Show simple item record

dc.contributor.advisorHartoyo, Sri
dc.contributor.authorPurbahayati, Radia
dc.date.accessioned2024-02-21T03:33:01Z
dc.date.available2024-02-21T03:33:01Z
dc.date.issued2006
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/139394
dc.description.abstractIndonesia merupakan negara perekonomian terbuka yang sangat dipengaruhi oleh perekonomian dunia. Hal ini menjadikan nilai tukar dan sistem nilai tukar yang diadopsinya menentukan peranan penting dalam penyesuaian nilai mata uang suatu negara dan perekonomiannya. Terjadinya currency turmoil di Thailand pada pertengahan tahun 1997 ternyata mengakibatkan penularan (contagion effect) pada perekonomian Indonesia. Dampak yang dirasakan akibat penularan tersebut adalah nilai mata uang Rupiah mendapat tekanan yang bersifat depresiatif mulai pertengahan tahun 1997 dan menimbulkan krisis mata uang Rupiah yang sangat hebat. Puncak krisis mata uang Rupiah terjadi pada pertengahan tahun 1998 yang ditandai dengan terdepresiasinya mata uang Rupiah hingga mencapai Rp 14.900 per Dollar AS. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan. Permasalahan pertama adalah faktor-faktor apakah yang menyebabkan terjadinya krisis mata uang Rupiah? Kedua, bagaimana pengaruh faktor-faktor tersebut dalam menyebabkan terjadinya krisis mata uang Rupiah menurut kriteria ekonomi? Penelitian ini menganalisis faktor-faktor penyebab krisis mata uang Rupiah serta menganalisis pengaruh faktor-faktor tersebut menurut kriteria ekonomi. Model yang digunakan adalah model persamaan regresi logistik. Hasil observasi selama periode bulan Maret tahun 1994 hingga bulan Desember tahun 2004. menunjukkan bahwa variabel ekspor. impor. pertumbuhan jumlah uang beredar. laju inflasi, pertumbuhan pendapatan nasional dan pertumbuhan total pinjaman eksternal merupakan faktor-faktor penyebab terjadinya krisis mata uang Rupian. Variabel-variabel tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap peluang terjadinya krisis mata uang Rupiah. Variabel impor, pertumbuhan jumlah uang beredar, laju inflasi dan pertumbuhan total pinjaman eksternal berpengaruh secara positif terhadap peluang terjadinya krisis mata uang Rupiah, sedangkan variabel ekspor dan pertumbuhan pendapatan nasional berpengaruh negatif terhadap peluang terjadinya krisis mata uang Rupiah. Berdasarkan karakteristik hasil penelitian, peningkatan pendapatan nasional melalui peningkatan produktivitas, peningkatan ekspor melalui peningkatan kualitas komoditas ekspor dan perluasan pemasaran serta penurunan impor melalui hambatan perdagangan dan substitusi impor dapat menurunkan peluang terjadinya krisis mata uang Rupiah. Selain itu, dapat dilakukan pengalihan arah kebijakan sistem nilai tukar yang diadopsi dengan kembali pada sistem nilai tukar tetap, dimana cadangan devisa yang digunakan untuk menjamin kestabilan Rupiah dapat diperoleh dengan memanfaatkan fasilitas Contingent Credit Line (CCL) dari IMF.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcKrisis mata uang rupiahid
dc.titleAnalisis faktor-faktor penyebab krisis mata uang rupiahid
dc.typeUndergraduate Thesisid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record