Show simple item record

dc.contributor.advisorBrotosunaryo, Otto A.S.
dc.contributor.authorSilaban, Togu Tonny Bangun
dc.date.accessioned2024-02-21T08:43:04Z
dc.date.available2024-02-21T08:43:04Z
dc.date.issued1990
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/139486
dc.description.abstractPraktek lapang ini dilakukan di Kecamatan Leuwiliang dengan mengambil 3 desa sampel, yaitu Desa Karyasari, Desa Puraseda dan Desa Purasari. Tataniaga cengkeh rakyat di- pelajari, mengingat pentingnya peranan dan kedudukan ceng- keh dalam perekonomian. Hingga saat ini, Indonesia masih mengimpor cengkeh dari luar negeri, karena produksi dalam negeri tidak cukup untuk memenuhi permintaan akan cengkeh. Namun demikian, harga cengkeh dalam negeri masih cukup rendah dibanding harga dasar yang ditetapkan oleh pemerintah. Dengan semakin efisiennya tataniaga dan semakin membaiknya harga yang diterima oleh petani, diharapkan produksi cengkeh akan meningkat, sehingga pengeluaran devisa negara un- tuk cengkeh dapat ditekan serendah-rendahnya. Usaha-usaha pemerintah dalam meningkatkan produksi dan produktivitas cengkeh, diantaranya adalah: intensifikasi, peremajaan tanaman, ekstensifikasi dan rehabilitasi. Dalam mengatasi keterbatasan modal petani, pemerintah telah me- nyalurkan sarana kredit berupa Kredit Modal Kerja Permanen (KMKP) yang dikelola langsung oleh Unit Pelaksana Proyek Intensifikasi Cengkeh (UPP-IC) bekerjasama dengan Bank Rak- yat Indonesia (BRI). Usaha untuk memperbaiki sistem tataniaga produksi... cengkeh dalam negeri, pemerintah telah mengeluarkan Surat Kepres RI No.8/1980 dan SK Mendagkop No. 159/1983. Isi surat itu mengatakan bahwa Koperasi Unit Desa ditunjuk se- bagai lembaga utama yang menampung dan membeli hasil ceng- keh petani. Harga dasar ditetapkan sebesar Rp 7.500/kg cengkeh kering dengan kadar air 10 persen dan kadar kotoran 5 persen. Kriteria yang digunakan sebagai alat analisa tingkat efisiensi tataniaga adalah : (1) nilai farmer's share, (2) biaya tataniaga, marjin keuntungan tataniaga dan (4) rasio antara marjin keuntungan tataniaga dengan biaya tataniaga. Ke empat kriteria di atas digunakan untuk memperbandingkan setiap saluran tataniaga untuk jenis, kualitas dan konsumen akhir cengkeh yang sama. Pembelian dan penjualan cengkeh di Kecamatan Leuwili- ang terdiri dari pembelian dan penjualan cengkeh basah dan pembelian dan penjualan cengkeh kering. Lembaga yang ter- kait dalam tataniaga cengkeh ini adalah Pedagang Pengumpul Desa/Tengkulak (PPD/T) dan Pedagang Pengumpul Kecamatan (PPK). Konsumen akhir yang utama adalah agen pabrik rokok kretek (APRK) yang berdomisili di Kabupaten Bogor…dstid
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcAnalisa marjin dan efisiensi tataniaga cengkeh rakyat$bstudi kasus di Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor, Jawa Baratid
dc.titleAnalisa marjin dan efisiensi tataniaga cengkeh rakyat : studi kasus di Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor, Jawa Baratid
dc.typeUndergraduate Thesisid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record