Show simple item record

dc.contributor.advisorDahlan, Endes N.
dc.contributor.advisorManan, Syafii
dc.contributor.authorMukadi, Ade
dc.date.accessioned2024-02-20T08:18:52Z
dc.date.available2024-02-20T08:18:52Z
dc.date.issued1992
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/139259
dc.description.abstractTerjadinya penurunan kualitas lingkungan, banyak terjadi di kota-kota besar Wilayah kodya Cire- bon, yang merupakan wilayah yang cukup pesat pembangunan industrinya, juga tidak mustahil akan timbul masalah lingkungan seperti timbulnya pencemaran. Hal tersebut akan cukup mengganggu kenyamanan hidup masyarakat. Di samping itu sebagai kota pantai, wilayah kodya Cirebon cukup besar kemungkinannya terancam oleh adanya bahaya intrusi air laut. Adanya disebabkan ancaman intrusi air laut tersebut diantaranya oleh semakin menyusutnya luasan hutan bakau atau vegetasi pantai dan juga meningkatnya eksploitasi air tanah oleh perusahaan air minum sebagai pemenuhan kebu- tuhan air bersih, sehingga menurunnya debit air tanah. Menurunnya debit air tanah tersebut tidak diimbangi dengan perluasan hutan kota karena lahan kota cenderung menyempit akibat dari pemukiman dan bangunan lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sampai sejauh mana bahaya intrusi air laut menyusup ke daratan. Sedangkan manfaat yang diambil dari penelitian adalah dapat memberikan landasan untuk pengembangan hutan kota di kodya Cirebon dengan menunjukkan luasan optimal hutan kota yang akaan dibangun. Metode yang dilakukan pada penelitian ini adalah dingan cara membuat zonasi salinitas. Daerah yang diuji dimulai dari sepanjang pantai sampai pengujian kadar salinitas air sumur mencapai tawar. Di samping uji kadar salinitas juga dilakukan kedalamannya. Air sumur yang diuji adalah air sumur yang bebas tercemar sedangkan jarak antar zonasi adalah 250 meter. Dari hasil penelitian yang telah diperoleh, daerah yang terintrusi air laut adalah daerah sepanjang kurang lebih 0,75-1 Km dari garis pantai dengan ketinggian sali- nitas rata-rata adalah 1,70/00 sedangkan yang terendah adalah 0,5 °/00 Batas daerah yang tertintrusi adalah RW 12 dan RW 16 Pegambiran, Jagasatru, Jl. Pekawatan Pulasaren, Jl. Per- taitan Pekalipan, Jl. KBN Pekalangan, Kejaksan, dan Jl. Pancuran Sukapura. Sedangkan kebutuhan luasan optimal hutan kota pada tahun 1991 adalah sebesar 715 ha (19,1 % dari luas wilayah kodya Cirebon) dan diperkirakan pada tahun 2000 sebesar 994 ha…dstid
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcStudi kadar salinitas air sumur di wilayah kotamadya Cirebon sebagai dasar pengembangan hutan kotaid
dc.titleStudi kadar salinitas air sumur di wilayah kotamadya Cirebon sebagai dasar pengembangan hutan kotaid
dc.typeUndergraduate Thesisid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record