Show simple item record

dc.contributor.authorNusantoro Hatasura, Indra
dc.date.accessioned2010-05-06T12:53:56Z
dc.date.available2010-05-06T12:53:56Z
dc.date.issued2004
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/14232
dc.description.abstractPenyu hijau (Chelonia mydas) merupakan salah satu dari 7 jenis penyu yang ada di dunia. Penyu ini mengalami eksploitasi yang paling intensif dan pada saat ini tergolong pada jenis hewan yang telah terancam punah. Pengetahuan tentang aspek biologi, ekologi dan sosial ekonomi yang berhubungan dengan penyu ini sangat penting dilakukan dalam rangka pengelolaan dan pelestarian penyu, serta untuk memperoleh input data ilmiah yang relevan dan akurat. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan mengetahui jenis pasir terbaik yang dapat digunakan sebagai media sarang penyu hijau (Chelonia mydas)melalui penetasan semi alami. Hasil penelitian dimanfaatkan sebagai dasar pertimbangan penggunaan jenis pasir sarang pada penetasan semi alami. Penelitian dilakukan dalam dua tahap. Penelitian lapang tentang penetasan telur penyu hijau secara semi alami, dengan menggunakan dua jenis pasir yang berbeda sebagai media (Pangumbahan (P) sebagai kontrol dan Sukawayana (S) sebagai percobaan) dilakukan dari tanggal 12 Pebruari 2003 sampai 18 April 2003 di Pangumbahan. Faktor-faktor yang dicatat selama di lapang meliputi data curah hujan (1 x sehari), suhu (udara, kedalaman 1 cm, 20 cm dan 50 cm di kedua jenis sarang -pada pukul 06.00, 14.00 dan 22.00), dan keberhasilan penetasan telur. Sampel kadar air sarang diambil 1 x sehari pada kedalaman 35 cm. Penelitian laboraturium yang meliputi kadar air sarang, tekstur pasir, mineral pasir, dan pH pasir dilakukan dari tanggal 23 April 2003 sampai 27 Mei 2003 di Laboratorium Genesis Klasifikasi dan Mineralogi Tanah, Jurusan Ilmu Tanah Fakultas Pertanian institut Pertanian Bogor. Pembahasan permasalahan yang dilakukan adalah dengan menggunakan analisis deskri~tif dan uii statistik untuk melihat keberhasilan oenetasan telur di media ~ a s i r Sukawayana, dengan rancangan acak kelompok (2 perlakuan dan 3 kelompok). Untuk membandingkan hasil antara kontrol dan percobaan, dilakukan uji nilai tengah. Hasil pengamatan mengenai hasil curah hujan dan kada; air pasir menghasilkan data-data sebagai berikut. Nilai rata-rata curah hujan harian yang dihitung dari rasio total curah hujan bulanan dengan jumlah frekuensi hari hujan menunjukkan bahwa pada bulan Pebruari, Maret dan April 2003 secara berurutan adalah sebesar 39,36 mm (1 - 82 mm), 21,15 mm (0 - lOl mm)dan 15,17mm(O-40mm). Nilai rata-rata kadar air adalah 1,9753% (P) dan 2,7234% (S). Kisaran kadar air antara 0,8083-4,0777% (P) dan 0,9087-5,5113% (S), selisih antara nilai maksimum dan minimum 3,2694% (P) dan 4,6026% (S) dan simpangan bakunya sebesar 0,7529% (P) dan 0,9737% (S). Terdapat hubungan yang erat dan bernilai positif antara curah hujan dan kadar air sarang di S (korelasi =0,589). Untuk P, hubungannya kurang erat dan bernilai positif (korelasi = 0,280). Diduga tekstur pasir dan adanya bahan organik pada pasir berpengaruh pada nilai kadar air sarang. Suhu pada kedalaman 1 cm tidak dapat dipakai sebagai kedalaman sarang, karena nilai rata-rata dan fluktuasi suhunya yang terlalu besar 40,32 * 7,17 OC (P) dan 43,33 * 9,02 'C (S). Untuk kedalaman 20 cm, nilai rata-rata suhu dan fluktuasi di S lebih besar daripada P. Hasil serupa juga didapatkan dari kedalaman 50 cm. Didukung data mineral pasir, didapatkan bahwa pasir Sukawayana merupakan konduktor panas yang lebih baik daripada pasir Pangumbahan. Uji statistik rancangan acak kelompok (2 perlakuan dan 3 kelompok) pada sarang dengan media pasir Sukawayana mendapatkan bahwa pada pada nilai kepercayaan 75% bahwa tahapan memasukkan telur berpengaruh pada persentase keberhasilan penetasan, sedangkan dari perlakuan kedalaman (20 cm dan 50 cm) tidak tampak adanya perbedaan. Ada dugaan dari percobaan ini bahwa menebal & mengerasnya cangkang telur berpengaruh terhadap keberhasilan penetasan. Hasil dari penetasan telur pada kedua jenis pasir pada kedalaman 20 cm adalah 96% (P) dan 47,33% (S). Pada kedalaman 50 c:n hasil dari penetasan telur adalah 100% (P) dan 56% (S). Uji statistik dengan uji nilai tengah mendapatkan bahwa pada nilai kepercayaan 90% persentase keberhasilan penetasan telur penyu hijau dengan menggunakan pasir Pangumbahan lebih baik daripada pasir Sukawayana. Kegagalan penetasan telur umumnya terjadi pada saat periode teimcsensitif berlangsung, dimana fluktuasi suhu dan kadar air sarang sangat berpengaruh terhadap perkembangan janin di dalam telur. Perubahan musim, yang oleh penduduk sering disebut musim angin barat menuju keadaan cerah berpengaruh pada fluktuasi suhu dan kadar air itu.id
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)
dc.titlePengaruh Karakteristik Media Pasir Sarang terhadap Keberhasilan Penetasan Telur Penyu Hijau (Chelonia mydas)id


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record