Show simple item record

dc.contributor.advisorDarwati, Sri
dc.contributor.advisorMulyono, Rini Herlina
dc.contributor.authorSuprapti, Etik
dc.date.accessioned2024-03-22T02:27:38Z
dc.date.available2024-03-22T02:27:38Z
dc.date.issued2003
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/142945
dc.description.abstractPerkembangan peternakan merpati di Indonesia tidak semaju ternak unggas lainnya seperti ayam dan itik. Pada umumnya, pemeliharaan merpati dilakukan hanya untuk hobbi sedangkan untuk tujuan produksi daging masih awam. Pemeliharaan merpati sangat mudah dan masyarakat yang tinggal di daerah perkotaan atau yang mempunyai lahan sempit dapat memelihara merpati karena lahan yang diperlukan tidak luas. Squab adalah anak merpati di bawah umur empat minggu yang belum bisa terbang. Daging squab merupakan produk unggas yang special dan lezat. Hal ini dapat dijadikan kontribusi yang baik sebagai pendapatan keluarga dan sumber protein hewani. Merpati dapat dipelihara untuk tujuan pertunjukan, balap, peliharaan, produksi daging, penelitian dan pembibitan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui produktivitas burung merpati silangan Homer X King sebagai salah satu alternatif untuk memenuhi kebutuhan protein hewani. Penelitian ini dilakukan pada peternakan merpati silangan Homer X King di Kelurahan Rawasari dari bulan September Desember 2001. Data yang diperoleh merupakan data dari pengamatan langsung. Penelitian dilakukan untuk mengetahui produktivitas silangan Homer X King. Kandang merpati untuk produksi yang digunakan sebanyak 17 kandang dengan 17 pasang merpati silangan Homer X King. Analisis yang digunakan adalah analisis statistika deskriptif yaitu suatu analisa statistika yang memberikan gambaran tentang informasi data yang ada dengan tujuan agar data tersebut dapat dengan mudah dimengerti oleh semua orang. Berdasarkan analisis statistika didapat bahwa pada umur empat minggu rataan bobot badan squab mencapai 416,83 g. Keragaman bobot badan yang ditemukan pada masing-masing squab menunjukkan adanya pertambahan yang tidak seragam, tetapi semakin bertambah umur squab keragaman semakin menurun. Pertambahan bobot badan squab pada umur 1-3 minggu tinggi, umur 3-4 minggu mengalami penurunan. Hal ini diduga disebabkan adaptasi squab terhadap lingkungan dan serangan pigeon pox. Rataan bobot telur 20,16 g sudah seragam, sedangkan selang bertelur 34,3 hari dengan perhitungan menghasilkan squab sebanyak 14 ekor squab/tahun. Persentase daya tetas sebesar 82,35% dipengaruhi oleh faktor fisiologis dan manajemen. Pemotongan squah tidak dilakukan karena squab lebih diperuntukkan sebagai calon induk. Mortalitas pada squab hanya terjadi pada umur 0-1 minggu sebesar 9,7%, sedangkan pada induk mortalitas 0%. Serangan pigeon pox yang menyerang squab mulai umur dua minggu tidak mengakibatkan kematian squab. Warna bułu induk merpati lebih banyak berwarna putih, untuk mendapatkan squab dengan warna daging yang cerah, induk harus mempunyai warna bulu selain hitam dan biru....id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcAnimal Productionid
dc.subject.ddcpigeonid
dc.titleProduktifitas merpati silangan homer X king (Columba livia) di kelurahan rawasarikecamatan cempaka putih Jakarta pusatid
dc.typeUndergraduate Thesisid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record