dc.description.abstract | Kejadian kebakaran hutan merupakan suatu bencana yang sangat merugikan, baik ditinjau dari segi ekonomi maupun ditinjau dari segi ekologi. Usaha pencegahannya perlu dilakukan dengan segera atau sedini mungkin. Salah satunya dengan menggunakan teknologi penginderaan jauh dengan wahana satelit.
Suratmo (1974) mengemukakan bahwa faktor bahan bakar sangat menentukan terjadinya kebakaran. Faktor bahan bakar ini ditentukan oleh potensi dan kadar airnya. Menurutnya kadar air bahan bakar sebesar 30% masih cukup aman dari bahaya kebakaran. Chandler (1983) menemukan bahwa bahan bakar dengan kadar air yang rendah lebih mudah terbakar daripada yang basah. Sedangkan menurut Triani (1995) kejadian kebakaran hutan dapat dipercepat oleh kondisi iklim yang mendukung, yaitu kondisi kering. Salah satu indeks iklim yang dapat menggambarkan keadaan kadar air bahan bakar hutan pada suatu saat adalah indeks cekaman air tanaman.
Dalam penelitian ini akan dicari nilai indeks cekaman air tanaman (stress index / SI) dimana kejadian kebakaran hutan sering terjadi. Indeks cekaman air tanaman adalah proporsi selisih antara besamya evapotranspirasi potensial dengan evapotranspirasi aktual terhadap evapotranspirasi potensialnya. Besarnya nilai SI dapat menggambarkan tingkat cekaman yang dialami oleh tanaman akibat persediaan air yang kurang sehingga evapotranspirasi potensial tidak dapat dicapai (Rozari, 1996 Pers.Com.). Selain itu dalam penelitian ini juga akan dicari hubungan antara SI dengan indeks vegetasi (NDVI) sehingga dapat ditentukan nilai NDVI yang menunjukkan keadaan rawan kebakaran berdasarkan hubungannya dengan nilai SI. | id |