga lebih mampu untuk beltahan dan juga telah mempunyai sistem perakaran yang knat. Hasil pengamatan stratifikasi tajuk menunjukkan bahwa di masing-masing ketebalan terdapat jenis-jenis yang menempati strata tertentu. Jenis yang menempati strata teratas seperti meranti batu (Shorea uliginosa) di ketebalan 300 em, meranti bunga (Shorea teysmanniana) dan suntai (Pa/aquiulll dasyphyl/ulll) di ketebalan 400 em dan ramin (Gonysly/us bancanus)di ketebalan 500 em, menandakan bahwa jenis tersebut telah bersaing dengan jenis lainnya, baik dalam memperoleh unsur hara maupun dalam kebutuhannya akan eahaya. Tinggi total yang menempati strata teratas meneapai 40 m dan setiap jenis tersebar merata di luasan yang diamati tersebut. Dari hasil analisis regresi diperoleh nilai R2 (koefisien detemlinasi) hubungan antara ketebalan gambut dengan kerapatan, volume dan lbds sebesar 69,5 %, 66, 7% dan 77,1 %. Hubungan antara ketebalan gambut dengan kerapatan pohan ditunjukkan oleh nilai R1 sebesar 69,5 % yang berarti 69,5 % besarnya kerapatan dapat dijelaskan oleh ketebalan gambut, dengan kata lain ada pengarull ketebalan gambut dan sisanya dipengaluhi oleh faktar lain. Begitu pula volume dan Ibds (Iuas bidang dasar) dipengarnhi oleh ketebalan gambut. Dari hasil penelitian dapat disarankan bahwa untuk mempertahankan keseimbangan ekosistem hutan rawa gambut, penebangan yang dilakukan harus disesuaikan dengan jumlah jenis dan distribusi pohon per kelas diameter berdasarkan ketebalan gambut. Gambut yang lebih dalam hamsid
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)
dc.titleHubungan Antara Komunitas Vegetasi dengan Kesuburan Tanah dan Ketebalan Gambut (Studi Kasus di HPH PT. Diamond Raya Timber, Bagan Siapi-Api, Riau)id
dc.typeThesisid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record