Rantai Pasok Beras FS Jasmine PT Food Station Tjipinang Jaya

Abstract

Ketahanan pangan di Indonesia selalu dikaitkan dengan ketersediaan bahan pokok pada beras yang merupakan makanan pokok masyarakat Indonesia, sehingga komoditas ini menjadi perhatian yang sangat serius dari pemerintah. Provinsi DKI Jakarta menjadi salah satu provinsi dengan kondisi defisit pada komoditas beras karena DKI Jakarta tidak memiliki luas lahan dan produksi beras yang mencukupi, sehingga kebutuhan beras didapatkan dari berbagai wilayah lain sentra produksi di Indonesia seperti Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Lampung, dan Sulawesi Selatan. PT Food Station memiliki tugas pokok utama yaitu menjaga ketersediaan dan keterjangkauan harga beras di DKI Jakarta. Bisnis logistik yang dijalankan tidak hanya untuk mendapatkan keuntungan, melainkan untuk dapat memenuhi kebutuhan masyarakat DKI Jakarta serta dapat menjaga kestabilan stok, supply, dan harga guna menunjang ketahanan pangan nasional. PT Food Station merupakan perusahaan yang menjadikan beras premium sebagai komoditas utama. Rantai pasok beras memiliki tujuan untuk memenuhi permintaan dan kepuasan konsumen, yang dapat diukur melalui aspek kuantitas, kualitas, dan kontinuitas barang. Pada tahun 2021 perusahaan memiliki mitra kerjasama yaitu Koperasi Malai Padi, CV Sandy Jaya dan Kelompok Tani Mulus di Kabupaten Indramayu. Tujuan penelitian ini adalah (1) menganalisis rantai pasok beras FS Jasmine produk PT Food Station yang didapatkan dari mitra kerja di Kabupaten Indramayu dengan pendekatan Food Supply Chain Network (FSCN); (2) mengukur kinerja rantai pasok beras FS Jasmine produk PT Food Station dengan pendekatan Supply Chain Operation Reference (SCOR); dan (3) menganalisis efisiensi kinerja rantai pasok PT Food Station di tingkat petani mitra dengan pendekatan Data Envelopment Analysis (DEA). Penelitian dilakukan di Kabupaten Indramayu sebagai sentra produksi padi Bawor 9 yang merupakan bahan baku beras FS Jasmine dengan rentang waktu penelitian yaitu September 2021 sampai September 2023, dan pengambilan data dilakukan pada periode tahun 2021. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif untuk mengolah data primer dan sekunder. Data kualitatif dilakukan dengan cara deskriptif dengan menggunakan kerangka Food Supply Chain Networks (FSCN). Selanjutnya metode kuantitatif dilakukan untuk dapat memperhitungkan kinerja rantai pasok dengan menggunakan metode pada indikator kinerja matriks SCOR (Supply Chain Operations Reference) dan Data Envelopment Analysis (DEA). Pengukuran DEA dilakukan dengan menggunakan model VRS (Variable Return to Scale). Penentuan sampel responden dilakukan secara purposive sampling dengan melibatkan 69 petani responden yang berasal dari tiga kelompok tani, sehingga masing-masing kelompok tani diwakilkan oleh 23 petani responden.

Food security in Indonesia is always associated with the availability of rice, which is the staple food of the Indonesian people, so this commodity is became the main concern for the government. DKI Jakarta Provinces is one of the provinces with a rice deficit because DKI Jakarta does not have sufficient land area for rice production, so the country's rice needs are sourced from various other production centers in Indonesia, such as West Java, Central Java, East Java, Lampung, and South Sulawesi. PT Food Station has the main task of maintaining the availability and affordability of rice in DKI Jakarta. The logistics business that is run is not only for profit but also to be able to meet the needs of the people of DKI Jakarta and to maintain stock, supply, and price stability to support national food security. PT Food Station is a company that makes premium rice its main commodity. The rice supply chain has the goal of fulfilling consumer demand and satisfaction, which can be measured through the aspects of quantity, quality, and continuity of goods. In 2021, the company started cooperation partners, namely the Malai Padi, CV Sandy Jaya, and Tani Mulus Farmer Group in Indramayu Regency. This study aimed to (1) analyze the supply chain of FS Jasmine rice produced by PT Food Station using Food Supply Chain Network (FSCN); (2) measure the supply chain performance of FS Jasmine rice products of PT Food Station using Supply Chain Operation Reference (SCOR); and (3) analyze the efficiency of PT Food Station's partner supply chain performance using Data Envelopment Analysis (DEA). The research was conducted in Indramayu Regency as the center of Bawor 9 rice production which is the raw material for FS Jasmine rice with a research period of September 2021 to September 2023, and data collection was carried out in November 2021. In this study, descriptive, qualitative, and quantitative analysis were used to process primary and secondary data. Qualitative data was carried out in a descriptive way using the Food Supply Chain Networks (FSCN) framework. Furthermore, quantitative methods are carried out to be able to take supply chain performance into account by using methods for SCOR (Supply Chain Operations Reference) and Data Envelopment Analysis (DEA) metric performance indicators. DEA measurements were carried out using the VRS (variable return to scale) model, and calculations were carried out with an input and output orientation for partner farmer groups. Purposive sampling involved 69 respondent farmers from three farmer groups, so that each farmer group was represented by 23 respondent farmers.