Show simple item record

dc.contributor.advisorRahayu, Sri
dc.contributor.advisorKarminarsih, Emi
dc.contributor.authorHapsari, Arinta
dc.date.accessioned2024-02-23T07:08:38Z
dc.date.available2024-02-23T07:08:38Z
dc.date.issued2003
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/139789
dc.description.abstractKecamatan Cibinong adalah sebuah daerah yang berada di sebelah Utara Kota Bogor. Kecamatan Cibinong merupakan salah satu dari 35 kecamatan yang ada di Kabupaten Bogor dan juga mempunyai status sebagai ibukota Kabupaten Bogor, sehingga memiliki perkembangan pembangunan yang pesat. Pembangunan yang sangat pesat ini akan menimbulkan perubahan pada penutupan lahan dengan sangat pesat pula. Menurut Jaya (1997), untuk kegiatan monitoring perubahan penutupan lahan untuk skala regional dan global, data satelit adalah sarana yang sangat potensial. Penginderaan jauh sistem satelit mampu melakukan pemantauan secara periodik, karena perekaman data dilakukan secara berulang pada lokasi yang sama dengan interval waktu yang relatif singkat. Sehingga penggunaan data citra satelit yang multiwaktu akan memberikan informasi mengenai perubahan-perubahan yang terjadi. Dalam penelitian ini digunakan data citra satelit dari Landsat TM (Thematic Mapper) dan ETM+(Enhanced Thematic Mapper). Data citra satelit dijital yang digunakan adalah citra Landsat TM (Tematic Mapper) tahun 1991, 1998 dan citra Landsat ETM+ (Enhanced Tematic Mapper plus) tahun 2000, penelitian ini mencoba untuk melakukan analisis perubahan penutupan lahan dengan menggunakan metode post classification comparison. Sebelum citra tersebut dianalisis, terlebih dahulu dilakukan pemotongan citra, hal ini dilakukan untuk memfokuskan pada daerah yang akan diteliti, yaitu Kecamatan Cibinong Kemudian untuk mengurangi distorsi geometrik dan radiometrik dilakukan koreksi geometrik dan radiometrik. Agar memudahkan dalam analisis visual, maka citra dibuat menjadi citra komposit. Pembuatan citra komposit dilakukan dengan bantuan perhitungan OIF (Optimum Index Factor). Dari hasil perhitungan didapatkan kombinasi band 7-4-1 merupakan kombinasi dengan nilai OIF tertinggi, yang berarti bahwa informasi yang disajikan dengan menggunakan kombinasi ini, merupakan informasi yang terbaik. Berdasarkan hasil survey lapang didapatkan 8 kelas penutupan lahan, yaitu pemukiman, industri, kebun, ladang, lahan basah, padang rumput, tanah kosong dan badan air. Selain itu terdapat juga 6 kelas penutupan lahan tambahan, yang diakibatkan dari kondisi citranya yaitu, awan, kabut, bayangan awan, pemukiman tertutup kabut, kebun tertutup kabut dan lahan basah tertutup kabut. Hasil dari survey lapang tersebut juga digunakan untuk menentukan area contoh dalam proses klasifikasi, selain itu digunakan juga peta Rupabumi Kecamatan Cibinong skala 1:25.000. Metode yang digunakan dalam klasifikasi ini adalah maximum likelihood. Dari hasil klasifikasi dapat dilihat bahwa untuk tahun 1991 kelas penutupan lahan yang paling dominan adalah kebun, yaitu seluas 4861,08 Ha atau 42,969 % dari luas totalnya. Begitu juga dengan tahun 1998, kebun adalah kelas penutupan lahan yang paling dominan, yaitu seluas 6606,03 Ha atau 58,395 % dari luas totalnya. Sedangkan untuk tahun 2000, kelas penutupan yang paling dominan adalah pemukiman, yaitu dengan seluas 3748,14 Ha atau 33,133%, luas ini didapatkan dengan menjumlahkan luas dari pemukiman dan juga pemukiman yang tertutup kabut. ...id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcForest managementid
dc.subject.ddcLand coverid
dc.titleAplikasi teknologi penginderaan jauh dan sistem informasi geografis dalam monitoring perubahan penutupan lahan di kecamatan Cibinong dan sekitarnya, kabupaten Bogorid
dc.typeUndergraduate Thesisid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record