Show simple item record

dc.contributor.advisorGurnadi, R. Eddie
dc.contributor.advisorNuraini, Henny
dc.contributor.authorSuryati, Tuti
dc.date.accessioned2024-03-26T03:23:51Z
dc.date.available2024-03-26T03:23:51Z
dc.date.issued1996
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/143494
dc.description.abstractDaging selain dikenal sebagai bahan makanan yang memiliki nilai gizi dan palatabilitas yang tinggi, juga mengandung asam lemak jenuh yang tinggi. Sehingga daging dianggap sebagai salah satu penyebab timbulnya penyakit jantung dan pembu- luh darah. Masalah kandungan lemak jenuh inilah yang menjadi pertimbangan konsu- men dalam mengkonsumsi daging. Sehingga diperlukan suatu upaya untuk mempero- leh daging dengan asam lemak jenuh yang lebih rendah dan asam lemak tak jenuh yang lebih tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari komposisi asam lemak otot longis- simi thoracis et lumbarum (LTL) dan lemak pelvis kerbau, sapi Bali dan Peranakan Ongole (PO). Sampel daging dan lemak berasal dari otot LTL dan lemak pelvis ternak kerbau, sapi Bali dan PO yang sudah mengalami pergantian gigi seri seluruhnya (14). Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan acak lengkap dengan pola faktorial 2X3, yaitu faktor lokasi anatomi lemak (otot LTL dan lemak pelvis) dan spesies (kerbau, sapi Bali dan PO). Sampel jaringan diekstraksi dengan kloroform- metanol (2:1 v/v) untuk memisahkan lemak dari bahan non-lemak. Setelah dilakukan penyabunan pada ekstrak lemak, asam lemak bebas diesterifikasi dengan mengguna- kan BC13/MeOH. Kemudian asam lemak dideteksi dengan alat GLC (Gas Liquid Chromatography). Hasil penelitian menunjukkan bahwa spesies yang berbeda mempengaruhi komposisi asam lemak pada ternak. Hal ini ditunjukkan oleh kandungan asam lemak palmitat, linolenat, jumlah asam lemak jenuh (C16:0+ C18:0) dan jumlah asam lemak tak jenuh (C18:1 + C18:2 + C18:3) yang sangat berbeda nyata (P<0,01), juga kandungan asam stearat dan oleat yang berbeda nyata (P<0,05) pada tiap spe- sies. Tetapi asam linoleat pada tiap spesies tidak berbeda nyata. Pada penelitian ini jumlah asam palmitat, stearat dan oleat pada jaringan otot dan lemak kerbau, sapi Bali dan Peranakan Ongole sekitar 90% dari total ekstrak lemak. Asam stearat dan palmitat merupakan asam lemak yang paling banyak terdapat pada otot LTL dan lemak pelvis kerbau, sapi Bali dan PO, kemudian diikuti asam oleat, linoleat dan linolenat. Hal ini karena adanya proses hidrogenasi oleh mikroba, yang mengubah asam lemak tak jenuh pakan menjadi asam lemak jenuh. Penelusuran lebih lanjut dengan Uji Kuadrat Tengah Terkecil menunjukkan bahwa asam stearat otot LTL tidak berbeda nyata pada ketiga spesies, sedangkan pada lemak pelvis kandungan asam stearat kerbau lebih tinggi dari sapi Bali (P<0,05). Tetapi otot LTL sapi Bali mengandung asam palmitat yang lebih tinggi dari kerbau dan sapi sapi PO (P<0,01). Pada lemak pelvis asam palmitat sapi Bali lebih tinggi diban- ding sapi PO (P<0,01) dan kerbau (P<0,05). Otot LTL sapi PO mengandung asam oleat yang lebih tinggi dibandingkan sapi Bali (P<0,05). Sedangkan pada lemak pelvis kerbau kandungan asam oleat lebih tinggi dari sapi Bali (P<0,05). Lemak pelvis sapi PO mengandung asam linolenat yang lebih tinggi dibandingkan dengan sapi Bali (P<0,01)…dstid
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcAnimal Productionid
dc.subject.ddcCattleid
dc.titleKomposisi asam lemak otot Longissimi Thoracis et Lumbarum dan lemak Pelvis kerbau, sapi Bali dan peranakan ongole dewasaid
dc.typeUndergraduate Thesisid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record