Show simple item record

dc.contributor.advisorAgusta, Ivanovich
dc.contributor.authorHarmita, Dini
dc.date.accessioned2024-02-02T02:15:12Z
dc.date.available2024-02-02T02:15:12Z
dc.date.issued2006
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/137291
dc.description.abstractTulisan ini hendak memahami dan mengkritik teori Pierre Bourdieu dengan mengaitkan konsep dan praktek lapangan. Beberapa konsep yang hendak dikritisi tersebut di antaranya modal, ranah, habitus dan aksi atau praksis dalam kemiskinan perempuan Sunda sebagai petani gurem. Modal sosial adalah konsep yang dicoba untuk dipahami dan dikritisi secara mendalam dalam tulisan ini. Bourdieu (1983) membagi modal menjadi modal ekonomi, sosial dan kultural. Modal ekonomi direpresentasikan dalam bentuk hak kepemilikan, modal sosial direpresentasikan dalam bentuk keuntungan yang diperoleh dari proses perrtukaran pengetahuan dan 'kenalan dalam jaringan, sementara itu modal kultural atau budaya direpresentasikan dalam bentuk kualifikasi pendidikan. Sementara itu, Haryatmoko (2003) membagi modal yang didefinisikan Bourdieu menjadi modal ekonomi, sosial, budaya dan simbolik. Bourdieu (1979) dalam Haryatmoko (2003) mendefinisikan modal sebagai hubungan sosial, artinya suatu energi sosial yang hanya ada dan membuahkan hasil-hasil dalam arena perjuangan dimana ia memproduksi dan mereproduksi. Modal simbolik tidak lepas dari kekuasaan simbolik, yaitu kekuasaan yang memungkinkan untuk mendapatkan kesetaraan dengan apa yang diperoleh melalui kekuasaan fisik dan ekonomi, berkat akibat khusus suatu mobilisasi. Modal simbolik bisa berupa kantor yang luas di daerah mahal, mobil dengan sopirnya, gelar pendidikan yang dicantumkan di kartu nama, cara bagaimana membuat tamu menanti serta cara mengafirmasi otoritasnya. Habitus lahir atas dasar keyakinan dan kepercayaan untuk saling berintegrasi dan saling memiliki dalam rangka membangun homogenitas didalam heterogenitas. Bourdieu dalam Antariksa (2000) dengan paradigma sosiologinya merumuskan hubungan antara habitus, modal, ranah dan praktik. Yamin (2005) mendefinisikan ranah sebagai satu tempat untuk menerapkan modal dari seseorang untuk bisa diasosiasikan dengan habitus. Sementara itu Rusdiarti (2003) menyatakan bahwa praktik merupakan salah satu konsep utama pilihan Bourdieu dalam Teori Praktik untuk melepaskan diri dari oposisi klasik subjektivisme dan objektivisme, disamping habitus, arena (ranah) dan modal (kapital). Priyono (2006) menyebutkan bahwa kinerja ekonomi pasar sebagai praktik sosial dikawal dengan seperangkat aturan yang membuat relasi antara modal dan manusia tidak selalu berakhir dengan subordinasi manusia pada capital yang diringi dengan neoliberalisme. Seperti tata ekonomi seabad lalu, neoliberalisme berisi kecenderungan lepasnya kinerja modal dari kawalan, tetapi dalam bentuk lebih ekstrim. Neoliberalisme adalah eksploitasi kapitalisme tanpa batas. Dalam kaitannya dengan kapitalisme, Fukuyama (1999) menyatakan bahwa kemajuan kapitalisme merusak pertukaran moral pada manusia, la membagi dua pertukaran dalam kehidupan manusia, yaitu ekonomi dan moral. Masalah pada kapitalisme yang semakin dinamis adalah teknologi dan perubahannya yang merusak kreatifitas sehingga mengubah makna pertukaran pada manusia. Jika modal sosial adalah milik individu (bukan masyarakat) dengan eksternalitas (sampingan yang dapat berpengaruh untuk masyarakat) maka pasar bebas menghasilkan modal sosial setiap waktu. Neoliberalisme menyembunyikan dampak jangka panjang yang menakutkan dan disembunyikan justru oleh perlawanan- perlawanan yang dibangkitkannya. Modal sosial yang bila tidak diperbarui, atau direproduksi, akan hancur, namun belum akan layu besok. Bourdieu (1998) pun menyatakan bahwa salah satu visible effect dari neoliberalisme adalah kemiskinan. Penelitian ini bermaksud memahami modal sosial perempuan Sunda sebagai petani gurem dalam kemiskinan. ...id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcKemiskinanid
dc.titleModal sosial perempuan sunda sebagai petani gurem dalam kemiskinan: kasus kolektif kampung Citalahab Sentral, Desa Malasari, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor dan Kampung Ciptagelar, DEsa Simaresmi, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumiid
dc.typeUndergraduate Thesisid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record