Show simple item record

dc.contributor.advisorNoordin, Muchidin
dc.contributor.advisorSupriatna, Iman
dc.contributor.authorRoza, Wellya
dc.date.accessioned2024-04-18T06:02:11Z
dc.date.available2024-04-18T06:02:11Z
dc.date.issued2002
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/146282
dc.description.abstractPeternakan sapi merupakan salah satu jenis peternakan yang umumnya dikelola oleh masyarakat, dimana selain dapat diperoleh produk utamanya yaitu susu dan daging, juga produk sampingannya seperti kotorannya sebagai pupuk serta dapat memanfaatkan tenaganya. Betteridge dalam Tomaszewska, M.W., I.K. Sutama, I.G. Putu, T.D. Chaniago. (1991) menyebutkan ada empat cara untuk memperoleh produk yang efisien, yaitu: perbaikan sistem pemeliharaan ternak secara umum, perbaikan mutu genetik, mengembangkan teknologi serta mengurangi pemborosan produksi hasil ternak. Dalam usaha peningkatan mutu genetik dan produksi ternak melalui IB maka akan diperoleh keuntungan baik berupa penyediaan bibit unggul yang berasal dari semen pejantan unggul, berumur muda dan dipilih berdasarkan banyak pertimbangan. Usaha tersebut juga didukung dengan sistem penyimpanan semen dan pengorganisasian kegiatan inseminasi secara baik dan benar, sehingga pada kegiatan tersebut pejantan-pejantan yang invalid atau cacat tapi mempunyai kualitas semen dengan genetik unggul masih dapat dimanfaatkan. Guna mengetahui tingkat keberhasilan maupun kegagalan IB, perlu ada suatu program pencatatan (recording) guna menentukan tindakan selanjutnya. Informasi ini diperoleh dari jumlah inseminasi per kebuntingan atau service per conception (S/C) dan calving rate (C/R) yang merupakan prosentase dari jumlah anak yang lahir. Angka konsepsi atau conception rate (CR) merupakan prosentase sapi betina bunting pada inseminasi pertama yang diperiksa secara palpasi perektal, per jumlah seluruh betina yang di inseminasi. Pengkajian ini bertujuan untuk menentukan peringkat (taraf) keberhasilan pelaksanaan IB pada ternak sapi potong dan tingkat kesuburan dari populasi ternak sapi potong di kabupaten 50 Kota. Hasil yang akan diperoleh berupa data profil reproduksi, diharapkan dapat menjadi masukan dalam perbaikan pelaksanaan IB dimasa mendatang, untuk mendukung otonomi daerah yang akan dilaksanakan, khususnya terhadap program IB di kabupaten 50 Kota dalam pembangunan peternakan. Pengkajian data yang diperoleh dilakukan dengan beberapa metode yaitu: Survey untuk koleksi berdasarkan kumpulan data sekunder yang tersedia. Data yang dikoleksi adalah data parameter profil reproduksi yang mencakup nilai S/C, CR dan C/R.Evaluasi keberhasilan pelaksanaan IB di analisa secara deskriptif. Data parameter profil reproduksi sapi potong di Dinas Peternakan kabupaten 50 Kota dibandingkan dengan nilai keberhasilan pelaksanaan IB menurut petunjuk teknis dari Direktorat Jenderal Peternakan tahun 1991. Data ini juga dibandingkan dengan beberapa literatur sebagai data penunjang dalam penentuan tingkat keberhasilan pelaksanaan IB di daerah ini…dstid
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.titleProfil reproduksi sapi potong di Kabupaten 50 Kota Propinsi Sumatera Barat (periode Januari 1999 sampai Desember 2000)id
dc.typeUndergraduate Thesisid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record