Analisis dampak guncangan variabel makro terhadap investasi bisnis properti di Indonesia
Abstract
Saat ini perekonomian dunia sedang dihadapkan pada masalah krisis keuangan global. Krisis tersebut berasal dari Amerika yang bermula dari kebijakan penyaluran kredit terhadap masyarakat yang tidak layak untuk diberikan kredit (subprime) pada tahun 2001. Ketika terjadi kenaikan suku bunga kredit perumahan pada tahun 2006, hal ini memicu terjadinya kegagalan dalam pembayaran serta peningkatan secara tajam angka kredit macet pada sektor perumahan subprime tersebut. Imbas dari kejadian ini tentu saja terhadap sektor perbankan yang melakukan pembiayaan terhadap pembangunan properti. Kemudian berimbas ke sektor-sektor ekonomi lainnya sehingga mengguncang perekonomian negara besar seperti Amerika. Berdasarkan pengalaman tersebut, menunjukkan bahwa sektor properti sangat rentan terhadap guncangan ekonomi serta dampak negatifnya mampu meruntuhkan perekonomian suatu negara. Sektor properti merupakan salah satu indikator bangkitnya kondisi makroekonomi suatu negara. Pembangunan properti yang naik cukup pesat menandakan mulai adanya perbaikan ekonomi yang signifikan ke arah masa depan yang lebih baik. Hal ini karena sektor properti telah menjadi kebutuhan primer bagi masyarakat Indonesia. Tingginya permintaan tentu saja akan berimplikasi pada pertumbuhan industri properti. Terbukanya peluang bisnis properti secara otomatis memberi peluang bagi bisnis-bisnis pendukung seperti konsultan, pialang, agen-agen properti dan industri yang menopang bisnis properti seperti industri semen, cat, besi, kayu, dan sebagainya. Sehingga bergairahnya bisnis properti akan mampu menciptakan kesempatan kerja serta meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Sebaliknya kehancuran bisnis properti juga merupakan kehancuran bagi sektor-sektor terkait lainnya seperti perbankan, bursa saham, industri-industri penopang properti serta kehancuran sektor ekonomi. Oleh karena itu penulis merasa diperlukannya suatu penelitian mengenai bisnis properti di Indonesia serta keterkaitannya terhadap guncangan-guncangan variabel makro. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak guncangan variabel makro terhadap bisnis properti serta dampak guncangan bisnis properti terhadap perekonomian di Indonesia. Sebelumnya dilakukan analisis untuk mengetahui variabel makro apa saja yang berpengaruh secara signifikan terhadap investasi bisnis properti. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data time series bulanan periode Januari 2001 sampai Desember 2008. Sementara variabel-variabel yang digunakan adalah nilai kapitalisasi proyek properti (NKPP), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), suku bunga SBI (SBI), pertumbuhan ekonomi (PE), nilai tukar nominal (KURS), laju inflasi (INF), Non Perform Loan (NPL) investasi properti, serta total kredit properti (TKP). Metode yang digunakan adalah Vector Auto Regression (VAR) yang dikombinasikan dengan Vector Error Correction Model (VECM). Kedua metode tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan program Eviews 4.1 dan Microsoft Excel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 8 variabel yang digunakan dalam penelitian ini, 3 diantaranya berpengaruh secara signifikan terhadap investasi bisnis properti. Variabel-variabel tersebut adalah nilai kapitalisasi proyek properti, laju inflasi dan Non Perform Loan (NPL). Sementara variabel indeks harga saham gabungan, suku bunga SBI, pertumbuhan ekonomi, nilai tukar nominal dan total kredit properti tidak berpengaruh secara signifikan terhadap investasi bisnis properti. Dampak guncangan yang terjadi pada variabel makro hampir semua direspon negatif oleh bisnis properti kecuali guncangan yang terjadi terhadap pertumbuhan ekonomi, laju inflasi, total kredit properti serta nilai kapitalisasi proyek properti itu sendiri yang direspon positif. Sementara itu perekonomian nasional merespon fluktuatif guncangan yang terjadi pada bisnis properti. Penelitian ini hanya menganalisis dampak respon bisnis properti ketika terjadi guncangan ekonomi, tidak menganalisis sebelum terjadinya guncangan. Oleh karena itu, untuk penelitian selanjutnya disarankan menganalisis faktor-faktor yang dapat dijadikan sebagai leading indicator (indikator pendahulu) bagi bisnis properti. Dengan analisis tersebut diharapkan dapat diketahui faktor-faktor yang dapat dijadikan sebagai sinyal bagi perubahan-perubahan yang terjadi pada industri properti dimasa yang akan datang sehingga dapat diprediksi jika industri properti akan mengalami guncangan ataupun kejatuhan. Selanjutnya dapat dibentuk sistem peringatan dini (Early Warning System) bagi bisnis properti.