Show simple item record

dc.contributor.advisorKrisanti, Majariana
dc.contributor.advisorSjafrie, Nurul Dhewani Mirah
dc.contributor.authorKusuma, Almira Nadia
dc.date.accessioned2024-01-18T23:47:53Z
dc.date.available2024-01-18T23:47:53Z
dc.date.issued2024
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/135182
dc.description.abstractRaja Ampat yang terletak di Segitiga Terumbu Karang, terkenal dengan keanekaragaman hayati lautnya yang beragam. Tiga ekosistem pesisir seperti mangrove, lamun dan terumbu karang ditemukan di perairan Kepulauan Raja Ampat. Ketiga ekosistem pesisir tersebut penting bagi masyarakat setempat. Namun aktivitas pembangunan dan pemanfaatan secara intensif dapat mengakibatkan kualitas dan kuantitas ekosistem menurun. Oleh karena itu, pengelolaan ekosistem pesisir yang kritis dengan pendekatan rehabilitasi berbasis masyarakat menjadi penting. Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi keberhasilan rehabilitasi berbasis Masyarakat yang dilakukan di Kampung Yensawai, Raja Ampat. Penelitian dilakukan pada bulan September-Desember 2021 di Kampung Yensawai, Kabupaten Raja Ampat. Kegiatan yang dilakukan meliputi pengamatan dalam aspek ekologi, sosial ekonomi, dan kelembagaan dalam kegiatan rehabilitasi mangrove, lamun, dan karang. Selanjutnya, dilakukan evaluasi keberhasilan rehabilitasi dari ketiga aspek tersebut. Hasil penelitian menunjukkan tingkat kelangsungan hidup mangrove pada metode korbon pancang sebesar 86,73% dan pada metode rumpun berjarak 78%. Laju pertumbuhan mangrove sebesar 1,64 cm/hari untuk metode korbon pancang dan 0,69 cm/hari untuk metode rumpun berjarak. Hasil analisis tingkat kelangsungan hidup lamun menunjukkan bahwa lamun yang ditanam menggunakan metode sprig anchored memiliki tingkat kelangsungan hidup sebesar 61,15% dan untuk metode timbun sedimen sebesar 81,08% dengan laju pertumbuhan pada masing-masing metode sebesar 0,37 cm/hari dan 0,08 cm/hari. Selanjutnya, hasil analisis tingkat kelangsungan hidup fragmen karang pada metode PVC sebesar 81% dan pada metode rangka besi sebesar 90% dengan tingkat pertumbuhan sebesar 0,65 mm/hari untuk rak PVC dan 0,66 mm/hari untuk media rak besi. Kualitas perairan pada masing-masing ekosistem masih sesuai dengan standar baku mutu. Hasil wawancara masyarakat Yensawai menunjukkan lebih dari 60% dari mereka memahami tentang ekosistem serta upaya pengelolaannya, dan bersedia secara sukarela terlibat dalam program rehabilitasi. Sebelum kegiatan rehabilitasi belum ada lembaga dan regulasi yang khusus terkait pengelolaan pesisir dan laut, namun masyarakat bersedia membentuk kelompok konservasi dan merumuskan peraturan kampung untuk mengatur pengelolaan ekosistem pesisir. Program rehabilitasi ekosistem pesisir berbasis masyarakat di Kampung Yensawai terbukti berhasil dengan tingkat keberhasilan mencapai 96,6%, menunjukkan potensi pentingnya melibatkan masyarakat dalam proses rehabilitasi untuk menjaga dan memulihkan ekosistem pesisir yang rentan.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.titleModel Evaluasi Keberhasilan Rehabilitasi Ekosistem Pesisir Berbasis Masyarakat (Studi Kasus: Kampung Yensawai Barat Kabupaten Raja Ampat)id
dc.title.alternativeEvaluation Model of the Success of Community-Based Coastal Ecosystem Rehabilitation (Case Study: Yensawai Barat Village, Raja Ampat Regency)id
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordCoralid
dc.subject.keywordSeagrassid
dc.subject.keywordMangroveid
dc.subject.keywordCommunityid
dc.subject.keywordRaja Ampatid
dc.subject.keywordRehabilitationid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record